Peradaban modern dengan peradaban kuno seperti berdampingan satu sama lain. April memakai kalung berbentuk kubus yang sudah dipakainya sejak masih bayi. April sering terjebak di dalam roh lubang hitam kubus yang tak dikenal asal-usulnya. Gejolak-gejolak yang dialami April saat umurnya masih sangat muda, membuatnya kehilangan arah. Jalan apa yang akan April ambil saat dirinya diambang dilema panjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keypi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab XXII : Ujian Arena telah dimulai!
4 bulan berlalu. April menunjukkan perkembangan latihannya dengan serius dan konsisten. Begitu juga dengan anak murid Agen Angkasa lainnya. Ujian arena tersisa 1 bulan lagi. Biru sering bolak-balik Agen Angkasa dan Istana Kegelapan, melaporkan setiap hal yang terjadi di Agen Angkasa maupun San.
Bubble menghampiri A Chengyou untuk memberikan makan siang padanya. Bubble berjalan dengan senyuman di wajahnya. Tidak sengaja bertemu dan melihat A Chengyou yang sedang bersama April. Langkahnya terhenti dan menguping.
“Senior, walaupun aku akan mewakili kelas benang, tapi aku juga perlu melatih pedangku, aku merasa pedangku sudah tumpul,”
A Chengyou tersenyum kecil.
“Ya, gua bisa membantu.”
“Benarkah? Aku sangat senang sekali!”
“Ya, ke ruang latihan sekarang.”
“Oke!”
A Chengyou dan April pergi menuju ruang latihan. Bubble yang melihat keduanya pergi, ingin mengikuti keduanya pergi. Bubble merasa hatinya sakit.
A Chengyou bersama April sudah sampai di ruang latihan. A Chengyou menunjukkan teknik pengasah pedang. April memperhatikan teknik yang diajarkan A Chengyou. Bubble melihat keduanya dari jauh.
A Chengyou melakukan gerakan yang membuat April terpesona. Hatinya terasa hangat.
“Sekarang, ikuti gua.”
“Oke!”
April mengikuti gerakan dari A Chengyou. April menikmati dan merasakan pedangnya yang tumpul menjadi tajam lagi. A Chengyou tersenyum karena April melakukan dengan baik. Bubble yang melihat itu merasa sesak.
'Dia kan.. anak perempuan yang di perpustakaan waktu itu. Mengapa terlihat sangat akrab sekali dengan Chen? Apa hubungannya dengan Chen?'
April sangat fokus dan diluar kendalinya, April melakukan gerakan yang anggun nan kejam. A Chengyou terkejut melihat April melakukan gerakan pedang yang dimiliki keluarga Dewi Pedang.
'Bagaimana dia bisa menggunakan gerakan ini? Gua ga pernah mengajarinya.'
A Chengyou sangat heran, disisi lain, A Chengyou melihat gerakan pedangnya April sangat berkharisma. Pedang April mengeluarkan jurus membeku. April berhenti.
'Apa!?'
A Chengyou mendekati April.
“April, lu gapapa?”
April menoleh.
“Ya.. aku gapapa. Tapi, aku bingung kenapa aku bisa mengeluarkan jurus pedang,”
A Chengyou berusaha menghibur April.
“Itu tandanya pedang tumpul lu menjadi pedang yang sudah diasah.”
“Benarkah, Senior?”
A Chengyou tersenyum dan mengangguk.
“Terimakasih banyak, Senior. Aku sangat berhutang budi banyak padamu. Aku tidak tahu, bagaimana aku bisa membayarnya.”
A Chengyou terkejut.
“Lu ngomong apa sih? Gua membantu lu itu atas keinginan gua sendiri bukan siapa-siapa apalagi harus dibayar. Jangan ngomong ngelantur lagi.”
“Tapi, Senior.. aku memang punya banyak sekali hutang kepada kalian yang membantuku di Agen Angkasa ini,”
“Pak Kasim, Senior San, Senior, Aoren dan..”
“Kak Awa.”
A Chengyou terkejut dan matanya melotot. A Chengyou mengingat ucapan Kasim padanya.
“April, seperti yang gua katakan, mereka melakukan ini ke lu, ya sama seperti gua melakukan ini ke lu.”
