Petualangan Cinta Dokter Muda

Bab 10 Identitas Arya Terungkap

Uang kompensasi dari Jaili masih tergeletak di tanah, Arya mengambil saputangan dari saku celananya, kemudian mengambil uang itu dengan sapu tangan.

Mata Arya sedikit menyala keemasan, dia barusan mengaktifkan mata emas dan melihat uang ini karena merasa ganjil.

"Rayi, sepertinya uang ini bermasalah"

Ranggalawe melihat uang yang di pegang Arya, lalu dia mengambil senter kecil dari saku bajunya.

Senter kecil itu menggelengkan lampu UVB yang mengeluarkan cahaya ultraviolet, sehingga bisa membedakan mana uang asli dan mana uang palsu.

Setelah menyalakan senter dan mengarahkan ke arah uang yang dipegang oleh Arya, ya itu benar benar janggal.

Tidak ada tanda air di uang tersebut, yang menandakan uang itu palsu.

"Astaga, ini benar benar uang palsu"

Ranggalawe mengambil alat komunikasi, sebelum itu dia bertanya "Kakang apakah kamu tahu mobil yang di Kendari si Jaili itu mobil apa ? dan plat nomor mobil nya berapa?"

Arya menggelengkan kepalanya, dia tidak memperhatikan merk mobil dan plat nomor, dia tadi pura pura pingsan sehingga tidak memperhatikan itu.

Eriska berkata "Aku ingat, dia menggunakan mobil Farezo Sport, dengan plat nomor Babi"

Ranggalawe mendongak "Apa ? plat nomor Babi, mana ada !"

Eriska menepuk jidatnya "Oh maaf, maksud ku plat nomornya B 48 Y, aku hanya membacanya menjadi Babi"

"Oh baiklah kalau begitu"

Ranggalawe langsung menyalakan alat komunikasi setelah pemberitahuan dari Eriska.

"Kepada seluruh unit yang sedang berjaga, Kalau ada mobil Farezo Sport dengan plat nomor B 48 Y, hentikan segera, dia berkendara dalam keadaan mabuk dan membawa uang palsu di dalam mobilnya"

Beberapa orang yang mendengar informasi itu membalas "Siap kapten"

"Laksanakan kapten"

Tidak butuh waktu lama Jaili tertangkap karena mobilnya menabrak tiang telpon.

Dia di tangkap dalam keadaan yang aneh, tubuhnya penuh dengan cakaran, bajunya sobek dan bahkan dia seperti orang gila.

Jaili berteriak "Semut.... Semut.... Kenapa banyak semut yang mengerumuni ku"

Bukan hanya Jaili Rudi pun melakukan hal yang sama, dia berteriak histeris sambil menepuk tepuk pakaiannya dan sesekali dia menggaruk badannya yang terasa gatal.

Efek dari racun jarum assura yang di lemparkan Eriska sekarang bereaksi, dan itu akan terjadi selama 3 hari.

Di tempat Arya sendiri dia sedang mengobrol dengan Ranggalawe, kemudian alat komunikasi milik Ranggalawe berbunyi.

Ranggalawe menyalakan alat komunikasi tersebut untuk menerima panggilan.

Lapor kapten "Jaili sudah kami amankan, tetapi dia dalam keadaan aneh, sekujur tubuhnya di penuhi cakaran, dan dia berteriak serta meronta, seakan akan tubuhnya di kerubuni semut dan tangannya terus menggaruk"

Alat komunikasi itu menangkap laporan yang lainnya "Lapor kapten, Petugas Rudi dia seperti orang gila, tangannya terus menggaruk badannya sendiri sambil berteriak semut"

Mendengar 2 laporan itu Ranggalawe melirik ke arah Arya "Kakang apa kamu yang melakukanya?"

Arya mengangkat bahunya "Bukan aku !"

Kemudian dia berbalik ke arah Eriska "Apakah kamu kakak ipar?"

Eriska tersenyum sambil menggaruk kepalanya "Hehehe.... Aku hanya menggunakan jarum assura yang suami ku buat, itu hanya jarum beracun yang tidak mematikan.

Efeknya hanya membuat orang yang terkena jarum itu mengalami halusinasi di mana dia akan melihat ribuan semut yang mengerayangi tubuhnya dan membuat kulit menjadi gatal.

