NovelToon NovelToon
Twins Menjadi Anak Angkat Bos Mafia

Twins Menjadi Anak Angkat Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Perperangan / Fantasi Wanita / Penyelamat
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dakilerr12

Seorang mafia yang kejam dan dingin menemukan dua bayi kembar yang cantik di dalam dus yang di letakkan di tempat sampah. Mafia itu merasa iba dan merawat mereka. Kadang dia kesal, lelah dan ingin rasanya melempar mereka ke belahan dunia lain. Itu karena mereka tumbuh menjadi anak yang jail, aktif dan cerewet, selalu menganggu kesenangan dan pekerjaannya. Namun, dia sudah sangat sayang pada mereka. Mereka juga meminta mami sampai nekat kabur karena tidak diberikan mami. Dalam perjalanan kaburnya, ada seorang wanita menolong mereka.

Wanita yang cantik dan cocok untuk menjadi mami mereka. Bagaimana usaha mereka untuk menjadikan wanita itu mami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dakilerr12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab.10

(Anita).

Anita sedang dalam perjalanan pulang. Dia berjalan kaki menuju halte bus. Tiba-tiba Anita terserempet mobil hingga terjatuh.

Mobil pun berhenti. Keluar seorang lelaki, menghampiri Anita. "Maaf, saya tidak sengaja. Kita ke rumah sakit, ya?" Lelaki itu khawatir karena Anita terjatuh cukup keras. Dia juga merasa bersalah.

"Tidak perlu, saya tidak apa-apa." Anita bangun dan berusaha berdiri walau kakinya terasa sedikit sakit.

"Anda bisa berdiri? Anda mau pulang ke mana? Biar saya antar."

"Tidak perlu. Saya tidak apa-ара."

"Willi! Cepat!" Seseorang berteriak dari dalam.

"Iya, sebentar!" sahut Willi.

"Tuh, udah di panggil pacarnya."

"Dia bukan pacar saya, tapi adik saya."

"Willi!" Panggil wanita itu lagi. Willi melihat ke mobilnya. Lalu kembali melihat Nita.

"Kamu benar tidak apa-apa?" tanya Willi lagi memastikan.

"Iya," jawab Nita.

"Maafkan saya. Ini kartu nama saya, kalau ada apa-apa hubungi nomer ini. Maaf saya harus segera pergi atau singa betina nanti ngamuk," ucap Willi sambil tersenyum.

Anita mengambil kartu nama yang disodorkan oleh Willi, lalu tersenyum singkat.

Willi masuk ke dalam mobil dan dadah pada Anita. Kemudian Willi melajukan mobilnya.

Anita melihat kartu nama yang diberikan Willi. William Smith, nama yang tertera di kartu nama itu.

Anita berjalan pelan, kakinya terasa sakit, mungkin terkilir. Dia duduk di atas trotoar, lalu memijit kakinya. Seseorang memperhatikan Anita.

"Pi, stop!" Supir menghentikan laju mobil, mendengar nona muda nya berteriak.

"Ada apa, Dhir?" tanya Alkana.

"Itu lihat, Kak Nita! Sedang apa Kakak di situ?" Dhira keluar dari mobil, diikuti oleh Dhara.

"Kak Nita!" panggil si kembar.

"Kalian, sedang apa di sini?" tanya Anita.

"Kami yang harusnya bertanya, sedang apa Kak Nita di sini? Ini sudah mau gelap." Dhira yang menjawab lalu kembali bertanya.

"Kaki Kakak sakit, tadi Kakak terserempet mobil." Anita memberi tahu.

"Apa? Ayo kita ke dokter Kak," ucap Dhara khawatir.

"Tidak perlu, ini mungkin hanya keseleo saja. Dipijit sebentar juga sembuh." Anita menolak.

"Jangan menganggap enteng penyakit. Ayo saya antar ke Dokter!" Alkana datang memaksa Anita ke dokter.

"Tidak usah, sungguh!"

"Kalau begitu, coba sekarang kamu berdiri dan berjalan sampai mobil," pinta Alkana.

Anita mencoba berdiri, dia terlihat menahan sakit. "Tuh, saya bisa berdiri." Lalu Anita mencoba berjalan walau harus tertatih. Sesekali Anita terlihat meringis.

