NovelToon NovelToon
Indah Cintanya

Indah Cintanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Anak Kembar / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Cintapertama
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sriii Wulandari

【Cantik×Ketos Dingin+Cinta Pandangan Pertama+Cinta Manis】⚠️ FOLLOW DULU BARU BACA ⚠️ Haii..selamat menyelami dunia fiksi, sebagian cerita diambil dari kisah nyata. mohon maaf jika ada kesalahan/kekurangan Dalam cerita ini, karena saya juga manusia biasa. Terimakasih sudah mau mampir ke cerita ini ••••••••• Liliana Marcella Kusuma, Itulah nama yang dulunya disematkan oleh neneknya. entah kenapa sejak dia kecil dia tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orangtuanya, seakan kedua paruh baya itu membentangkan jarak kepada putrinya itu. Namun walaupun begitu, Liliana tetap semangat menjalani harinya karena dia punya pacar yang sangat cinta padanya. Ivander Jovanka Bagaskara, Pria dingin yang tak tersentuh, dan terlahir dari keluarga konglomerat. walaupun punya harta yang melimpah dan keluarga yang lengkap tak membuatnya bahagia. Tapi sejak berjumpa dengan perempuan yang bernama Liliana Marcella Kusuma, membuat dunianya serasa berwarna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sriii Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(32)

Happy reading

Suasana rumah sakit semakin mencekam, suara langkah kaki tenaga medis yang lalu lalang terdengar cepat, setiap orang seperti sedang berpacu dengan waktu.

Alex berdiri kaku di taman rumah sakit, genggaman tangannya semakin erat pada ponsel yang barusan ia tutup. Matanya merah, wajahnya menegang, namun ada api yang berkobar dalam sorot tatapannya.

“Van, kamu harus kuat... demi istrimu, demi anakmu, dan demi keluarga kita.” bisiknya lirih, seakan sedang berbicara dengan adiknya yang kini tengah berjuang di meja operasi.

Tiba-tiba, suara langkah tergesa terdengar mendekat. Seorang anak buahnya berlari, wajahnya pucat, napasnya tersengal.

“Bos! Ada yang aneh dengan kecelakaan ini.”

Alex menoleh cepat, sorot matanya menusuk.

“Maksudmu apa? Jelaskan dengan jelas!”

Anak buahnya menunduk sejenak, lalu menyerahkan sebuah rekaman CCTV dari jalan raya yang baru saja diperoleh.

“Truk yang menabrak mobil Tuan Vander… ternyata sudah menunggu di jalur itu. Kecepatan dan arahnya tidak wajar, seolah memang sengaja menabrak. Sopirnya… menghilang setelah kejadian. Kami mencium bau permainan orang besar di balik semua ini.”

Alex menggeram, rahangnya mengeras.

“Berani sekali mereka mengincar adikku di saat seperti ini.”

Tangannya mengepal begitu kuat hingga buku jarinya memutih.

“Cari siapa dalangnya. Aku tidak peduli harus dari jalan tikus mana pun. Aku ingin nama, alamat, dan motifnya. Jangan sampai ada yang berani menyentuh keluargaku tanpa mendapat balasan.”

“Baik, Bos!” sahut anak buahnya segera.

Alex kembali menatap langit malam yang mulai kelabu. Dalam hatinya, luka karena cinta pertamanya yang tak bisa dimiliki kini seolah tak berarti dibanding rasa takut kehilangan orang yang benar-benar berarti dalam hidupnya: keluarganya.

 

Di ruang operasi, detak jantung mesin monitor terdengar bersahutan. Dokter-dokter berusaha keras menyelamatkan dua nyawa sekaligus.

“Tekanan darahnya menurun! Cepat tambah oksigen!”

“Janinnya harus segera dikeluarkan, kita tidak punya banyak waktu!”

Liliana berjuang antara sadar dan tidak, air matanya menetes tanpa ia sadari. Dalam hatinya hanya ada doa:

“Ya Allah… selamatkan suamiku. Selamatkan anakku. Aku rela, asalkan mereka tetap hidup.”

Sementara di ruang lain, Vander sudah kehilangan banyak darah. Nafasnya naik turun dengan susah payah, pikirannya berusaha bertahan. Sesekali ia mengigau, menyebut nama istrinya.

 

Waktu berjalan lambat, keluarga besar mereka memenuhi ruang tunggu dengan wajah-wajah cemas.

Hingga akhirnya, pintu ruang operasi terbuka. Seorang dokter keluar dengan wajah serius, melepas masker bedahnya.

“Bagaimana keadaan mereka, Dok?” suara nyonya besar—ibu Alex dan Vander—bergetar, air matanya jatuh tanpa bisa ditahan.

Dokter itu menarik napas panjang sebelum menjawab.

“Operasi berjalan sulit. Nyonya Liliana berhasil kami selamatkan… begitu pula bayi mereka.”

Semua orang langsung terisak lega, ucapan syukur terdengar dari berbagai sudut ruangan.

