Keiko yang hendak menolak perjodohan yang di lakukan ayahnya seketika menerimanya tanpa pikir panjang setelah bertemu dengan pria tersebut.
Pria dengan sejuta pesona membuat dirinya bergetar, Hingga bertekad membuat pria itu jatuh dalam pelukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Orlando, Perubahan Keiko
Prancis
Hugo yang tadinya lari terbirit-birit masuk kedalam ruangan tuannya ketika mendengar suara gebrakan yang memekakkan telinga, Lantas ketika dia sampai di sana, Matanya menatap ngeri pada meja kayu yang sudah terbelah di hadapan tuannya itu.
Hugo mulai berpikir dengan keras, Apa yang menjadi sebab dari kemerahan tuannya kali ini, Sebab dilihat dari reaksi tuannya ini bukanlah masalah kecil.
Orlando saat ini dalam kemarahan yang luar biasa, Dia baru saja membuka ponselnya ketika melihat nama Keiko memberi pesan untuknya.
Namun siapa sangka jika pesan yang di kirim Keiko untuknya benar benar berhasil memancing kemarahan luar biasa di dalam dirinya.
"Uncle maafkan aku sepertinya ini salah"
"Dan aku rasa lebih baik kita mengakhiri semuanya sebelum bergerak terlalu jauh, Maafkan aku uncle"
"Aku akan mengembalikan hadiah dari uncle, Tolong kirim alamat uncle padaku"
Rentetan pesan dari Keiko membuatnya marah luar biasa, Dia pikir apa yang terjadi pada gadis itu, Bukankah tadi baik baik saja? Bahkan gadis itu menanyakan dirinya kapan akan kembali dari Prancis, Lalu kenapa gadis itu tiba tiba ingin mengakhiri semuanya.
Berakhir? Hahaha, Rasanya Orlando ingin tertawa terbahak bahak. Di antara semua wanita yang bersedia merangkak di bawah kakinya demi bersama dirinya, Tapi seorang Yamada Keiko menolak dirinya secara terang terangan, Bahkan sempat mempermainkan dirinya.
Orlando pikir gadis itu benar benar cukup berani.
"Hugo, Siapkan jet pribadi ku sekarang, Kita akan kembali ke Jepang"
Hugo melototkan matanya lebar, Syok dengan permintaan tuannya itu
"Tuan pertemuan kita dengan mr"
Perkataan Hugo terhenti ketika sebuah vas bergerak ke arahnya dan tepat mengenai keningnya.
Crass
Darah segar terlihat mengalir di sana.
"Apa kau ku gaji untuk membantah perkataan ku"
Suara Orlando menggelegar di ruangan itu.
Tubuh Hugo bergetar ketika melihat mata tuannya yang menatapnya dengan mata memerah, Dengan cepat dia menganggukkan kepalanya.
"Baik tuan, Jet pribadi akan siap dalam 10 menit"
Setelah mengatakan itu Hugo langsung pergi dari sana, Lari sekencang kencangnya untuk melakukan perintah pria itu.
Berulang kali Orlando berusaha menghubungi gadis itu, Namun sepertinya gadis itu mematikan ponselnya.
Brakkkk
Ponsel mahal berlogo Apple itu hancur tak terkira ketika Orlando melemparnya ke arah dinding.
Orlando mengepalkan tangannya, Rahang pria itu mengeras dengan tangannya mengepal dengan kuat, Suara gemeletuk gigi terdengar.
"Yamada Keiko, Selama ini tidak ada yang bisa pergi dariku sebelum aku mengizinkannya, Dan kau tidak akan pernah ku izinkan pergi"
Gumam pria itu yang menarik ujung bibirnya, Menciptakan senyum mengerikan yang mampu membuat semua orang meremang.
...****************...
Jepang
Rumah Keiko
Gadis itu terlihat menatap ponselnya dalam waktu yang lama, Tidak tau kenapa rasanya jantungnya berdetak lebih cepat kali ini, Dan wajah Orlando terus muncul di otaknya.
Rasanya Keiko ingin menangis, Ini pertama kalinya dia merasa hal yang gila dalam dirinya sendiri.
"Nona Keiko"
Suara Nima mengejutkan dirinya
"Ya, Nima"
"Nona, Ingin makan malam apa?"
Nima terlihat menghampiri nona mudanya itu.
"Nima, Aku tidak lapar, Aku akan memanggil mu nanti jika aku ingin memakan sesuatu"
Sahut Keiko yang merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, Dia sedang tidak berselera makan saat ini, Dia tidak ingin melakukan apapun hanya berbaring seolah energinya benar benar habis.