A Chengyou memegang pundaknya April. April menatap A Chengyou. A Chengyou melepaskan tangannya dari pundak April.
“Ya, aku paham. Tapi, suatu saat nanti, aku akan membalas semua kebaikan kalian dan akan melindungi kalian semua!”
“Termasuk, senior.”
Suasana menjadi hening.
“Karena.. Senior seperti kak Awa. Saat kak Awa ga ada di sini, ada Senior. Aku berharap dan berdoa, agar kak Awa bisa selamat dan bisa bertemu denganku sepulang dari misinya. Lalu, setelah ujian arena, kak Awa sudah pulang dan aku akan menunjukkan bahwa aku sudah sangat berkembang!”
April memandang ke arah atap-atap langit gedung ruang latihan Agen Angkasa. Hati A Chengyou benar-benar tersentuh.
'April.. hal yang paling gua takutkan adalah.. apakah lu bisa menerima kenyataan ini bahwa kak Rawa sudah tidak ada lagi..'
A Chengyou memandangi April dengan tatapan sedih.
\*\*\*
Hari berjalan dengan cepat. Sudah tidak terasa ujian arena Agen Angkasa di depan mata semua murid Agen Angkasa. Aula ujian arena sangat ramai, dipenuhi murid-murid, para master, senior-senior dan petinggi. Setiap kelas dan perwakilan sudah berada di ujian arena. April dan Aoren sudah sangat siap. Tampilan April sangat cantik, dengan rambut yang dikuncir satu. Ling berada di sampingnya, April menoleh dan melihat San di kelas bela diri. Tampilan San sangat tampan, berkharisma, gaya rambutnya yang sangat tampan, membuat April tersipu.
Acara akan dimulai. April melihat Kasim sudah berada di tempatnya bersama para petinggi lainnya.
'Aku.. tidak boleh mengecewakan Pak Kasim, berkat dia.. aku berada disini dan ayah bisa tenang.'
'Ayah.. restui April, ayah..'
“GONG! GONG! GONG!”
Acara telah dimulai. Seluruh kelas dan perwakilan disuruh maju ke depan untuk mengambil gulungan kertas nomor. Jika satu orang mendapatkan nomor 1 sampai 4, maka akan bertarung besok. April mengambil gulungan kertas nomor. April membukanya.
“Hah? Nomor 1?”
“Perhatian! Siapa disini yang mendapatkan nomor 1, nomor 2, nomor 3, dan nomor 4? Tolong maju ke depan!”
April melihat beberapa orang maju. Bubble, Ling, Biru dan April, orang yang mendapatkan nomor 1-4. April ikut maju ke depan. A Chengyou terkejut, rupanya April juga tidak bertarung hari ini. April tidak menyangka, rupanya San juga sama seperti April. Bubble memandang ke arah April dengan tatapan tajam.
“4 orang akan bertanding pada esok hari. Yang lainnya, silahkan siapkan diri. Silahkan kembali, kalian berempat.”
San, Ling dan Bubble kembali ke tempat mereka. April menyusul di belakang mereka.
“Meongg~~”
April menggendong Aoren. April benar-benar sangat tidak paham, tapi ada waktu sehari untuk melatih dirinya. Ujian arena ini terbagi menjadi 4 panggung. Di babak awal, A Chengyou menghadapi murid kelas sniper. Bubble tentunya menyaksikan A Chengyou yang melawan rekan sekelasnya.
Aoren yang melihat sekeliling dan melihat A Chengyou akan bertarung.
'Eh? Anak laki-laki itu berada di babak pertama, sepertinya menarik.'
“Meongg~~”
Aoren turun dari gendongan April dan April mengejar Aoren.
“Aoren! Mau kemana?”
Aoren berhenti dan sengaja mengajak April ke pertempuran A Chengyou. April melihat A Chengyou diatas panggung aula.
'Senior?'
Aoren digendong lagi oleh April. April menyaksikan pertarungan A Chengyou. Posisi Bubble dan April tidak terlalu jauh yang menyaksikan A Chengyou.
“Salam, A Chengyou dari perwakilan kelas pedang.”
Perwakilan kelas sniper itu begitu sombong. Bubble merasakan betapa angkuhnya teman sekelasnya ini.
“DIMULAI!”