Namun sang dokter belum selesai berbicara.

“Sedangkan untuk Tuan Vander…” ia menunduk sejenak, membuat semua orang menahan napas.

“Keadaannya kritis. Kami sudah melakukan yang terbaik, tapi peluang hidupnya… hanya tiga puluh persen.”

Seketika itu, ruangan terasa hening, seakan waktu berhenti. Nyonya besar langsung lemas, hampir pingsan jika tidak segera ditopang.

Sementara Alex yang sedari tadi menahan diri, kini hanya bisa memejamkan mata rapat-rapat. Sebuah doa terucap lirih di hatinya.

“Van, bertahanlah… aku janji, semua yang berani melukaimu akan menerima balasan setimpal.”

 

Malam itu terasa panjang. Hujan tipis turun di halaman rumah sakit, seakan langit pun ikut berduka.

Di ruang ICU, tubuh Vander dipenuhi selang dan alat medis. Mesin monitor berdetak pelan, setiap bunyinya seperti pertaruhan hidup dan mati. Liliana yang baru sadar dari ruang pemulihan, terbaring lemah, namun matanya terus mencari.

“Suamiku… di mana Vander?” tanyanya dengan suara serak.

Perawat menunduk, tidak sanggup menjawab. Hingga akhirnya Alex masuk, wajahnya tampak lelah, namun tetap berusaha kuat di hadapan sang adik ipar.

“Liliana… istirahatlah dulu. Vander masih berjuang. Dia pasti kuat.” ucapnya, meski hatinya sendiri diguncang rasa takut.

Liliana menggenggam tangan Alex, air matanya mengalir.

“Tolong jaga dia, Kak. Tolong jaga suamiku… dia belum sempat melihat anak kami.”

Alex hanya bisa mengangguk, dadanya sesak. Ia tahu, tidak hanya dokter yang harus bekerja keras—tapi juga dirinya yang harus memastikan tidak ada serangan lain yang mengintai keluarganya.

---

Di ruang gelap yang jauh dari rumah sakit, sebuah pertemuan berlangsung.

Seorang pria dengan jas mahal menyalakan cerutunya, wajahnya dingin penuh wibawa.

“Bagaimana? Apakah si bocah itu sudah mati?” tanyanya pada seorang bawahan.

“Belum, Tuan. Kabar terakhir, dia masih bertahan meski dalam keadaan kritis.”

Pria itu menghela napas panjang, lalu menepuk meja kayu di depannya dengan keras.

“Kalau begitu, pastikan kali ini dia tidak akan bangun lagi. Aku tidak mau Vander menjadi penghalang. Kekayaan dan bisnis keluarga itu harus jatuh ke tangan kita!”

Anak buahnya hanya mengangguk, wajahnya tegang.

---

Kembali di rumah sakit, Alex berjalan ke ruang parkir dengan tatapan tajam. Ia sudah menerima laporan terbaru dari anak buahnya.

“Bos, kami menemukan nama sopir truk yang menabrak mobil Tuan Vander. Tapi dia menghilang setelah kejadian. Ada indikasi kalau dia sengaja dihabisi agar tidak bisa buka mulut.”

Alex mengepalkan tangan.

“Berarti benar, ada orang besar yang main di balik layar. Mereka pikir aku akan tinggal diam setelah membuat adikku seperti ini?”

Ia menatap ke arah rumah sakit, lalu berkata dingin:

“Aku akan temukan mereka satu per satu. Dan saat itu tiba… tidak akan ada ampun.”

---

Di sisi lain, Vander yang berada di antara sadar dan tidak, seakan berjalan di sebuah lorong putih panjang. Nafasnya berat, namun ia melihat bayangan Liliana dan bayi mereka di ujung lorong.

“Sayang… aku harus kembali. Aku belum boleh berhenti di sini.” bisiknya lirih.

Suara monitor jantung di ruang ICU tiba-tiba menurun drastis, membuat para dokter dan perawat panik.

“Tekanan turun! Cepat, siapkan defibrillator!”

Tubuh Vander tersentak oleh alat kejut listrik. Liliana yang masih lemah berteriak histeris dari kamarnya begitu mendengar kabar itu.

Alex, yang baru saja kembali, berdiri di balik kaca ICU. Matanya merah, rahangnya menegang.

“Van… bertahanlah. Demi keluargamu, demi kita semua. Aku tidak akan biarkan mereka menang!”

|||||||||||||||||||||||•••••••••|||||||||||||||||||||||

Jangan lupa vote + komen ya

Author bakalan semangat ngelanjutin nya

1
Wulan28
Perbaikan sedikit, Lili mengangguk sembari tersenyum ramah. "Iya tuan, Waalaikumsalam! Dadaaa adiknya kakak." Lili melambaikan tangannya begitu melihat tangan kecil Ali melambai-lambai kearahnya
Wulan28
Perbaikan sedikit, tangannya menelusuri dada bidang suaminya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!