"Nona sakit?"
Nima bertanya dengan khawatir, Dia melihat gelagat Keiko yang tampak tidak baik baik saja.
"Tidak Nima, Aku baik baik saja"
Jawab Keiko cepat.
"Jika papa mencari ku, Katakan jika aku sudah selesai makan"
Lanjut gadis itu lagi.
Nima pada akhirnya menganggukkan kepalanya, Meski sebenarnya dia yakin jika nonanya sedang tidak baik baik saja. Secara perlahan dia bergerak meninggalkan Keiko.
"Arghhhh"
Keiko mengacak ngacak rambutnya frustasi, Dia tidak menyangka jika melupakan seorang pria harus sesulit ini, Bahkan ini baru satu hari, Ahh tidak bukan sehari tapi baru satu jam dan dia sudah kalang kabut seperti ini.
Dia ingin mengaktifkan ponsel nya, Tapi dia yakin jika Orlando akan menelfonnya saat itu juga. Dan dia tidak ingin itu terjadi.
"Benar kata Zee, Dia pria berbahaya"
Gumam Keiko dengan jantungnya berdebat berkali kali lipat, Membuat dirinya pusing yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya
...***************...
Di tempat yang berbeda
Seseorang terlihat melangkah dengan lebar, Beberapa orang yang melihatnya menundukkan kepala mereka melihat sosok tersebut.
Brakk
Tangannya mendorong pintu di hadapannya dengan kasar.
"Bagaimana hasilnya?"
Tanya sosok tersebut langsung pada seorang pria yang terlihat sedang duduk di meja kerjanya.
"Semuanya cocok, Sempurna"
Jawab pria tersebut dengan menyerahkan berkas di tangannya pada sosok itu.
"Kau yakin ingin melakukan ini? Kau tau dia akan marah besar padamu jika kau melakukan ini tanpa persetujuannya"
Pria itu berbicara dengan serius menatap sosok di hadapannya dengan khawatir.
"Aku akan mengatakannya secara perlahan, Aku tau dia tidak akan menolak, Sebab gadis itu terlalu berharga dalam hidupnya"
Sosok itu menjawab dengan cepat, Tersirat keyakinan yang begitu besar dalam kalimatnya.
"Tapi aku cukup meragukan ini"
Pria itu memilih membuang pandangannya.
"Jangan khawatirkan apapun, Cukup persiapkan semuanya dengan baik, Sisanya aku yang akan mengaturnya"
Bibir sosok itu terlihat tersenyum lebar, Dia terlihat begitu bahagia hari ini, Tanpa menunggu pria di hadapannya berbicara dia langsung pergi begitu saja.
...****************...
Jepang 02.30
Rumah Keiko
Keiko, Gadis itu terlihat terlelap dalam tidurnya, Makanan yang di bawa Nima terlihat tidak tersentuh sama sekali di atas meja.
Entah jam berapa gadis itu tidur, Dia tidak tau, Sebab dia terus berperang dalam pikirannya dalam waktu yang cukup lama.
Hingga sebuah siluet tampak milik seorang pria bergerak mendekati gadis itu, Mengusap wajah Keiko secara perlahan dengan tangan kekarnya.
Pria itu adalah Orlando, Dia benar benar tiba di Jepang dalam waktu yang cukup singkat.
Secara perlahan pria itu naik di tempat tidur Keiko, Berbaring dengan hati hati di samping gadis itu.
"Gadis nakal"
Suara Orlando menggeram rendah, Cukup itu kesal ke arah gadis itu, Namun amarah yang tadinya meluap dan membuncah dalam hatinya menguap begitu saja ketika melihat wajah damai Keiko.
Sejenak mata Orlando melirik ke atas meja, Dimana ada makanan di sana.
"Dia tidak makan?"
Gumam pria itu dengan alisnya yang berkerut.
Dia pikir sebenarnya apa yang terjadi pada Keiko.
Tangannya secara perlahan menyentuh wajah Keiko, Mengusap pipi gadis itu secara perlahan.
Keiko, Gadis itu yang sedang tertidur merasakan seseorang menyentuh wajahnya dengan pelan, Membuat gadis itu siaga dan membuka matanya dengan cepat.
Dan saat itu, Dia melihat Orlando yang juga menatapnya, Matanya membulat sempurna dengan jantungnya yang memompa lebih cepat.
Selamatkan si kei abang lando