Pesona Di Balik Cadar

Jasmine tersenyum di dalam hati. Dia pun sebenarnya ngeri sedap-sedap berhadapan dengan pria arogan yang kini menjadi tempat bersandarnya saat tertidur.

"Aku harus tetap pura-pura tidur. Tidak ada jalan lain lagi kecuali meruntuhkan egonya."

 Jasmine berperang dengan naluri sendiri. Dia terpaksa mengambil jalan pintas demi untuk membuat Keenandra jatuh hati padanya walaupun tanpa melihat wajah di balik cadarnya.

''Dia benar-benar tertidur," gumam Keenandra di dalam hati.

Jangan ditanya bagaimana perasaan pria tampan itu saat ini. Hatinya benar-benar berdebar tak karuan.

"Kenapa jadi begini? Aku tidak boleh luluh padanya." Keenandra berusaha menepis segala rasa yang mulai bertumbuh di hati.

Keenan tidak ingin sang istri mengetahui apa yang ia rasakan saat ini. Tetapi, lama-kelamaan ia gemas sendiri melihat gadis cantik yang terlelap dipundaknya.

"Sebenarnya wajahnya buruk rupa atau tidak?"

Jemari tangan Keenandra terulur menyentuh pipi Jasmine yang tertutup cadar. Semakin ia menyangkal perasaan. Semakin dia tergoda pada bidadari sholihah yang telah sah menjadi istrinya.

"Perset4n dengan surat perjanjian kontrak itu. Apa salahnya aku melihat kecantikan di balik cadar istriku?" Keenandra mulai berperang dengan perasaannya sendiri.

 Semakin Jasmine terlelap bak putri tidur. Semakin perasaan Keenandra tak karuan. Dia bahkan mencoba memejamkan mata. Namun, detak jantungnya tidak bisa berbohong jika ia mulai menyimpan rasa pada gadis sholihah itu.

"Rasain loe bos, setelah ini aku jamin kamu bakalan tidak bisa jauh dari nona muda. Kita tunggu saja tanggal mainnya. Akan ada yang bucin parah," batin Kyan sembari menyeringai tipis melihat atasannya tersebut mati kutu bersama Jasmine.

"Aku tahu kau menertawakanku Kyan Oliver Kalandra! Percepat laju mobilnya! Aku tidak ingin gadis buruk rupa ini bersandar lama-lama di bahuku."

Keenandra mendengus kesal. Ia merasa harga dirinya runtuh di hadapan sang asisten gara-gara ulah Jasmine.

"Siap, Bos. Saya tidak bermaksud menertawakan Anda. Mungkin saja nona muda sedang kelelahan. Wanita yang sedang tanggal merah sering kali lemas efek dari hormonnya yang tak bisa diprediksi," ungkap Kyan.

"Kamu sudah seperti pria beristri saja, tahu mengenai seluk-beluk wanita. Padahal jomblo karatan," cecar Keenandra dengan lisan pedasnya.

"Aku memang jomblo karatan. Tetapi satu hal aku tidak mungkin menyakiti seorang wanita. Apalagi wanita itu sholihah seperti nona muda," ucap Kyan yang merasa kesal karena di hina oleh Keenan.

Dua saudara sepupu itu terus berdebat sesuka hati. Mereka mengeluarkan argumen masing-masing sehingga membuat Jasmine hampir saja membuka netranya karena merasa terganggu dengan perdebatan dua insan yang saling berbeda karakter tersebut.

"Hoammm."

Jasmine pura-pura menguap kecil. Dia pun dengan suka hati melingkarkan tangannya di leher Keenandra sambil terpejam.

Sumpah demi apapun jantung Keenandra saat ini benar-benar tidak aman. Jasmine benar-benar membuatnya speechless sendiri.

Ketika istri sah bereaksi, maka pelakor pun akan terhempas ke benua Antartika. Jasmine benar-benar menunjukkan bahwa ia adalah istri dari seorang Keenandra Nareswara Kalandra.

"Oh my God. Apa yang harus aku lakukan? Dia benar-benar tidak bisa berdiam diri. Tidur saja seperti orang sedang berada di dunia persilatan."

Keenandra menatap wajah Jasmine yang terlelap dalam damai. Perasaannya semakin tak menentu. Sang istri benar-benar memancingnya untuk melakukan sesuatu di batas wajar.

