NovelToon NovelToon
Kirana Gadis Indigo

Kirana Gadis Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Kirana, seorang siswi SMA dengan kemampuan indigo, hidup seperti remaja pada umumnya—suka cokelat panas, benci PR Matematika, dan punya dua sahabat konyol yang selalu ikut terlibat dalam urusannya: Nila si skeptis dan Diriya si penakut akut. Namun hidup Kirana tidak pernah benar-benar normal sejak kecil, karena ia bisa melihat dan berkomunikasi dengan arwah yang tak terlihat oleh orang lain.

Saat sebuah arwah guru musik muncul di ruang seni, meminta bantuan agar suaranya didengar, Kirana terlibat dalam misi pertamanya: membantu roh yang terjebak. Namun kejadian itu hanyalah awal dari segalanya.

Setiap malam, Kirana menerima isyarat gaib. Tangga utara, lorong belakang, hingga ruang bawah tanah menyimpan misteri dan kisah tragis para arwah yang belum tenang. Dengan bantuan sahabat-sahabatnya yang kadang justru menambah kekacauan, Kirana harus menyelesaikan satu demi satu teka-teki, bertemu roh baik dan jahat, bahkan melawan makhluk penjaga batas dunia yang menyeramkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

SMA Purnama Jaya bukan sekolah biasa. Terletak di tengah perbukitan di wilayah terpencil, sekolah ini dikenal sebagai “sekolah unggulan berbasis riset spiritual dan karakter”, tapi tidak pernah terdengar di lomba-lomba nasional atau berita pendidikan manapun.

Kirana dan kelima sahabatnya — Nila, Diriya, Kezia, Radit, dan Jalu — awalnya tidak pernah menyangka akan di pindahkan kesana.

Namun tiga minggu sebelum semester baru dimulai, mereka masing-masing menerima surat dengan cap resmi dari Kementerian.

Isinya hampir sama:

“Berdasarkan seleksi karakter dan keistimewaan perilaku, Anda dinyatakan terpilih untuk mengikuti Program Pembinaan Bakat Spesial Nasional. Tempat penempatan: SMA Purnama Jaya. Biaya hidup dan sekolah ditanggung penuh oleh yayasan mitra. Tidak dapat ditolak.”

Mendapatkan surat itu mereka put terkejut dan menemui kepala sekolah mereka. Mereka sempat menolak, bingung, bahkan orang tua mereka juga kebingungan. Tapi anehnya...

sistem sekolah lama mereka menganggap mereka sudah keluar.

Rekening tabungan sekolah tertutup otomatis.

Dan nama mereka menghilang dari data pusat.

“Aku gak pernah ikut seleksi apa pun,” kata Jalu

“Aku juga,” tambah Diriya. “Apalagi soal bakat spesial. Aku cuma sering kebangun jam 3 pagi karena denger suara orang nyanyi padahal rumahku kosong.”

Kirana mengingat malam itu.

Satu minggu sebelum ia dikirim ke sekolah ini, ia bermimpi melihat sekelompok siswa mengenakan seragam abu-abu berdiri dalam kabut... memanggil namanya.

Ia terbangun dengan keringat dingin.

Dan sejak itu, ia tahu...

Pemindahan mereka bukan undian. Bukan beasiswa. Tapi pemilihan.

Kini mereka berdiri di gerbang SMA Purnama Jaya. Enam anak dari latar yang berbeda, tetapi semua merasa seperti sedang dijemput oleh takdir yang sama: sesuatu yang tidak bisa mereka tolak.

Satu hal yang membuat semuanya aneh adalah ini:

semua orang dewasa di sekitar mereka—guru, orang tua, bahkan kepala sekolah lama mereka tiba-tiba pasrah.

Seperti... telah dihipnotis untuk melepaskan.

SMA Purnama Jaya berdiri angkuh di antara perbukitan yang selalu berkabut setiap pagi. Bangunannya tua, berdinding abu pudar, dan memiliki menara jam yang sudah tak pernah berdetak lagi sejak tahun 2007.

“Sekolah unggulan, katanya…” Jalu berdesis saat mereka menuruni mobil minibus hitam milik yayasan.

“Unggul dalam menyimpan rahasia, lebih tepatnya,” timpal Radit sambil menurunkan ransel.

Kirana berdiri mematung di halaman, menatap gedung utama tiga lantai. Tapi yang menarik perhatiannya bukan bangunan itu melainkan satu lorong kecil di sisi kiri sekolah, menuju tangga sempit ke lantai empat.

“Eh, bangunan ini cuma sampai lantai tiga kan?” tanya Kezia sambil menunjuk brosur sekolah.

“Iya,” Diriya mengangguk. “Kata Google pun begitu. Tapi itu… apa?”

Semua terdiam.

Tangga sempit itu ditutup rantai karatan, dan di ujungnya... terlihat sebuah pintu besi dengan nomor 404 tertera samar-samar.

---

Ruang BK, siang hari

“Selamat datang di SMA Purnama Jaya. Kami senang menerima siswa-siswa unggulan seperti kalian,” ucap Bu Endah, guru BK bermata tajam namun ramah.

“Kalau boleh tahu,” tanya Kirana sopan, “di brosur ini hanya tiga lantai, tapi kami lihat ada akses tangga ke lantai empat.”

Bu Endah langsung terdiam. Senyumnya menghilang.

“Itu… bukan untuk siswa. Ruangan arsip lama. Sudah tidak dipakai sejak kebakaran.”

“Berarti tidak bisa diakses?”

“Tidak.”

Nada Bu Endah jelas.

