NovelToon NovelToon
ADARA Warna Hidupku

ADARA Warna Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:157
Nilai: 5
Nama Author: Red sage

Kevin Xander AdiJaya adalah cowok yang sangat susah mendapatkan kebahagiaan yang tulus dalam hidupnya. Kevin selalu di setir oleh papah angkatnya sehingga membuatnya menjadi sangat muak dan memutuskan untuk pergi dari rumah.
Namun Kevin masih bertahan sejauh ini karena ada satu wanita di hidupnya, yaitu Adara Syila Alterina. Namun Kevin selalu gengsi menunjukan perasaannya kepada Dara, jadi ia selalu mencari cara agar bisa ribut dengan Dara.
Sampai suatu hari ada sepasang suami istri yang mengaku sebagai orang tua kandung Kevin, siapakah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red sage, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah Pencet Berujung Selamat Malam

Dara baru saja keluar dari kamar mandi, rambutnya masih sedikit basah oleh uap hangat. Ia melangkah ke kasurnya dan merebahkan diri di atasnya, membenamkan wajah ke bantal.

Malam itu terasa tenang, namun pikirannya tidak. Wajah Kevin terus terbayang di kepalanya—terutama saat Kevin merajuk siang tadi. Senyuman Dara perlahan merekah, disusul tawa kecil yang tak tertahankan.

Drrt… drrt…

Getaran ponsel di atas nakas membuatnya tersentak pelan. Ia melirik layar, dan sontak matanya membesar.

*Kevin*.

Jantung Dara seolah berpacu lebih cepat. Ia menatap layar ponsel itu beberapa detik, seakan memastikan dirinya tak sedang berhalusinasi.

Setelah menarik napas panjang, Dara segera duduk, lalu merapikan rambutnya yang padahal tak akan terlihat dari seberang sana. Ia mengangkat telepon itu dengan suara lembut, yang nyaris seperti bisikan.

“Halo? Kevin? Lo nelpon gue?” sapanya pelan.

Suara Kevin terdengar ragu di seberang, “Eh… maaf, gue nggak sengaja nelpon lo.”

Dara terkekeh kecil. “Nggak apa-apa. Tumben, tengah malam gini.”

Kevin terdiam sejenak, lalu bertanya, “Lo udah tidur belum?”

“Belum. Baru rebahan. lo?”

“Gue juga belum bisa tidur,” katanya cepat, seakan takut Dara menutup telepon duluan.

Obrolan mereka pun mengalir, dari topik-topik ringan seperti tadi mandi pake air apa, terus makan pake tangan kiri apa kanan, keluhan soal PR matematika, sampai obrolan iseng tentang siapa yang kemungkinan besar bakal ketiduran di kelas besok.

Tawa kecil menyelingi percakapan mereka yang berlangsung hampir setengah jam, sebelum akhirnya Kevin berkata dengan suara pelan,

“Dara…”

“Iya?”

“Selamat malam, ya. Mimpi indah.”

Dara tersenyum lebar. “Lo juga. Jangan mimpi aneh-aneh.”

Mereka sama-sama tertawa kecil, lalu menutup telepon.

Begitu layar ponsel padam, Kevin langsung menggeliat di tempat tidurnya seperti cacing kepanasan. Ia menutup wajah dengan bantal, menahan teriakan kecil kegirangan.

“Aaaah! Astaga! Gue ngobrol sama Dara barusan!” bisiknya heboh, masih dengan bantal menutupi wajah.

Tingkah Kevin yang heboh membuat Vellos—teman sekamarnya—menggerutu setengah sadar di kasur sebelah.

“Kevin… bisa diem nggak sih…” gumam Vellos setengah tidur.

Kevin pun sedikit terkejut,ia langsung diam, menahan tawa dan bergerak pelan-pelan agar tak membangunkan Vellos sepenuhnya. Tapi senyum itu masih tertempel di wajahnya, tak juga hilang.

Sementara itu, di kamar lain yang tak terlalu jauh, Dara melakukan hal serupa. Begitu telepon ditutup, ia menatap layar ponselnya beberapa detik, lalu memekik pelan sambil menutup wajah dengan bantal.

“Ya ampun! Ini gue beneran telponan sama Kevin?!”gumamnya masih tak percaya.

Ia menghentak-hentakkan kakinya di atas kasur seperti anak kecil. Pipinya memanas, senyum tak bisa berhenti menghiasi wajahnya.

“Aduh… besok gimana dong gue ketemu dia?” gumam Dara panik. “Maluuuuu…”

 

Keesokan paginya, di rumah Pak Tomo…

Meja makan tampak sunyi. Hanya ada suara sendok yang sesekali menyentuh piring.

Bu Amira duduk di sana, namun hanya memandangi makanannya tanpa nafsu. Sendok di tangannya hampir tak bergerak sejak tadi.

Pak Tomo yang duduk di seberangnya menghela napas, lalu berkata pelan, “Amira, makanlah yang benar. Kamu belum makan apa-apa dari tadi. Semenjak Kevin pergi dari rumah makan mu menjadi tak teratur. ”

Namun yang ia dapatkan hanyalah tatapan kosong. Lalu, perlahan, tatapan itu berubah menjadi sorot marah.

“Bagaimana aku bisa makan dengan tenang?” bentak Bu Amira.

“Anak kita pergi dari rumah karena kamu!Pokoknya kalau Sampai Kevin tidak kembali kerumah ini,aku juga akan keluar dari rumah ini",Bu Amira pergi meninggalkan meja makan beserta pak Tomo yang masih terdiam di sana.

Pak Tomo juga merasa,pusing dan bingung karena Kevin tak kunjung kembali kerumah,ia bingung bagaimana akan menjelaskan nya kepada Indra.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!