Pesona Di Balik Cadar
Suasana di gedung hotel bintang lima begitu sangat sakral sekali, menyambut dua insan yang baru akan mengikrarkan janji suci pernikahan. Namun, tidak sesakral hati pria berahang tegas yang kini sudah duduk bersila di bangsal ijab qobul.
"Maafkan aku Celline Karlina Agatha, Tuhanmu dan Tuhanku berbeda. Tujuh tahun memang bukan waktu yang singkat untuk kita dalam menjalani hubungan yang tak direstui oleh kedua orang tuaku. Andai kamu seorang muslim tentunya hari ini kamu yang akan aku nikahi!" batin Keenandra dengan hati yang begitu perih.
Keenandra menahan airmatanya agar tidak tumpah. Tiga tahun menjalani hubungan LDR dengan Celline yang saat ini masih berada di negara Amerika membuat pria bewokan itu merasa bersalah karena menikah tanpa sepengetahuan sang kekasih hati.
"Nak, tidak ada waktu untuk merenungi masa lalu yang silam. Mama telah menjodohkanmu dengan bidadari sholihah. Akhlak dan agamanya begitu sangat bagus, dan terpenting dia seiman dengan keluarga kita," bisik Mama Anya sembari mengusap bahu sang putra.
"Aku melakukan hal ini hanya karena mama. Bukan karena wanita itu!" sahut Keenandra dengan perasaan tertekan memenuhi seluruh rongga dadanya.
Boleh dikatakan semenjak perjodohan satu bulan yang lalu, Keenandra sama sekali belum melihat wajah sang calon istri. Baginya wajah dibalik cadar itu sangat buruk rupa. Sama sekali tidak menyentuh hati dan perasaan Keenandra.
Suasana di ruang ijab qobul itu semakin terasa panas saat papanya Keenandra menyerahkan proses ijab qobul tersebut pada pak penghulu.
"Wahai Ananda Keenandra Nareswara Kalandra bin Devano Narendra Kalandra saya nikahkan dan kawinkan Engkau dengan saudari Jasmine Qurattul Ain binti Hanan Maher Qureshi dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan cincin berlian senilai seratus delapan puluh lima gram serta uang sebesar dua ribu dua puluh lima dollar dibayar tunai!"
Pak penghulu mengucapkan kata-kata tersebut dengan lantang tanpa jeda sedikitpun. Nyaris Keenandra ingin menjawab ijab tersebut dengan nama kekasih hatinya Celline Karlina Agatha. Namun, cepat-cepat ia mengenyahkan pikiran buruk tersebut.
"Saya terima nikahnya dengan yang tersebut!" jawab Keenandra tanpa ragu. Dia tidak ingin sampai mengecewakan ibunya yang memiliki riwayat penyakit jantung.
"Sah!" ucap para saksi dengan penuh antusias.
"Alhamdulillah, Nak. Akhirnya kamu memiliki istri yang sholihah,'' ungkap mama Anya dengan memeluk bahu sang putra.
Papa Devano pun turut bahagia karena akhirnya bisa berbesan dengan sahabat baiknya Hanan Maher Qureshi.
"Alhamdulillah, siratuhrahmi kita sejak zaman putih merah dahulu kini bisa terjalin kembali Kyai Hanan," ungkap papa Devano dengan rasa bahagia.
"Alhamdulillah, pak Devano sudah puluhan tahun kita tidak bersua karena pendidikan dan tujuan hidup yang berbeda, akhirnya siratuhrahmi kita kembali terjaga melalui anak-anak kita," ungkap Abba Hanan dengan perasaan bahagia.
Kedua orang tua itu tidak menyadari jika putra putri mereka belum bisa menerima pernikahan tersebut satu sama lain. Jasmine melakukan hal itu karena baktinya terhadap kedua orang tua begitu pun dengan Keenandra.
"Maafkan aku mas Cairo Noval Khair, janji kita untuk seiring bersama di pelaminan harus berakhir seperti ini. Aku harus menerima pinangan dari pria yang telah dijodohkan oleh Abba terhadapku," batin Jasmine sembari mengusap bulir air matanya yang jatuh berderai.
"Astaghfirullah, apa yang terjadi, Kak?" tanya Qafiya Nurul Jannah adiknya Jasmine saat melihat sang kakak bersedih.
"Tidak ada, Dek. Kakak hanya terharu," bohong Jasmine. Padahal, hatinya sedang memikirkan Cairo yang kini berada di ranah Mesir menempuh jenjang pendidikan S2-nya.