"Aku harus kuat!" batin Keenandra sembari menatap lekat wajah Jasmine. Semakin dipandangi sang istri semakin menggugah jiwanya.

"Jantung tolong berdamailah! aku terlanjur menempuh jalan ini. Maka aku tidak akan berhenti di tengah jalan," batin Jasmine penuh keyakinan. Dapat ia rasakan hembusan nafas Keenandra menerpa wajah cantiknya yang tertutup cadar.

Berapa menit kemudian, mereka pun sudah sampai di apartemen. Keenandra pun merasa bernafas lega. Setidaknya ia bisa lepas dari Jasmine. Tetapi, semua itu hanya angan-angan. Jasmine masih terus terpejam bak putri tidur. Sandiwaranya benar-benar mendekati kata sempurna.

"Hey, bangun! Kita sudah sampai. Kau asyik sekali tidur." Keenandra merasa sedikit kebingungan. Jasmine sama sekali tak merespon ucapannya.

"Tidak ada jalan lain tuan, kecuali mengendong nona muda. Jika tuan keberatan biar aku yang membantu membawanya ke dalam apartemen," ucap Kyan Oliver. Dia sengaja memanas-manasi Keenan.

"Dia istriku! tak ada pria manapun yang boleh menyentuh istriku. Dia milikku!" tekan Keenandra sembari membuka pintu mobil. Dia pun menggendong sang istri ala bridal.

Kyan hanya tersenyum kecil melihat tingkah Keenandra lain di mulut lain di hati. "Katanya tidak suka tapi cemburu buta!" cibir Kyan.

Pemuda tampan itu pun memandangi punggung Keenandra yang semakin jauh dari hadapannya. Dia merasa lucu sendiri melihat tingkah Presdir CV Kalandra Group tersebut.

"Benar-benar definisi CEO bucin." Kyan pun kembali melajukan mobilnya menuju kediamannya di apartemen yang tidak jauh dari milik Keenandra.

Sebenarnya Kyan merasa kesepian tanpa wanita di sisinya. Hanya saja dia belum menemukan tambatan hati yang cocok untuk hidupnya. Dia lebih memilih mengabdi pada om dan tantenya di perusahaan Kalandra Group menjadi asisten pribadi untuk Keenandra.

Kembali pada Jasmine dan Keenandra. Pasangan muda tersebut mendadak menjadi perhatian semua orang. Bukannya apa, mereka begitu kagum melihat CEO dingin tersebut begitu sangat romantis pada seorang wanita.

"Ternyata tuan Keenan bisa romantis juga. Dahulu pacarnya adalah wanita berkelas, model internasional. Tapi, sekalinya dapat bidadari sholihah bercadar," bisik-bisik tetangga sekitar mulai terdengar saat Keenandra menaiki tangga lift menuju apartemennya yang berada di lantai atas.

"Merepotkan sekali! Gara-gara dia tertidur aku menjadi desas-desus orang-orang sekitar. Mana tidurnya molor lagi," oceh Keenandra. Tetapi ia tetap membawa tubuh Jasmine menuju apartemen mereka.

"Akhirnya ...."

Keenandra merasa lega. Ia pun segera menekan tombol pasword apartemen. Dia meletakkan tubuh sang istri dengan hati-hati di dalam kamar khusus untuk Jasmine.

"Malam ini kita mulai tidur terpisah sebagaimana perjanjian kontrak pernikahan kita. Aku akan bebas dari gangguanmu."

Keenandra menyelimuti sang istri dengan penuh kasih. Hari ini ia memang mengambil cuti masuk kantor setelah menikah dengan Jasmine. Begitupun sebaliknya Jasmine tidak masuk ke Sekolah dan TPA tempat dia berdedikasi pada anak-anak didiknya.

"Emmm." Jasmine pura-pura mengeliat kecil sehingga Keenandra kehilangan keseimbangan.

Brughhhh.

Pria tampan nan arogan itu pun terjatuh di atas tubuh sang istri. Jadilah Jasmine terkejut sendiri atas kejadian tersebut.

"Aaaaaa," teriak Jasmine saat menyadari ulahnya sendiri yang sudah di luar batas.

"Jangan berteriak! Kau yang menggodaku. Jadi jangan salahkan aku melakukan hal lebih padamu," bisik Keenandra saat gelora rasanya kian membuncah ketika berada di atas tubuh Jasmine.

"Ja-jangan!"