Namun, saat Kirana menoleh, ia melihat satu detail aneh di meja BK:

Buku daftar siswa dengan cap merah bertuliskan ‘NONAKTIF’ — dan jumlahnya persis tiga belas nama.

---

Malam pertama di asrama

Mereka berenam ditempatkan dalam dua kamar bersebelahan. Suasana masih tenang, tapi langit mulai mendung.

Malam ini mereka sedang berkumpul, Radit iseng membuka jendela kamar. “Aneh, dari sini bisa lihat lantai empat. Jendelanya gelap semua, tapi... itu tadi gerak gak sih?”

Kirana bangkit dari tempat tidur, menatap jendela itu.

Seseorang atau sesuatu berdiri di balik tirai.

Kirana menggenggam liontinnya. “Itu bukan bayangan. Dan itu lihat kita.”

---

Pukul 02.13 malam

Kirana terbangun oleh suara kursi diseret. Jalu yang tidur di kamar sebelah pun ikut bangun.

“Kamu juga dengar?”

Srekkkk... srekkkkk...

Suara itu terdengar di atas langit-langit kamar mereka — padahal atap asrama langsung menghadap ke… lantai empat sekolah.

Jalu menelan ludah. “Oke. Sekolah ini resmi bukan normal.”

---

Keesokan harinya

Saat upacara pagi, kepala sekolah memberikan sambutan.

“Tahun ini adalah tahun kebangkitan untuk SMA Purnama Jaya. Kami menyambut enam siswa baru dari program khusus mereka adalah Kirana, Nila, Diriya, Kezia, Radit, dan Jalu.”

Satu-satu mereka disebut, maju ke depan.

Namun Kirana memperhatikan deretan kursi di belakang. Ada satu barisan bangku yang kosong total. 13 bangku. Terpisah dari siswa lain. Tidak berdebu. Tidak dipakai. Tapi bersih.

Dan ia melihat... bekas nama-nama yang dicoret dengan tip-ex.

---

Jam pelajaran kosong

Mereka berenam berkumpul di perpustakaan lama. Rak-rak buku penuh debu, dan lampu remang menambah aura menyeramkan. Tapi Kirana membuka folder yang ia bawa dari ruang arsip secara diam-diam ia curi setelah jam pelajaran.

“Ada tiga belas siswa,” katanya lirih. “Dalam setahun terakhir, mereka dinyatakan ‘mutasi’, tapi gak ada surat keluar, gak ada laporan, gak ada dokumen perpindahan sekolah mana pun.”

Radit menambahkan, “Dan semua dari mereka... berasal dari program unggulan. Sama kayak kita.”

Diriya menggigil. “Berarti, kita…”

“Pengganti,” gumam Kirana. “Atau calon berikutnya.”

---

Malam kedua

Kirana tidak bisa tidur.

Ia diam-diam keluar asrama, menyelinap menuju lorong kecil itu. Tangga sempit ke lantai empat.

Kejutan pertama: rantainya terbuka.

Kejutan kedua: lampunya menyala satu per satu, seperti tahu ia datang.

Ia naik pelan.

Lantai empat tidak kosong. Koridor panjang. Senyap. Dingin.

Dan di ujung lorong, pintu kelas terbuka sendiri.

Kelas 404.

---

Di dalam:

Terdapat tiga belas bangku, tertata rapi.

Di atas setiap bangku, ada foto hitam putih seorang siswa.

Nama. Tanggal lahir. Dan tanggal yang sama di semuanya:

Tanggal hilang: 13 September.

Kirana menatap ke tengah kelas.

Sebuah papan tulis dengan kapur merah menuliskan kalimat:

“Bangku keempat belas akan segera diisi.”

Misteri dimulai. SMA Purnama Jaya bukan hanya sekolah terpencil — tapi tempat ritual gelap yang sudah memakan korban.

Bersambung

1
Wulan Sari
lanjut bikin penasaran
SecretS
lanjut kak, lagi seru loh ini !!!!
Husein
kereeennnn 👍👍
Tiara Bella
wow author kesana kemari bawa cerita seru....semangat ya
MARQUES
cerita sangat bagus kalau bs lanjutkan terus pertualangan Kirana tanpa ada cinta cintaan thor biar cerita ny makin menarik trus untuk di baca sekian saran saya thor 🙏😄
Cindy
lanjut kak
mustika ikha
penasaran thor kelanjutannya, /Determined//Determined//Determined//Determined/
Tiara Bella
takut bacanya tp penasaran hehehhee.....
Tiara Bella
berasa lg nnton sinetron sh....
Wulan Sari
ayo lanjut lagi anak indigo mengatasi apa lagi semangat 💪 Thor 👍
Wulan Sari
critanya menarik membuat kadang terbayang sendiri gimana kalau kenyataan🙂
semangat Thor berkarya itu tidak mudah salam sehat selalu ya Thor 💪👍❤️🙂🙏
Tiara Bella
jantung Aman pemirsah.....wkwkwkkww
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Cindy
lanjut kak
RA
ceritanya seru, lanjutttt dan semangat
RA
semangat
Sribundanya Gifran
lanjut
mustika ikha
berasa ikut ke dalam cerita dengan cerita yg menakutkan diikuti suara musik horor atau gamelan yg mistis, thor ceritanya menakutkan tapi membuat penasaran, jd lanjutkan/Joyful/
Wulan Sari
semangat Kirana kamu pasti bisa menyesuaikan semua keseimbangan dunia ayoooo, ....
lanjutkan Thor semangat 💪 salam sehat selalu 👍❤️🙂🙏
Wulan Sari
seru lanjutkan Thor semangat 💪👍 trimakasih 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!