Di dunia yang hanya menghargai bakat spiritual dan aliran Qi yang sempurna, ia terlahir sebagai "Tanpa Akar". Sementara teman sebaya disibukkan dengan meditasi dan pil kultivasi, Lian memilih jalan yang menyakitkan: ia mengukir kekuatannya dengan darah, keringat, dan Latihan Tubuh Besi yang brutal, menolak takdir yang telah digariskan langit.
Ketika Desa Lingshan dihancurkan oleh serangan mendadak. Lian secara tidak sengaja menelan sebuah artefak kuno: Giok Tersembunyi.
Giok itu tidak hanya memberinya Qi; ia menipu Surga, memberikan Lian jalur kultivasi yang tersembunyi dan lebih unggul. Kekuatan ini datang dengan harga: ancaman yang ia hadapi di Alam Fana hanyalah bayangan dari musuh-musuh kosmik yang ingin merebut kembali Giok yang merupakan Fragmen Takdir.
Kisah ini adalah tentang seorang pemuda yang dihina, yang menggunakan tekadnya untuk menghadapi musuh dari Alam Abadi, dan membuktikan: Bakat adalah hadiah, tetapi kehendak adalah kekuatan sejati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ikatan
Lian dan Mo Ya berjalan selama tiga hari menuju utara. Wilayah yang mereka lewati perlahan berubah dari hutan lembap yang penuh penyakit menjadi pegunungan berbatu yang dingin, dipenuhi dengan angin yang bersiul dan salju tipis yang menjanjikan Laut Beku Agung di cakrawala. Meskipun secara fisik mereka semakin jauh dari Sekte Pedang Tersembunyi, Lian merasakan kehadiran Lu Chen, bayangan yang mengejar mereka, membuat setiap istirahat terasa seperti jeda yang berbahaya.
Perjalanan itu adalah pelajaran tentang ketegangan yang konstan. Mo Ya, dalam penyamarannya sebagai sarjana tua, selalu berjalan dua langkah di belakang Lian. Dia jarang berbicara, tetapi Lian selalu merasakan tatapan tajamnya, seperti pisau bedah yang sedang mengupas lapisan misteri Giok Inti-nya.
Pada malam keempat, mereka beristirahat di sebuah gua yang sempit, terlindung dari embusan angin yang beku. Mo Ya mengeluarkan beberapa ramuan herbal yang disuling, yang anehnya berbau manis, untuk menghangatkan tubuhnya.
“Qi Spiritual adalah tentang kehidupan dan aliran,” Mo Ya memulai, mengamati api yang menari. “Semua benda di alam semesta memiliki Qi. Logam memiliki Qi, kayu memiliki Qi, bahkan racun memiliki Qi. Inti Giok-mu, Li Feng, menentang filosofi ini.”
Lian duduk, Giok Intinya berdenyut pelan di Dantian, diam-diam menyembuhkan kelelahan sisa dari tiga hari perjalanan yang cepat. “Menentang bagaimana?”
“Giokmu adalah Ketiadaan Murni,” jawab Mo Ya, nadanya serius. “Ia tidak menghasilkan Qi, tetapi memurnikan segalanya menjadi ketiadaan. Ia adalah kekosongan yang aktif. Aku telah menghabiskan sebagian besar hidupku mempelajari cara memanfaatkan Racun—kekacauan dan degenerasi—untuk mencapai kekuatan. Racun adalah Qi yang terdistorsi, tetapi tetap Qi.”
Mo Ya mengambil jeda. “Giokmu, bagaimanapun, adalah pemusnahan total terhadap Qi. Jika aku menyuntikkan Racun Qi ke dalam tubuhmu, Giok itu akan mencerna dan mengubahnya menjadi tidak ada. Jika kultivator lain menyerangmu dengan Qi Pedang murni, Giokmu akan memurnikannya menjadi tidak ada. Ini adalah kekuatan yang sangat menakutkan, karena itu berarti kau kebal terhadap esensi semua kultivasi di dunia ini.”
“Itu karena kau berkultivasi tanpa kultivasi,” Mo Ya mencibir. “Kitab kuno apa yang kau gunakan untuk mempersiapkan fondasimu, Li Feng? Kitab Pemurnian Jiwa Langit? Aku pernah mendengar bisikan tentang kitab itu. Ia dikatakan sebagai metode yang diturunkan oleh Dewa Kemurnian kuno, yang dihapus dari sejarah oleh Sekte Pedang Tersembunyi karena dianggap terlalu menantang dominasi Qi murni mereka.” Lian hanya menggeleng, menjaga kepalsuan bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang nama kitab itu. Mo Ya hanya mendengus, tidak puas.
Keesokan malamnya, setelah mereka mencapai punggung bukit, Mo Ya melancarkan ujian yang lebih halus saat Lian terlelap. Mo Ya mengeluarkan liontin giok abu-abu yang memancarkan gelombang energi spiritual yang sangat halus, teknik Kecemasan Kuno yang dirancang untuk memancing rahasia dalam mimpi. Gelombang spiritual Mo Ya menyelimuti Lian, mencoba memicu ketakutan akan Qin Mo dan para Tetua yang memberikan kitab kepadanya.
