Dia biasa dipanggil Calo, bukan calo yang dibayar buat urus dokumen biar cepat selesai ya!!
Anastasia Caroline adalah nama Calo yang sebenarnya tapi entah kenapa sedari kecil dia sudah sering di panggil Calo. Mungkin karena nama itu pula dia menjadi suka hal hal yang simpel dan mau cepat selesai tanpa banyak kerja.
Acara wisuda menjadi tempat keberuntungan Calo. Dia bertemu dengan Darren, sosok duda keren dan seksi meskipun memiliki satu buntut mini di belakangnya.
Calo yang ingin hal simpel pun berubah ketika bertemu Darren. Dia berusaha keras mengejar hot duda satu itu. Calo tidak mengambil pusing buntut cerewet milik Darren, yang terpenting ia harus mendapatkan Duda itu.
Tapi tanpa Calo duga dia malah jatuh hati pada buntut cerewet milik Darren. Dia yang tadi berencana menjadi ibu tiri yang tidak peduli, pun malah menjadi sosok ibu yang kece!!!
Hahahahah....
Ini tentang Calo dan kerandoman yang dia miliki. Bagaimana Calo bisa mendapatkan cinta Darren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Setelah dua malam nginap di rumah sakit, pagi ini Calo bisa keluar. Untuk pembayaran tenang saja, mereka memiliki bpjs yang rutin tiap bulan dibayar. Akhirnya kartu itu tidak menghuni dompet aja.
Calo dan Luna pulang menggunakan taxi. Keduanya bahu membahu naik meskipun sulit, mau bagaimana lagi yang satu patah kaki, yang satu lagi patah tangan mana sama sama sebelah kanan pula.
"Terima kasih pak." Setelah membayar taxi akhirnya mereka tiba dirumah yang tidak di huni dua malam itu.
Semoga saja tidak ada hilang.
"Ibuk yang buka." Ucap Calo karena dia hanya memiliki satu tangan yang berfungsi normal.
"Ibuk kan nggak bisa nunduk."
Permasalahan baru pun muncul, bagaimana mereka membuka kunci pagar? Calo tidak bisa memasukkan kunci gembok karena satu tangan sedangkan Luna tidak bisa membuka karena letak kunci rendah sedangkan ia tidak bisa menekuk kakinya dan harus memegang alat bantu.
"Okey gini aja, aku pegang gemboknya keatas nanti ibuk agak bungkuk sedikit lalu masukkan kunci."
"Mari coba."
Setelah melakukan kerja sama keduanya bisa membuka pagar dan kunci rumah. Calo langsung berjalan ke kamarnya, dia merindukan kasur empuk. Mencampakkan kantong berisi baju kotor lalu ia tidur di kasur.
Pikiran Calo melayang pada motor kesayangannya. Kini dia harus merelakan motornya di kantor polisi. Bukan apa, tapi mengambil motor bekas kecelakaan di kantor polisi harus bayar dan itu juga nggak sedikit.
Ini di tempat Calo ya, kalau di tempat lain mungkin berbeda.
Padahal motor itu dibeli hasil tabungan Calo selama SMA dan juga ditambah sedikit oleh ibuk. Motor itu bukan motor baru tapi motor bekas yang waktu itu ada jual karena kepepet.
Calo sayang sekali dengan motor itu. Entah bagaimana mereka berdua mau pergi jauh, kendaraan sudah tidak ada.
"Calo... Ada Darren dan Meca di ruang tengah." Suara Luna membuat Calo sadar dari lamunannya.
"Kenapa nangis?"
Tangan Calo bergerak mengelus pipinya dan benar saja ada air disana. Ia tidak sadar telah menangis. Cuman ya memang hati siapa yang tidak sedih barang kesayangannya hilang.
"Aku cuman keingat motor buk."
"Ikhlaskan saja, semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik."
Mereka berdua keluar dari kamar.
"Nenek, ante ahat." Suara menggemaskan Meca hadir secerah matahari pagi.
"Peluk aku dong, lagi butuh pelukan penyembuh dari peri mini." Calo duduk di atas karpet yang sama tempat Meca dan Darren duduk.
"Atu ndak nini ya." Meskipun mulut berucap sinis tapi tangan gembul itu tetap berjalan memeluk Calo dengan hati hati, dia tidak menyenggol tangan kanan Calo.
"Makasih ya nak Darren, ibuk baru tau kalau baju yang di kirim itu suruhan dari nak Darren." memang ada tiga kali perempuan berbaju kantoran mengantar baju baru untuk Calo dan Luna. Tadi pagi dia datang dan langsung saja ditanya oleh Luna.
"Nggak papa buk, saya hanya menyuruh saja, selebihnya dia yang membeli."
"Nanti tak ganti uangnya ya."
"Nggak usah buk, anggap aja tanggung jawab saya, karena kalian kecelakaan saat pulang dari kerja di rumah saya." Darren selalu berusaha bersikap sopan dengan Luna, entahlah tapi melihat Luna seperti melihat mamanya.
"Jadi tapan nenek bisa main sama atu agi?"
"Lagi sayang bukan agi." Sebelum Darren memperbaiki, Calo lebih dulu berucap.
Gimana udah bisa jadi mama baru Meca belum?
.
.
.
bersambung
jangan lupa baca cerita Author yang lain juga sambil nunggu update cerita ini
salam hangat dari author
good job kak 🤗