NovelToon NovelToon
DOSA (Dosen Sayang)

DOSA (Dosen Sayang)

Status: tamat
Genre:Komedi / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:10.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: yu aotian

Karen Aurellia tidak pernah menyangka diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun, akan menikah dengan pria yang lebih tua darinya. Pria itu adalah Darren William Bratajaya, pemuda cerdas yang telah meraih gelar profesor di Universitas London.

Saat mengetahui akan dinikahi seseorang bergelar profesor, yang ada dalam bayangannya adalah seorang pria berbadan gempal dengan perut yang buncit, memakai kacamata serta memiliki kebotakan di tengah kepala seperti tokoh profesor yang sering divisualkan film-film kartun.

Tak sesuai dugaannya, ternyata pria itu berwajah rupawan bak pangeran di negeri dongeng! Lebih mengejutkan lagi, ternyata dia adalah dosen baru yang begitu digandrungi para mahasiswi di kampusnya.

Bacaan ringan, bukan novel dengan alur cerita penuh drama. Hanya sebuah kisah kehidupan Rumah Tangga pasutri baru, penuh keseruan, kelucuan, dan keuwuan yang diselipi edukasi pernikahan. Baca aja dulu, siapa tahu ntar naksir authornya 🤣

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Ketika Teko Bersiul

Melihat Darren yang tampak oleng ke belakang, para mahasiswa semester tujuh itu lantas hendak menghampirinya sambil menunjukkan mimik khawatir.

"Bapak kenapa?" tanya mereka.

"Enggak papa ... enggak papa. Syukurlah kamu enggak kenapa-kenapa," ucap Darren pada Karen versi jumbo.

Karen versi jumbo pun merasa tersanjung karena Darren terlihat peduli padanya.

"Ih, kalau tahu gitu mending aku aja yang kena pukul biar didatangi pak Darren," ucap salah satu mahasiswa begitu Darren keluar dari ruangan itu.

Karen yang asyik mengobrol bersama teman-temannya di kafe lain, tiba-tiba dikejutkan dengan suara dering ponsel miliknya. Matanya membeliak tatkala melihat nomor Darren tertera di layar pemanggil.

"Eh, aku angkat telepon dari nyokap dulu, ya," ucap Karen pada teman-temannya seraya menepi.

Ia pun menerima panggilan telepon suaminya. "Hallo ...."

"Karen, kamu di mana? Udah pulang, belom?"

"Aku masih di kampus lagi bareng teman-teman."

Darren bernapas lega. "Ya, sudah kalau gitu."

Karen mengerutkan dahi saat Darren langsung menutup telepon. Lelaki itu menelepon hanya untuk menanyakan keberadaannya. Meski telah mengetahui sosok Karen yang berkelahi itu bukan istrinya, tetap saja ia ingin memastikan perempuannya tidak kenapa-kenapa.

Karen memilih pulang cepat untuk mencari ide perayaan ulang tahun pasangan yang romantis. Ia berbaring telungkup di sofa seraya sibuk menjelajahi instagram eksplor, tapi tak kunjung menemukan referensi yang sesuai keinginannya. Karena merasa jarinya lelah menggulir layar ponsel selama berjam-jam, akhirnya ia memilih mematikan ponselnya.

Perempuan itu benar-benar memiliki bakat mudah tertidur di manapun dan kapanpun. Buktinya niat hati hendak beristirahat sebentar, tapi dia malah tertidur pulas. Entah sudah berapa lama waktu terlewati begitu saja dan dia masih tidur.

Di tengah lelapnya, Karen bisa merasakan sebuah sentuhan lembut di bibirnya.

"Apa ini? Kok lembut banget?" Batin Karen bertanya-tanya di tengah kesadarannya yang belum stabil.