Namun, saat rasa takut itu mencoba menembus kesadaran Lian, Inti Giok itu beraksi. Ia tidak memurnikan energi, tetapi memurnikan emosi. Ketiadaan Murni dalam Dantian Lian berdenyut sekali. Semua kecemasan, rasa takut, dan bisikan mental yang dikirim Mo Ya seketika terserap dan diubah menjadi kekosongan emosional. Lian tidak bangun, tetapi tidurnya menjadi lebih tenang, lebih dalam—tanpa emosi, tanpa rahasia yang dapat diakses.
Mo Ya menarik kembali liontinnya, wajahnya pucat. Dia merasakan balasan spiritual yang tajam. “Giok yang kejam,” bisiknya, napasnya sedikit gemetar. “Bahkan emosi dan pikiran pun dimurnikannya menjadi ketiadaan. Tidak ada rahasia yang bisa kudapatkan secara paksa. Aku tidak bisa menyakitinya tanpa melanggar sumpah, tetapi aku juga tidak bisa memahaminya.”
Keesokan paginya, Lian terlihat segar. Mo Ya, dengan nada yang kembali normal, mulai berbicara tentang perseteruan abadi Sekte Pedang Tersembunyi dan faksi-faksi lain, suaranya berubah menjadi nada dendam yang dingin.
Mo Ya tiba-tiba berhenti berjalan di celah gunung yang sunyi. Dia menoleh ke Lian, penyamaran sarjana tuanya seakan retak dan memperlihatkan api yang gelap di matanya.
“Aku ingin kau tahu, Li Feng,” katanya dengan suara berat. “Aku bukan hanya kultivator Racun. Aku adalah seorang Tetua dari Sekte Lima Racun”
Lian terkejut, tetapi ia sudah mempersiapkan diri. Sekte Lima Racun adalah musuh bebuyutan Sekte Pedang Tersembunyi, yang paling dicari.
“Sumpah Surga mengikatku untuk membantumu menstabilkan Giok. Aku tahu kau tidak percaya padaku, dan aku tahu kau adalah Giok Murni, yang berlawanan dari Sekteku,” Mo Ya mengambil langkah maju, auranya kini penuh dengan Racun Qi yang terkontrol tetapi mematikan. “Alasan yang sebenarnya adalah: Sekteku sedang mengerjakan sesuatu yang besar. Kami membutuhkan pemurnian total yang hanya bisa diberikan oleh Giokmu. Giok-mu adalah satu-satunya hal di alam semesta ini yang dapat menetralkan Racun Primordial Kekacauan yang telah kami kumpulkan.”
“Kita ditakdirkan untuk menjadi sekutu sementara. Kau harus menstabilkan Giokmu. Dan aku membutuhkanmu untuk melakukannya. Ini adalah takdir yang ironis, bukan? Si Ketiadaan bekerja sama dengan Si Kekacauan. Kau adalah wadah pemurnianku, dan aku adalah panduan Racunmu.”
Mo Ya melanjutkan berjalan, senyumnya kini kembali, tetapi lebih jahat dari sebelumnya. Lian kini tidak hanya harus menstabilkan Inti Gioknya, tetapi ia harus menjaga rahasia Kitab Pemurnian Jiwa Langit dari seorang Tetua sekte jahat yang terikat padanya, tetapi memiliki tujuan yang jauh lebih besar dan lebih gelap.
Setelah pengakuan mengejutkan Mo Ya bahwa ia adalah seorang Tetua dari Sekte Lima Racun, ketegangan di antara Lian dan dia menjadi hampir tidak tertahankan. Mereka berjalan sepanjang malam di punggung bukit yang sunyi, di mana langit utara yang gelap ditaburi bintang-bintang yang dingin, seolah-olah alam semesta sedang mengamati persatuan yang tidak wajar ini.
"Mengapa kau harus jujur sekarang?" Lian akhirnya bertanya, suaranya tenang, tetapi setiap kata terasa seperti es yang pecah. Giok Inti-nya, yang berada di Dantian, terasa gelisah, ingin secara naluriah membersihkan keberadaan Mo Ya dari tubuhnya.
Mo Ya, berjalan di depannya, menghela napas panjang, kabut tipis keluar dari bibirnya. "Karena kau bukan hanya wadah pemurnianku, Li Feng. Kau adalah Kontrak Takdirku."
Lian terhenti. "Kontrak Takdir?"
"Racun Primordial Kekacauan yang kami kumpulkan bukanlah racun biasa," jelas Mo Ya, tanpa menoleh. "Itu adalah sisa-sisa dari perang kuno, hasil dari jutaan jiwa yang busuk. Itu adalah Qi yang mati, kekacauan yang murni. Sekteku ingin menggunakannya untuk menumbangkan dominasi Sekte Pedang Tersembunyi—untuk membusukkan Fondasi Qi mereka dan membawa dunia ke era di mana Kekacauan dan Racun diakui sebagai jalan kultivasi yang sah."
"Tapi Racun Primordial itu terlalu kuat," Mo Ya melanjutkan, suaranya mengandung rasa hormat yang aneh. "Jika kami melepaskannya tanpa kendali, itu akan menghancurkan kami lebih dulu. Kami membutuhkan Ketiadaan Murni Giok-mu untuk menenangkan kekacauan itu, bukan menghancurkannya. Kami membutuhkan Giok untuk menciptakan keseimbangan yang belum pernah ada: Racun yang terorganisir, bukan Racun yang merusak diri sendiri."