Kembali Menikahi Mantan Istri

Sudah jam 12 malam Adrian belum juga kembali dan Ira pun semakin panik.

"dasar brengsek!, di mana kamu membawa Kayla.!"teriak Ira setelah telpon nya di angkat sama Adrian.

"......"

"lima menit kamu belum juga kembali,aku bersumpah akan_" ucapnya Ira terpotong karena Adrian mematikan nya.

"Adrian sialan.!"teriak nya lagi, ira tidak menghiraukan tatapan keluarga nya dia hanya takut Adrian membawa kabur Kayla.

"maaf kan kami Ra..." ucap Diana yang masih merasa bersalah.

"kenapa dia bisa berada di acara itu.?" tanya Ira yang belum tau kalau Adrian bekerja di sana bahkan suami nya lah yang memiliki perusahaan tersebut.

"karena tuan ad_."Dimas tidak melanjut kan ucapan nya karena mendengar suara mobil.

melihat ada mobil yang parkir di depan rumah nya Ira langsung berlari keluar begitu juga dengan keluarga nya termasuk Dimas dan juga Diana.

wajah ira sudah berubah masam dan dengan cepat dia melangkah dan mengangkat tangan nya ingin menampar Adrian tapi semua nya di luar Nurul.

bukan nya menampar Adrian malah dia mematung di tempat nya karena kelakuan Adrian yang dengan cepat membaca situasi.

"diamlah Kayla sedang tidur,kalau mau berantem nanti di kamar." bisik Adrian setelah itu dia membuka pintu belakang mobil dan mem bawa Kayla yang sudah tidur lagi.

semua orang menganga melihat kelakuan Adrian yang mengatasi ke marahan ira.

"maaf kan saya karena sudah membuat kalian panik.!" ucap nya datar lalu dia melangkah ke kamar Kayla.

Sementara di luar Dimas berpamitan karena Kayla sudah pulang dan juga ini sudah tengah malam.

banyak pertanyaan yang bersarang di benak ke dua suami istri itu siapakah sosok Adrian.

Sedangkan Adrian setelah menidurkan Kayla dia langsung menuju ke kamar nya yang di hadiahi tatapan tajam dari Ira.

"besok mas cerita, boleh mas istrahat dulu." pinta nya yang membuka jas nya.Tapi Ira tidak bisa diam begitu saja, setiap masalah harus di selesaikan bukan di tunda, masalah besok itu urusan besok itu prinsip nya.

Tapi kemarahan dan pertanyaan nya hanya sampai di tenggorokan karena dia melihat Adrian yang meringis dan sedikit ada noda darah di pergelangan tangan nya.

"aww..."ringis Adrian tapi dia tetap membuka baju nya.

Ira yang melihat Adrian kesusahan dan ke sakitan itu langsung membantu nya karena bagai manapun Adrian dia masih punya hati sesama manusia.

"Sina aku obati.!" ucap nya dengan suara datar.

"tidak usah sebaik nya kamu istrahat ini sudah larut." kata adrian yang tidak ingin merepotkan kan Ira.

"kalau begitu kamu tidur di luar karena aku tidak bisa mendengar suara berisik apalagi ringis san kamu yang sangat mengganggu."potong Ira cuek tapi tangan nya masih memegang tangan Adrian.

Adrian tersenyum mendengar ucapan Ira,malah Adrian memberikan tangan nya yang satu lagi dan memperlihat kan telapak tangan nya yang luka.

Ira menatap wajah Adrian dan di angguki sama Adrian.

"sakit sayang..?" ucap nya lirih.

"tadi aja Sok nolak.!" ujar ira menarik tangan Adrian membawa duduk di kursi meja rias nya .

"tunggu aku ambil kan obat.!" kata Ira.

"mas gerah yang...?" ucap Adrian yang memanggil sayang.

tanpa di beritahu pun Ira sudah tau bahwa pakaian Adrian belum di buka dan dia harus membantu nya.

"tutup mata mu.!" kata Ira

"kenapa.?" tanya Adrian menaikan alis nya.

"aku tidak mau melihat wajah mu saat aku membantu mu.!" ucap nya datar.