Karen mengerjapkan mata perlahan. Samar-samar ia melihat bayangan seseorang tepat di atas wajahnya. Ia kembali mengedipkan mata untuk menyesuaikan cahaya lampu yang menusuk retinanya. Pada saat itu juga, pupilnya melebar seketika saat beradu pandangan dengan seseorang dalam jarak yang sangat dekat. Tanpa aba-aba, ia pun langsung bangun dan mendorong pria di hadapannya dengan kuat hingga jatuh dari sofa.

"Darren!" Karen terperanjat kala menyadari lelaki yang didorongnya itu adalah suaminya sendiri.

"Kenapa malah dorong aku?!" keluh Darren sambil berdiri dan kembali duduk di pinggir sofa.

"Habisnya kamu ngagetin aku! Ngapain coba mesumin orang lagi tidur."

"Siapa yang mesum!"

"Ya, terus nyium-nyium itu apa?" Karen meletakkan jari telunjuk di bibirnya sendiri.

"Buat bangunin kamu. Bangunin putri tidur dengan cara dicium, kan?"

"Halah, modus!" celetuk Karen berlagak tak senang. Padahal hatinya sudah berbunga-bunga karena disamakan dengan putri tidur.

"Ya, udah lain kali aku bangunin kamu pakai cara emak-emak bangunin anaknya aja."

"Hah? Maksud kamu nyiram aku gitu?"

"Enggaklah! Ya, emak-emak kan kalau bangunin anaknya suka nipu waktu. Bilang udah jam sepuluh padahal masih jam enam pagi. Kayaknya cara itu cukup ampuh buat bangunin kamu pagi-pagi."

"Idih ... pasti itu gaya Oma pas lagi bangunin kamu," duga Karen sambil tergelak. Pandangannya lalu terarah pada tas kerja Darren yang diletakkan di sofa samping. "Kamu dah pulang? Kok cepat? Biasanya pulang malam?"

"Emangnya kamu pikir ini jam berapa?"

Karen segera memalingkan pandangannya ke kaca jendela besar di ruangan itu yang menunjukkan pemandangan malam dari ketinggian 33 lantai.

"Oh, Gosh, dah malam ternyata!"

"Kamu dah makan?" tanya Darren sambil menuju ke kamar.

"Lagi males makan malam. Kamu sendiri dah makan, belom?"

"Udah tadi bareng dosen lainnya."

"Ibu Marsha ikut, gak?" tanya Karen cepat.

"Ikutlah!" jawab Darren singkat. Namun, sesaat kemudian ekor matanya malah menangkap ekspresi istrinya. Seakan mengerti dengan kecemburuan perempuan itu, ia lantas berkata, "Marsha sama aku sekarang udah biasa aja kok. Dia tuh perempuan yang punya ego dan harga diri tinggi, mana mau dia ngejar pria yang dah punya istri."

Perkataan Darren sukses memperbaiki raut wajah Karen. Ia lalu menghampiri pria itu sambil menggandeng lengannya dengan manja.

"Kamu mau dibikinin teh hangat, enggak? Atau mau dibikinin kopi?" tawar Karen sok pencitraan sebagai istri teladan.

"Kopi aja, deh," jawab Darren sambil mengelus kepala istrinya.

Karen tersenyum kecut. "Aku bikinin dulu, ya!"

Cuma basa-basi doank, malah beneran disuruh bikin. Mana aku gak pernah bikin kopi lagi!

Karen ke dapur untuk membuatkan kopi suaminya. Namun, di sana dia hanya banyak menggaruk kepala seraya menunjukkan wajah bengong. Pasalnya, ia tak mengerti sama sekali cara membuat kopi. Bahkan, untuk memilih gelas kopi yang akan digunakan pun tidak tahu.

Darren yang memerhatikan kebingungan istrinya, lantas menahan tawa. Ia menghampiri Karen, memosisikan berdiri di belakangnya sambil memegang pergelangan tangan perempuan itu.

"Pertama, didihkan airnya dulu." Darren menuntut tangan mungil lembut itu untuk mengisi air keran ke dalam teko dan memasaknya di kompor listrik. "Kemudian, ambil dua sendok kopi masukkan ke dalam cangkir dan masukkan juga satu setengah sendok gula," ucapnya kembali sambil terus menuntut tangan Karen. Sebelah tangannya yang menganggur, kini melingkar di pinggang istrinya.