"Sudah Papi bilang, dia adalah wanita yang keras kepala." Alkana bicara dengan si kembar.

"Tugas Papi membujuknya," ucap Dhira.

"Siapa dia? Harus di bujuk Papi."

"Calon Mami kami," kompak si kembar. Alkana menghela nafas lalu menghampiri Anita.

"Masuk!" perintahnya.

Si kembar menepuk jidatnya. Dia tidak percaya kalau Papinya banyak yang suka. Cowok dingin, cuek, dan galak.

"Kenapa, aku harus masuk?" tanya Anita.

"Bisakah, menurut saja tanpa banyak tanya!"

"Aku 'kan gak ngerti, masa gak boleh nanya."

"Pertanyaanmu tidak bermutu!" sarkas Alkan.

"Kak Nita, lebih baik masuk mobil saja. Kami antar Kak Nita ke Dokter. Biar nanti Dokter yang memutuskan, apakah Kak Nita baik-baik saja atau tidak?"

"Ta-pi saya...."

"Sudahlah masuk mobil saja. Keburu malam!" Alkana membukakan pintu untuk Nita.

"Apa harus saya gendong, masuk ke dalam!"

"Tidak perlu, saya bisa sendiri." Anita segera masuk.

Dhara dan Dhira pun masuk ke dalam mobil sedan yang sama dengan Nita. Alkana terpaksa pindah duduk ke depan, di samping supir.

"kak Nita, tadi Kakak bilang diserempet mobil? Terus orangnya kok gak tanggung jawab."

"Sebenarnya tadi dia mau nganterin Kakak ke Dokter, tapi Kakak menolak. Memang Kakak gak merasa perlu ke Dokter."

"Oh, Kakak tahu siapa orangnya?"

"Ini, toadi dia ngasih kartu nama. Katanya kalau ada apa-apa bisa hubungi dia."

Anita memberikan kartu nama pada Dhara, yang langsung di ambil oleh Dhara. Dhara membacanya dengan keras.

"William Smith, rasanya Dhara pernah dengar namanya. Di mana, ya?"

"Coba Papi lihat kartu namanya!" Alkana meminta kartu nama itu dan membacanya.

"Ternyata dia, sungguh sangat kebetulan," batin Alkana.

"Papi tahu?"

"Gak! Cuma tahu nama, gak tahu orangnya."

"Orangnya tampan, senyumnya manis, juga bicaranya lembut dan sopan. Sepertinya dia baik, tidak pemaksa." Anita mengatakannya sambil menatap Alkana dari belakang.

"Kalau dia perduli, dia akan memaksa mu ke Dokter. Karena kau seperti anak kecil yang harus di paksa."

"Aduh, Dhara pusing dengar Papi dan Kak Nita berdebat." Dhara menengahi perdebatan mereka.

Alkana dan Anita terdiam.

Terdengar bunyi ponsel milik Alkana. "Halo." Alkana mengangkatnya.

"Tunggu saya! Satu jam lagi saya berangkat." Alkana lalu menutup teleponnya.

Alkana lalu menelepon Anton. "Anton, siapkan pesawat satu jam lagi kita harus pergi. Kau mengerti 'kan?" tanya Alkana.

"..."

"Tolong bilang juga pada Malik, kalau Anita izin tidak masuk. Karena sakit." Alkana lalu menutup ponselnya.

"Kenapa bawa-bawa namaku?" tanya Anita.

"Aku ingin minta tolong padamu, tinggallah sementara di rumahku. Temani mereka, aku harus pergi jauh dan mungkin agak lama. Kau juga sedang sakit, dari pada di rumah sendirian, tidak ada yang menjaga lebih baik kau di sini. Kalian bisa saling menemani," pinta Alkana.

"Berapa lama kau pergi?" tanya Anita lagi.

"Mungkin satu minggu,"

"Baiklah aku mau, demi mereka."

***

Mereka saat ini sudah berada di rumah Alkana. Anita sudah setuju, untuk sementara tinggal di rumah Alkana. Hasil pemeriksaan Dokter pun Anita hanya terkilir.

