NovelToon NovelToon
Terikat Janji Dengan Princess

Terikat Janji Dengan Princess

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Vampir / Cinta Terlarang / Iblis / Akademi Sihir / Perperangan
Popularitas:837
Nilai: 5
Nama Author: zeyynmaloth

Gimana jadinya jika Putri bangsawan kelas atas jatuh cinta pada Kesatria yang ternyata merupakan keturunan iblis.

Awalnya sang putri hanya ingin berteman dan bermain bersama. Namun disaat sedang bermain, mereka berdua diserang iblis jahat. Mereka berdua dalam bahaya, sang putri tak bisa berbuat apa apa. Untung saja si mc keturunan iblis, jadi dia bisa melindungi sang putri.

Mulai saat itu sang putri berjanji untuk membalas budi pada sang mc, bahkan berjanji untuk menjadikannya suami.

Karya ini hanya karangan belaka, segala sesuatu yang mirip hanyalah kebetula.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zeyynmaloth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria dengan Botol Alkohol

Waktu menunjukkan pukul 10 : 00. Murid murid di akademi sedang beristirahat dan akan lanjut belajar jika lonceng berbunyi. Saat istirahat, biasanya murid akan duduk duduk di kantin dan menghabiskan waktunya di sana sambil mengobrol.

Putri Guinevere dan teman teman nya saat ini telah selesai makan dan hendak ke kamar putri Guinevere untuk bercerita tentang hal yang private.

Sesampainya di kamar putri Guinevere. Penny, Henny, dan Lily pun duduk di kasur bersama dengan putri Guinevere.

"Kawan... Kalian lah yang paling ku percayai, aku ingin cerita tentang masa masa ku di negeri Sundr. Tepatnya saat aku pulang sebentar dari sini."

Sahut putri Guinevere.

"Kamu itu gak dari kemarin cerita ke kita nya, kenapa?"

Tanya Penny, salah satu tangan nya dijulurkan.

"Aku bisa saja cerita dari kemarin kemarin, hanya saja aku terlalu bingung sampai tak bisa cerita."

Balas putri Guinevere.

"Ohh.. Oke."

Balas singkat Penny.

"Nahh jadi... Saat aku pulang banyak hal yang terjadi, bahkan momen tak terduga pun muncul... "

Ucap putri Guinevere.

Penny, Henny dan Lily kini mereka semuanya menatap putri Guinevere, wajahnya serius semua, kepo dengan cerita putri Guinevere.

Singkat nya putri Guinevere menceritakan semua tentang pestanya, dan tentu saja William. Cerita putri Guinevere berhasil membuat sahabat sahabatnya itu ikut berfikir, bagaimana cara mengatasi hal ini.

"Hhmm... Jadi King Edward XIV tak setuju ya, beliau tak merestui hubungan kalian"

Lily berkomentar, jari telunjuk dan jempol nya menyentuh dagu.

"Duhh... Padahal hubungan kalian sudah semanis ini. Kenapa harus gak direstui sih..."

Penny berkomentar.

"Apa pangeran Sebastian juga tak mahu bila dijodohkan dengan mu?"

Tanya Henny.

"Kelihatan nya sih begitu."

Jawab putri Guinevere.

"Yaa... Karena Guiny ini seorang putri lahh... Dia keturunan bangsawan kelas atas."

Lily membalas pertanyaan Penny.

Mendengar hal itu putri Guinevere jadi menunjukkan pandangan nya. Wajahnya tampak menatap lantai dengan tatapan kosong.

"Mungkin aku memang tak bisa untuk menikah dengan nya. Aku rasa aku memang salah karena telah menjalin hubungan asmara terlarang."

Ucap Guinevere, wajahnya sedih mengucapkan hal itu.

Mendengar perkataan putri Guinevere, sahabat sahabatnya langsung berusaha menghibur. Penny, Henny dan Lily adalah sahabat putri Guinevere sejak lama. Mereka mengerti apa yang dirasa Guinevere.

"Guiny... Jangan gitu dong!! Kami ngerti kok apa yang kamu rasa. Kamu jangn nyerah tahu! Kamu kan menyaksikan sendiri bahwa yang kau jumpai di dimensi Lightsworn itu adalah William Marshal."

Ucap Henny menenangkan.

"Itu benar Guiny... Kamu pasti akan berjodoh dengan dia. King Edward XIV suatu saat pasti akan merestui hubungan kalian, aku yakin itu."

Tambah Lily, kedua tangan nya menyentuh pundak Guinevere.

"Benar juga ya... Aku tak boleh menyerah."

Balas Guinevere, tatapannya kini menatap Lily, satu tangan nya menyentuh tangan Lily.

"Sudahh... Nanti juga pasti ada jalan keluarnya kok. Sekarang kau hanya perlu fokus belajar, katanya kau mau jadi murid pertama yang memperoleh rangking 1 selama 10 tahun."

Sahut Penny, tangan nya diangkat dan jari telunjuk nya tegak.

"Tuhh.. Betul itu, sampai saat ini belum ada murid yang memperoleh rangking 1 selama 10 tahun. Kau bisa jadi orang pertama yang mencapai pencapaian itu."