"Terus?" tanya Karen sambil menoleh ke arah Daren yang menyandarkan dagu di bahunya.

"Tunggu airnya mendidih dulu, baru diseduh," ucap pria itu.

"Terus, sambil nunggu kopi kita mau ngapain?" tanya Karen lagi sambil masih menatap suaminya dari arah samping.

Darren memosisikan bibirnya tepat di telinga perempuan itu, lalu berbisik dengan suara pelan, "Gimana kalau kamu lunasi yang tadi siang?"

Detik itu juga, Darren langsung menenggelamkan wajahnya, memberi sapuan panas di leher dan telinga istrinya secara bergantian. Tindakan sensuaal itu tentu saja membuat Karen tersentak sekaligus membeku seketika. Entah kenapa, deru napas Darren yang berembus kasar, membuat tubuhnya meremang.

Karen hanya mampu memejamkan mata sambil mencengkram kuat tangan suaminya. Posisinya yang membelakangi Darren, membuat tangan pria itu leluasa bergerak aktif di titik-titik sensitifnya. Sentuhan dan tekanan halus jari-jari kekar itu, mampu membuatnya terbuai hingga tubuhnya mulai merespon hal aneh. Ingin mendapatkan lebih dari ini.

Puas membasahi leher jenjang istrinya, Darren masih belum menghentikan cumbuuannya. Ia lalu menarik dagu Karen, untuk membuat wajah mereka saling berhadapan. Tatapan Karen yang lemah seolah membakar hasratnya. Ia mengecup sudut bibir perempuan itu dengan lembut, lalu bergerak perlahan menuju bibir bawahnya. Melahap bibir semanis madu itu dengan gerakan eksotis. Seolah tak mau kalah, Karen pun menyeimbangkan gerakan bibir Darren yang semakin liar. Tak peduli dengan air yang mulai mendidih.

Bahkan ketika teko itu terus bersiul, mereka masih saling berciuman, menciptakan suara peraduan bibir yang tak kalah berisik dari siulan teko. Seolah marah diabaikan begitu saja, air di dalam teko meronta keluar dan tumpah hingga mengenai punggung kaki Karen.

"Aaaggh!" Jeritan Karen yang cukup keras sontak menghentikan aktivitas panas mereka.

1
zuwariyah c
bab terlucu /Heart/
zuwariyah c
/Joyful//Joyful//Joyful/
zuwariyah c
/Heart//Heart//Heart/
its anna
seru banget gue bacanya nanti klo dah banyak dlu lah mls on going lamaa nunggunya
Malaikat
lanjut
Anonymous
dapet jackpot vera n nadya/Grin/
Anonymous
real life....adakah yg kaya darennn/Shame/
Anonymous
nice close ending/Grin/
Anonymous
brp sks KKN ny.../Facepalm/
Desi Permatasari
otw nyimak terus nih.... nunggu up selanjutnya
pipi gemoy
👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
keasikan baca jadi lupa kasih bintang 😂😂😂😂😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🙏🏼
pipi gemoy
👏🏼🌹
sakura🇵🇸
mari kita serbu😍
Naura Ar-rahman
luamaaaaaaaa... nungguin novel ini berlanjut, giliran ada notif langsung cuss...
Yu Ao: wah padahal nih novel dah tamat setahun yg lalu loh
total 1 replies
Y.S Meliana
siap
notif'y ada d berbagai judul novel kak yu 😅
Dee
gas lah...bakal seru kayaknyaaaa
sri supadmi
wah kaget ada notif dari ka Yu,langsung meluncur,makasih ka Yu 😍
Nia degeul
eum sok judes Luu 🤭
A
iya juga yh,cerita sinetronnya adalah kisah guritta sama evan😅
Nor Hadi
p
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!