Murid perwakilan kelas sniper mulai menyerang A Chengyou dengan serangan dekat. A Chengyou belum menghunuskan pedangnya. A Chengyou menghindari setiap senapan yang diarahkan ke dirinya. A Chengyou mengambil pedangnya dan menyerang balik.
“Jurus Pedang Angin!”
Murid perwakilan kelas sniper itu menghindar dan jatuh. Dirinya tidak terima dan bangun. Dirinya mengeluarkan dua pistol di tangannya dan mendekati A Chengyou. A Chengyou maju membalas serangannya. Pedang dan pistol saling bertumbuk. Satu pistol di tangan murid perwakilan kelas sniper itu, mengarahkan peluru ke A Chengyou. A Chengyou dengan cepat mundur dan menghindar. Murid perwakilan kelas sniper itu melakukan gerakan melompat dan menembakkan 4 peluru sekaligus.
A Chengyou dengan sikap tenang. Mengayunkan pedangnya dan menangkis 4 peluru itu dengan memotong menjadi 8 bagian. Murid perwakilan kelas sniper itu terkejut. Dengan pergerakan cepat, A Chengyou mengayunkan pedang dan berada di belakangnya murid perwakilan kelas sniper.
“Gawat!”
Murid perwakilan kelas sniper itu berusaha menghindar dan memberikan jurus pistol abu ke wajah A Chengyou. Mata A Chengyou tidak bisa melihat. Bubble terkejut.
“Chen!”
Murid perwakilan kelas sniper itu mulai menyerang A Chengyou.
“Sepertinya, aku yang akan menang!”
“Teknik Peluru Api!”
8 peluru diarahkan ke A Chengyou yang matanya terkena abu dari pistol itu. A Chengyou menenangkan dirinya. Mendengar suara dari arah datangnya peluru yang mendekatinya.
“Chen!!!”
“Senior!”
A Chengyou mengingat ucapan neneknya dan ibunya dalam satu waktu. A Chengyou mengayunkan pedangnya.
“Saya, A Chengyou, tidak akan menyerah dan berakhir disini!!!”
“Teknik Pedang Pemotong!”
A Chengyou memotong satu per-satu peluru api itu tersebut dengan mata yang tertutup dan menyodorkan pedang di leher murid perwakilan kelas sniper itu.
Tertegun.
“Panggung ujian arena 3, A Chengyou dari kelas pedang, lolos dalam babak berikutnya!”
“Yeyyy!”
“Wohoo!”
“Keren!"
Bubble dan April sangat senang atas kemenangan A Chengyou.
A Chengyou menarik pedangnya dan memasukkan ke dalam sarung pedang. A Chengyou pun turun dengan mata yang tertutup dan ingin mencuci air. Bubble segera menghampiri A Chengyou. April yang melihat A Chengyou sedang kesulitan juga ikut menghampiri A Chengyou.
“Chen!”
A Chengyou mendengar suara Bubble.
“Syukurlah, kamu baik-baik saja. Tadi kamu keren banget!”
April ingin mendekat tapi melihat ada anak perempuan yang sudah membantu A Chengyou, merasa dirinya tidak lagi dibutuhkan. April tersenyum.
“Syukurlah.”
April membalikkan badannya dan pergi meninggalkan A Chengyou dengan Bubble. A Chengyou merasa ada April disini yang ingin mendekatinya.
‘Bukankah, saya merasakan ada April yang mau kesini?'
“Chen, aku mau ambil air dulu, biar kamu bisa melihat lagi. Sebentar ya,”
Bubble meninggalkan A Chengyou dan mengambil air untuknya.
Aoren penasaran, mengapa April tidak jadi menghampiri A Chengyou. April dan Aoren melihat ujian arena yang lain, tidak disadari April kehilangan keseimbangannya dan menabrak Ling. Ling terkejut dan membantu April.
“Maaf banget!”
“Senior Ling!”
“Terimakasih banyak dan maafkan aku,”
April merasa bersalah.
“Ya. Lain kali, hati-hati.”
Ling pergi setelah mengatakan pada April.
“Ya..”
Aoren yang berada di gendongan April hanya menikmati rasa kebingungannya.
'Suka-suka kalian lah.'
TO BE CONTINUED...