"Ku pikir dengan menikah dengan mu hidup Ku akan bahagia, nyatanya Kau hanya memberikan Ku luka yang sedalam ini." Alisa
Alisa menikah dengan Fahmi putra pemilik pesantren tempat ia mengenyam pendidikan. Pada awalnya rumah tangga mereka begitu bahagia dan harmonis apalagi kini sudah hadir buah cinta mereka berdua, seorang anak yang masih bayi berusia dua bulan.
Namun ternyata kebahagiaan pernikahan itu tak bertahan lama. Fahmi tergoda akan tahta dan wanita, ia berselingkuh dengan saudari kembar Alisa sendiri. Hingga pada akhirnya mereka kehilangan buah cinta mereka.
Alisa merasa putus asa karena mendapatkan ujian yang bertubi-tubi. Ia merasa lelah dengan hidupnya, dan terus menginginkan Tuhan agar membawanya pergi ke sisi-Nya.
Simak ceritanya dalam judul "Tuhan Bawa Aku Pulang." Karya DEWI KD. Jangan lupa untuk mendukung Author dalam bentuk Like dan Komentar kalian ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Anisa berdecak kesal melihat Dian keluar dari ruang kerja Fahmi. Seakan Dian begitu akrab dengan Fahmi.
“Kayaknya Aku punya saingan deh !” gumam Anisa yang ternyata di dengar oleh rekan kerja Anisa duduk di sebelahnya.
“Cantik kan Bu Dian ? sudah cantik, seksi, pintar lagi. Wanita idaman pria pokoknya.”
Anisa yang mendengarnya bukannya ikut balik memuji malah ia semakin tidak suka dengan Dian.
“Percuma cantik kalau suka dekat-dekat dengan suami orang !” celetuk Anisa.
Rekan kerja Anisa yang bersama Ranti tersebut hanya terkekeh mendengarnya.
Tak lama Anisa melihat Fahmi keluar dari ruang kerjanya dan masuk ke dalam lift.
“Mas Fahmi mau kemana ?” gumam Anisa
Fahmi menuju lantai paling atas gedung perusahaan tempat ia bekerja. Ia masuk ke dalam ruang rapat, terlihat beberapa direktur dan manager perusahaan sudah hadir disana.
Dian hanya duduk seorang diri dan kemudian menoleh pada Fahmi. Dian kemudian menyuruh Fahmi duduk disebelahnya.
“Kemana Pak Sanjaya ?” tanya Fahmi pada Dian.
Atasan Fahmi yang bernama Sanjaya tersebut tidak hadir dalam rapat.
“Entahlah ! Aku sudah menghubunginya tapi tidak direspon !” kata Dian pelan menatap lurus kedepan melihat kursi presiden direktur yang sebentar lagi akan di duduki oleh Reino.
Fahmi yang berusaha menghubungi Sanjaya berulang kali, tiba-tiba gerakan tangannya terhenti ketika Reino sudah memasuki ruangan dan duduk di kursinya.
Suasana di ruangan tersebut nampak begitu tegang. Para direktur yang menjalankan peran dan tugas mereka sampai tak bisa berkata sepatah kata pun.
“Siapa yang memulai lebih dulu ?” ucap Reino yang membuat para direktur semakin tegang.
“Kami Pak ! Dari Divisi Keuangan !” kata Dian mengangkat tangan kanannya hingga membuat Fahmi juga mengangkat tangannya.
Dian memberikan kode pada Fahmi untuk tidak takut dan percaya diri.
Dian kemudian menghubungan flashdisk yang ia terima sebelumnya dari Fahmi, dan Fahmi mempresentasikan hasil kerja Divisi mereka. Fahmi melakukan semampu yang ia bisa sesuai dengan ilmu yang ia punya.
Reino nampak terpukau melihat Fahmi dan tersenyum manis.
“Bagus ! Bravo ! Ini baru bekerja !” puji Reino ia juga memberikan tepuk tangan pada Fahmi para direktur divisi yang hadir pun ikut memberikan tepuk tangan.
“Kemana direktur kalian ?” tanya Reino yang membuat Fahmi dan Dian terdiam.
“Apa dia tidak tahu Aku akan datang ?” tanya Reino lagi.
“Pak Sanjaya, tidak masuk bekerja hari ini !” ucap Dian yang membuat Fahmi langsung menoleh pada Dian dengan penuh selidik dan tanda tanya besar.
Dian adalah sekretaris pribadi Sanjaya, tidak mungkin Dian tidak memberitahu Sanjaya kalau rapat hari ini di pimpin langsung oleh Reino.
“Bagus ! Mulai sekarang Aku memecat dia ! Dan, untuk kedepannya…” Reino belum melanjutkan ucapannya dan menoleh pada Fahmi.
“Kamu yang akan menjadi Direktur Keuangan !” ucap Reino dengan suara beratnya hingga membuat Fahmi diam mematung mendengarnya.
Mendengar Fahmi di angkat langsung oleh Reino menjadi direktur keuangan, Dian langsung memberikan tepuk tangan dan para direktur divisi yang ikut hadir pun memberikan tepuk tangan pada Fahmi.
Rapat kemudian di tutup dengan naiknya jabatan Fahmi sebagai Direktur keuangan. Fahmi merasa tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar dan ia terima. Seperti mimpi, padahal Fahmi tidak pernah mengharapkan ini sebelumnya.
“Selamat Fahmi !” Dian menjulurkan tangannya pada Fahmi, memberikan selamat pada Fahmi.
“Selamat Pak Fahmi !”
“Selamat Pak !”
Fahmi hanya membalas uluran tangan para direktur divisi yang mengucapkan selamat padanya.
Begitu ruangan tersebut sudah sepi dan hanya ada Fahmi dan Dian saja. Dian langsung melipatkan kedua tangannya ke hadapan Fahmi.
“Apa Ku bilang ? Terkadang kita juga harus menunjukkan sisi diri kita yang lain, agar kita diakui orang !” kata Dian pelan.
“Tapi tunggu ! Kenapa Kamu bilang Pak Sanjaya tidak hadir bekerja hari ini ?” tanya Fahmi.
“Memang dia tidak bekerja hari ini ! Aku sudah berulang kali menghubunginya, apa boleh buat ?” kata Dian dengan santainya.
“Sekali lagi, selamat atas kenaikan jabatan mu, Fahmi !” kata Dian tersenyum manis, dan kemudian pergi meninggalkan Fahmi seorang diri di ruang rapat tersebut.
...****************...
geram lah tengok org 2 ne...
mudah2an nnti author up lagi y 🫣😄
cerita nya seru dan menarik