Efeknya bisa bertahan 3 hari kalau tidak segera di beri penawar, itu hanya untuk terapi shock kepada orang yang berbuat jahat kepada ku dan kakang mu"

Ranggalawe menepuk jidatnya "Hadeh, ada ada saja"

Kemudian dia memberikan perintah kepada anak buahnya melalui alamat komunikasi "ikat saja tantang Jaili dan juga Rudi, dia mengalami halusinasi yang akan hilang setelah 3 hari"

Anak buahnya di komunikasi menjawab "Siap kapten"

Ranggalawe mengajak Arya "Kakang, motor mu sudah hancur, bagai mana kalau aku antar kamu pulang, kebetulan tugas ku sudah beres, aku akan menginap di tower Sandjaya untuk hari ini"

Arya menunjuk ke arah motornya yang tergeletak di tanah "lalu bagai mana motor ku, apakah akan di biarkan begitu saja?"

"Aku akan suruh anak buah ku untuk membawanya pergi" ucap Ranggalawe sambil mengeratkan tangannya yang memberikan isyarat kepada anak buahnya.

"Kalau begitu antar motor itu ke keluarga Jayadi, biar dia mengganti kompensasi itu, aku akan bicara kepada paman Madrim supaya mengurus hal ini" ucap Arya.

Setelah itu mereka pun pergi dengan menaiki mobil dinas yang di Kendarai Ranggalawe.

Sepanjang perjalanan tidak ada komunikasi, dan suasana menjadi hening, tetapi di sana Ranggalawe membuka suara.

"Kakang, apakah kamu yang memadamkan api di apartemen kemarin?"

Arya tidak menjawab, dia hanya menggaruk kepalanya pura pura bingung, kemudian Ranggalawe melanjutkan.

"Tadinya komandan pasukan khusus Perisai Garuda ku ingin merekrut mu menjadi anggota, tetapi Guru Wisesa mencegah"

Arya tidak bicara mendengar itu, tetapi dia menyimak apa yang di ucapkan oleh Ranggalawe.

"Kakang aku tahu semua identitas mu, kamu bukan hanya tuan muda pertama keluarga Sandjaya, tetapi kamu juga memiliki identitas lain"

Di sana Arya baru membuka suara "Apakah kakek tua itu yang memberitahukan itu"

Yang di maksud Arya kakek tua mengacu kepada guru Wisesa yang mencegah Arya di rekrut menjadi anggota pasukan khusus.

Ranggalawe menggelengkan kepalanya "Tidak, aku mengetahui identitas mu karena ketidak sengajaannya.

Kemarin ada kejanggalan mengenai kebakaran yang terjadi di apartemen, kami melihatnya dari cctv dan menemukan mu melakukan itu.

Komandan ku ingin mengetahui identitas mu dan dia mencari tahu informasi tentang mu, tetapi data mengatakan bahwa identitas mu di sembunyikan dan dalam perlindungan khusus.

Sehingga dia memanggil ku karena aku masih anggota keluarga Sandjaya dan aku memberitahu, bahwa kamu tuan muda pertama keluarga Sandjaya.

Tetapi data mengatakan bahwa kakang Haris yang menjadi menjadi tuan muda keluarga Sandjaya yang keluar dari data tersebut.

Sehingga komandan semakin penasaran, kemudian dia bertanya kepada guru Wisesa yang memiliki anak yang bertugas di militer.

Lalu identitas mu terungkap, bahwa kamu instruktur pasukan khusus sayap Garuda dengan jabatan jenderal.

Tetapi sejak kapan itu terjadi kakang? yang aku ketahui kamu baru pulang dari luar negri lebih dari 1 tahun yang lalu dan melanjutkan kuliah di universitas Wijaya untuk mendapatkan ijin praktek kedokteran mu"

Arya tersenyum lalu menjelaskan "Hehehe.... Itu hanya kebetulan saja, mentor ku dulu waktu aku kuliah adalah jenderal Tanto Subagjo, dan dia tahu kemampuan ku.

Sehingga ketika dia tahu aku pulang dari luar negri dia langsung mendatangi ku dan menawariku untuk bergabung.

Tentu saja aku tertarik karena dia langsung memberikan gelar kehormatan sebagai jenderal kepada ku"

Sekarang Ranggalawe tahu kalau kakak sepupunya itu orang hebat dan sama sama dari pasukan khusus walaupun beda instansi.

Tetapi mereka berdua tetap lah pelindung negara dan mengayomi masyarakat.

Mereka pun sampai di tower Sandjaya kemudian Arya dan Eriska langsung menaiki lift dia langsung menuju kamar dan beristirahat.

***

* Bersambung