Tambah Henny.

"Shiff..."

"Kalian memang sahabat ku. Senang rasanya bisa menceritakan hal ini pada kalian."

Putri Guinevere kini memancarkan senyuman dari wajahnya.

Guinevere mengangkat kedua tangan dan direntangkan, sahabat sahabatnya nya itu langsung mengerti. Mereka berempat pun berpelukan.

Malam hari pun tiba. Tampak Cody, Sabrina, dan pasukan Zeyynmaloth sedang memasang posisi memutar, mereka pun melangsungkan rencana yang dibuat.

"Baiklah, jika semuanya sudah mengerti langsung saja ke posisi masing masing."

Ucap William memberi komando.

Sabrina langsung bergegas ke gada gada, tempat yang bertuliskan 'Wellcome to Chalinggo City'. Sabrina bertugas untuk mengawasi barang kali ada pendatang dari luar yang masuk.

Wesker, Bobby, Westia dan Dante menyamar menjadi warga biasa. Mereka berpatroli dan mengawasi gerak gerik warga.

Sementara Cody ikut dengan William memasang kan jebakan di tempat tempat yang berkemungkinan dicuri. Mereka berdua berada di atap salah satu rumah warga.

"Apa kita perlu memasang jebakan juga di Bank?"

Tanya William, jari telunjuk nya mengarah pada Bank kota Chalinggo.

"Eemm... Mungkin saja sihh..."

Jawab Cody dengan wajah penuh keraguan.

"Tunggu, apa dia tak mungkin mencuri uang di bank?"

Spontan pertanyaan itu keluar dari mulut William, dia melihat wajah penuh keraguan Cody.

"Ya mungkin saja sih... Aku tak tahu lah dia bisa saja mencuri di bank."

Balas Cody, matanya tak mau menatap William.

"Jadi, barang yang biasa dicuci Karl itu hanyalah barang berharga dan barang koleksi. Bisa dibilang dia ingin mencuri barang langka."

William pun berteori.

"Nahh.. Betul itu... Hehehe..."

Cody membalas perkataan William sembari menggaruk kepala bagian belakang dan senyum terpaksa.

"Hhmmm.. Sepertinya dia tak tahu apa apa tentang strategi mencuri Karl, atau bahkan apa saja yang diinginkan Karl itu."

William berkata demikian dalam hati melihat tingkah Cody.

"Baiklah kita pasang saja jebakan di bank, kita lihat apa jebakan ini akan bisa menangkap Karl."

Ucap William disusul dengan langkah nya menuju bank.

Beralih pada Wesker, dia kini tak melihat siapapun yang mencurigakan. Malahan Wesker hanya melihat orang orang sedang bersenang sedang di bar sambil meminum alkohol.

"Aku rasa tempat ini tak mungkin dicuri Karl."

Wesker berkata demikian dalam hati mengomentari warga yang berada di sana.

Sama halnya dengan Bobby, Dante dan Westia, mereka tak melihat ada warga yang bertingkah mencurigakan. Tak ada sekalipun melihat warga yang dari pandangan nya saja terus menatap salah satu bangunan dan perumahan seolah ingin menyelinap masuk.

Singkat nya, William pun berhasil memasang jebakan di bank dengan kemampuan tali temali nya. Jebakan itu akan langsung mengikat siapa saja yang menginjakkan kaki kearah tali setipis benang.

Dirasa jebakan yang dipasang sudah cukup, William pun berfikir untuk memasang jebakan di tempat lain. Hanya saja alat alat perangkap sudah digunakan dan harus mengambil lagi di rumah Cody.

"Cody, aku akan mengambil lagi tali dan alat alat perangkap dirumah mu. Kau awasi sekitar dan tunggu aku!"

Seru William.

"Tentu, apa aku harus tetap disini?"

Tanya Cody.

"Kau patroli lah seperti yang lain nya, namun untuk menyamar seperti nya itu tak memungkinkan. Jadi lihat lihat nya dari atap."

Balas William.

"Baiklah, dimengerti."

Ucap Cody.

Saat dalam perjalanan menuju rumah Sherif Cody, tiba tiba saja William melihat seorang pria dengan botol minuman keras di tangannya ambruk. Tampaknya pria itu terlalu banyak mengonsumsi alkohol sehingga dia tak mampu untuk berdiri.

Sontak William pun menghampirinya dan menolongnya.

"Hei... Apa kau baik baik saja, jawab cepat!"

Ucap William dengan tangan nya yang terus saja menyentuh pria itu dan terus berusaha membangunkan nya.

"Erghh..."

Pria itu menjawab William dengan mata yang tertutup.

Tiba tiba saja muncul sosok pria tua yang memanggil manggil dan mengejar pria yang ambruk itu.

"Heii... Heii...."

Ucap pria tua.

"Pak. Tolong, dia sepertinya sedang tak sadarkan diri."

Ucap William.

"Aku tak mau tahu dan tak mau rugi, dia mengambil botol alkohol itu lalu pergi. Dia belum bayar."

Ucap pria tua itu marah.

"Baik baik, aku akan bayar botol itu."

William pun membayar uang yang belum dibayar pria itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!