"takut kamu kembali jatuh cinta lagi."

"jangan gr tidak mungkin aku kembali jatuh cinta pada laki-laki brengsek seperti mu,cinta ku habis di mas Arman.!" ungkap nya biarkan saja Adrian sakit hati malah itu bagus.

"kalau begitu kenapa harus mas yang tutup mata, kamu saja yang tutup mata." ucap Adrian datar,tapi dalam hati dia tertawa senang bisa mengerjai istri nya yang bawel itu.

Ira menekan tangan Adrian sehingga Adrian berteriak kesakitan.

"sebaik nya diam." tegas nya lalu dengan hati-hati ira membuka pakaian Adrian sampai mata nya tidak sengaja melihat sebuah tato di samping kanan pinggang Adrian.

"sejak kapan kamu membuat tato ini?"tanya Hana karena dia tidak bisa menahan ke ingin Tahuan nya.

"sejak mas meninggalkan kalian berdua." jawab nya lirih.

Hana tau kalau membuat tato itu sangat sakit.

"saat membuat nya mas tidak ingin di bius,mas ingin merasakan sakit yang kalian rasakan saat mas meninggal kan kalian." terang Adrian yang memang saat itu tidak ingin di bius.tidak bisa di bayangkan di bius saja masih bisa merasakan sakit apa lagi tidak di bius.

mendengar penuturan Adrian,Ira terdiam.

tanpa Ira sadari dia memegang tato itu yang ternyata nama nya dan juga nama Kayla.

"dasar gila.!" kata ira lalu dia meninggalkan Adrian sendiri dengan rasa sakit nya.

Ira keluar dengan menangis,dia menangis tergugu dan menjatuhkan kan diri nya di lantai dia tau betapa sakit nya membuat tato apalagi tidak di bius tapi sakit yang dia rasakan dan alami saat itu sangat menyiksa nya.

"kenapa kamu harus kembali, dan kalau keluarga mu tidak merestui kenapa tidak memberitahu ku."ucap nya lirih di sela tangisan nya.

"kita bisa menghadapi nya sama-sama, kenapa harus dengan cara menyakiti ku,membuat Kayla merasa seperti anak yatim." lirih nya lagi dengan air mata yang bercucuran.

"belajar lah iklas dan menerima nya, semua nya sudah berlalu bukan cuma kamu saja yang menderita tapi kalian sama-sama menderita."ucap ibu rania yang sudah berada di samping Ira dan membelai rambut Ira dengan pelan.

"walaupun sudah tidak ada cinta lagi untuk suami mu tapi belajar lah kembali mencintai nya, bukan ibu membela Adrian tapi kalian sama-sama menjadi korban dari orang yang jahat." terang ibu Rania bijak.

Ira memeluk ibu nya dia masih takut kalau Adrian meninggalkan nya lagi."

"lihat lah Adrian dia juga tersiksa sama seperti mu, kalau belum bisa menerimanya sebagai suami,anggap dia sebagai sahabat atau Kakak yang selalu ada untuk kamu dan Kayla." lanjut be Rania lagi dan Ira sedikit lebih tenang.

"Ira takut buk...?" gumam nya.

"takut kenapa.?"tanya ibu nya.

"Ira takut kembali mencintai nya dan dia kembali pergi, Ira takut Bu...?"ucap nya yang membuat Rania tersenyum.

"itu tidak akan terjadi nak, percaya sama ibu." kata Bu Rania lagi.

karena sudah lama berada di ruangan itu,Bu Rania pun menyuruh Ira kembali ke kamar nya dan membawa kotak obat karena tadi Bu Rania tidak sengaja melihat tangan Adrian yang terluka.

"kasian suami mu,obati luka nya dan dengar kan penjelasan nya."kata Bu Rania lemah lembut

"terimakasih Bu.", ucap Ira mengangguk.

Setelah itu Ira pun kembali melangkah ke kamar nya dan melihat Adrian yang sudah tidur dengan posisi yang masih duduk di kursi.

"aku akan memberimu kesempatan."gumamnya lalu membuang nafas nya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...