Qafiya memang sejak tadi menemani sang kakak di dalam kamar pengantin saat ijab qobul masih berlangsung. Sekarang, waktunya ia dan dua tim MUA membawa Jasmine keluar menuju bangsal ijab qobul untuk bertemu langsung dengan mempelai pria.
"Bismillah ayo, Kak!" Qafiya menggandeng lengan Jasmine menuruni anak tangga yang ada di kamar hotel tersebut.
Jasmine pun melangkah bak bidadari yang baru turun dari langit ketujuh. Kecantikan alaminya terpancar indah di balik gaun pengantin syar'i dan cadar putihnya.
"Maa syaa Allah!"
Seketika semua yang hadir di dalam gedung hotel yang sudah di dekorasi indah tersebut menatap kagum ke arah Jasmine yang kini sudah berbalut gaun pengantin putih. Sedangkan Keenandra Nareswara sama sekali tidak menatap ke arah wanita yang telah sah menjadi istrinya.
Pria berwajah dingin tersebut merasakan lehernya seakan tercekik saat merasakan kehadiran Jasmine semakin mendekati bangsal ijab qobul.
"Sandiwara segera dimulai! Aku pastikan kau tak akan pernah bahagia hidup bersamaku," ancam Keenandra di dalam hati.
Pria berahang tegas itu pun menunjukkan ekspresi wajah dingin. Rasanya ia ingin lari ke planet tujuh rupa saat melihat kehadiran Jasmine di sisinya.
"Nak Keenan, menantu mama sudah hadir. Silakan sambut kedatangan istrimu!'' ucap mama Anya dengan tersenyum bahagia.
Keenandra pun terpaksa mengecup kening Jasmine saat sang istri mencium punggung tangannya dengan takzim. Rasanya hati pria yang sedang dirundung kekecewaan itu tak sudi di sentuh oleh Jasmine.
"Tak ku sangka wanita yang menjadi istriku adalah wanita yang kolot dan tertutup serta buruk rupa!"
Kenandra mengoceh di dalam hati. Rasanya ia ingin sekali berteriak keras saat merasakan apa yang dia impikan tak sesuai dengan harapan.
"Celline, maafkan aku!" batin Keenandra dengan hati pedih. Ia masih tetap mengingat sang kekasih hati yang kini masih menempuh pendidikan di Amerika tersebut.
"Pernikahan macam apa ini? kenapa pria yang menjadi suamiku sama sekali tidak mengerti bagaimana memperlakukan seorang istri?" gumam Jasmine di dalam hati.
Pasalnya, Keenandra sama sekali tidak mendo'akan kebaikan untuk dirinya. Yang Jasmine ketahui jika pria mengerti agama tentu ia akan meletakkan telapak tangannya di atas ubun-ubun sang istri mendo'akan kebaikan untuk pernikahan mereka.
"Jauh api dari pada panggang!" bisikan hati Jasmine. Gadis bercadar putih itu mulai bisa menebak pernikahan seperti apa yang akan ia jalani bersama sang suami saat ini.
"Astaghfirullah, andai dia adalah mas Cairo tentu aku tidak akan sesakit ini!" bisik hati Jasmine yang mulai campur aduk.
"Maa syaa Allah anak menantu mama, tidak boleh malu-malu! Ayo Keenan silakan sematkan cincin pernikahan kalian di jemari istrimu!" titah mama Anya penuh semangat.
"Iya, Ma."
Kenandra tersenyum hambar. Ia pun terpaksa menyematkan cincin berlian tersebut di jemari Jasmine. Tak ada rasa cinta di sana yang ada hanya kehampaan di hati keduanya.
"Alhamdulillah, maa syaa Allah, barakallah, Nak!" umma Hanin, ibunya Jasmine memeluk erat tubuh putrinya. Do'a-do'a kebaikan ia panjatkan untuk kebahagiaan putri sulung mereka.
Abba Hanan pun mendo'akan hal yang sama untuk putrinya. Jasmine terisak dalam dekapan cinta pertamanya.
Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khair (Semoga Allah memberkahimu, baik dalam suka maupun duka, dan selalu menyatukan kalian berdua dalam kebaikan)
"Abba!" Jasmine tak dapat membendung air mata saat menyadari jika saat ini dia sudah sah menjadi istri orang.
"Iya, Nak. Setelah ini patuhlah terhadap suamimu! Karena setelah ini dia memiliki hak penuh atas dirimu," ucap Abba Hanan sembari mengecup kening putrinya.
"Dasar cengeng!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
UQies (IG: bulqies_uqies)
Aku mampir kak 🥰
2025-05-23
1