Setelah di tangani Dokter, Anita merasa lebih baik. Dia juga di beri resep obat oles dan minum. Si kembar tentu merasa senang Kak Anita mau menemani mereka di rumah.

Namun, mereka juga merasa khawatir pada Alkana. Pasalnya jika Alkana pergi jauh dan lama, itu berarti terjadi sesuatu hal yang genting. Alkana langsung pergi lagi, begitu sampai di rumah.

"Hati-hati Papi, jangan lupa kami di sini selalu menunggu Papi," ucap Dhara. Wajah si kembar menjadi sendu.

"Iya, sayang. Papi akan hati-hati, karena ada bidadari-bidadari Papi sedang menunggu di rumah."

"Cepat kembali," pinta Dhira.

"Kalian harus saling jaga, ya. Jangan main keluar, ada Kak Nita di sini. Jaga dia ya."

"Iya Pi."

"Papi pergi. Anita aku titip anak-anak. Kau boleh memarahi mereka kalau mereka nakal. Aku percaya padamu, assalamu'alaikum" Alkana pun pergi.

Anak-anak mengantar Papinya hingga ke mobil. Mereka terus menatap mobil sampai mobil itu semakin jauh dan hilang dari pandangan.

"Anton, kamu sudah siapkan bodyguard dan perketat penjagaan."

"Sudah siap, Tuan."

"Lebih baik mereka di tempatkan dalam satu tempat. Lebih mudah untuk kita melindungi mereka."

"Iya, Tuan."

"Dasar, wanita polos dan bodoh, memang tidak ada bedanya. Dia tidak tahu kalau dirinya dalam bahaya. William Smith, dia pasti akan mengincar Anita," ucap Alkana.

"Wanita, memang akan mudah tersentuh oleh pria yang bermulut manis dan lembut," timpal Anton.

"Kamu benar ton, seperti itulah wanita-wanita yang selama ini ku temui. Mereka tidak tahu saja, pria bermulut manis itu pasti ada maunya."

Anton terkekeh. "Seperti Anda Tuan, jika ada maunya Anda akan sangat lembut dan memanjakan mereka." Alkana tergelak.

"Kau sudah sangat mengenalku, tetapi aku sudah lama tidak memanjakan wanita. Sejak aku punya si kembar. Aku berpikir, bagaimana jika nanti mereka bertemu dengan pria seperti aku? Aku pasti akan membunuh pria itu."

"Karena itu, aku tidak pernah lagi bermain wanita," lanjut Alkana.

"Saya mengerti Tuan. Baguslah Anda berubah menjadi lebih baik." Alkana langsung menatap tajam Anton.

"Jadi maksudmu, aku selama ini tidak baik?" tanyanya dengan ketus.

"Maaf, Tuan. Bukan seperti itu maksud saya." Anton menjadi panik, takut Tuannya salah paham dan tersinggung.

"Hahaha ... aku hanya bercanda Anton, kenapa kau panik sekali?" Anton bernafas dengan lega. Ternyata Tuannya hanya mengerjainya.

1
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana 🦂🍃
Lanjuutt
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana 🦂🍃
Okeh lanjut baca 😁 sepertina syeruu
Dewi Anggraeni
dgn memampaat kan anita jd korban anda kan tuan smith .. anda akan mencari keributan
Dewi Anggraeni
cemburu bilang pa boss sok jaim anda .
jgan2 Dominic kaka na anita yg tetpisah
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana 🦂🍃
Iya cocok tuh sama2 galak
Dewi Anggraeni
baca nya ak yg meringis ya si willi d santap ikan .
kayanya anita bakal menimbulkan trauma
Hafizah Aressha R
tpi mafia.. knp g ada pebjagaan buat calon istri y
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana 🦂🍃
🤣🤣/Facepalm//Facepalm/ Bikin orang takut ae kau al
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana 🦂🍃
🤣🤣 Kasiman kalian
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana 🦂🍃
Si kembar enak2an mkn papihna kelimpungan /Facepalm/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana 🦂🍃
Mentang2 kembar kompak bener
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana 🦂🍃
Bnr2 pampir emang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana 🦂🍃
Masih nyimak ya
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana 🦂🍃
Mmpir 😄 Kirain juala di warung remang2 gitu yg gelap2an thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!