NovelToon NovelToon
Accidentally Yours

Accidentally Yours

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Dokter
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Mutia Kim

Velora, dokter muda yang mandiri, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah hanya karena satu janji lama keluarga. Arvenzo, CEO arogan yang dingin, tiba-tiba menjadi suaminya karena kakek mereka dulu membuat perjanjian yakni cucu-cucu mereka harus dijodohkan.

Tinggal serumah dengan pria yang sama sekali asing, Velora harus menghadapi ego, aturan, dan ketegangan yang memuncak setiap hari. Tapi semakin lama, perhatian diam-diam dan kelembutan tersembunyi Arvenzo membuat Velora mulai ragu, apakah ini hanya kewajiban, atau hati mereka sebenarnya saling jatuh cinta?

Pernikahan paksa. Janji lama. Ego bertabrakan. Dan cinta? Terselip di antara semua itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Ajakan Dinner

Pukul 11 siang tepat, ruang rapat utama perusahaan sudah tertata rapi. Tomi mempersilakan tamu dari Jepang masuk. Seorang pria paruh baya dengan setelan rapi dan senyum ramah melangkah masuk bersama asistennya.

“Tuan Arvenzo, perkenalkan ini Tuan Kenjiro Takahashi, direktur utama Takahashi Corporation,” ucap Tomi.

Arvenzo berdiri, menjabat tangan dengan sopan. “Selamat datang, Tuan Takahashi. Terima kasih sudah meluangkan waktu.”

“Senang akhirnya bisa bertemu langsung, Tuan Arvenzo. Saya kagum dengan perusahaan Anda, saya yakin kerja sama ini akan menguntungkan kedua belah pihak,” balas Takahashi dengan bahasa Inggris yang fasih namun tetap beraksen Jepang.

Mereka pun duduk dan mulai membahas detail kerja sama. Diskusi berlangsung kondusif menyinggung ekspansi pasar, rencana distribusi, hingga strategi jangka panjang. Sesekali Takahashi memberi masukan, dan Arvenzo menanggapi dengan pemikiran yang matang meski kondisinya baru saja pulih.

Sekitar satu jam kemudian, pertemuan resmi selesai dengan kesepakatan awal yang positif. Para asisten mulai membereskan dokumen. Namun, Takahashi tampak masih betah duduk, lalu menoleh pada Arvenzo dengan senyum penasaran.

“Ah, Tuan Arvenzo,” ucapnya ringan, “Saya dengar kabar, apakah benar Anda sudah menikah?”

Arvenzo mengangguk singkat, ekspresinya tenang. “Ya, benar. Saya menikah beberapa bulan yang lalu.”

Takahashi tampak sedikit terkejut. “Oh, saya mengira Anda masih single,” katanya sambil terkekeh kecil. “Kalau begitu, suatu saat bila Anda dan istri berlibur ke Jepang, atau mungkin sekalian ingin berbulan madu, jangan sungkan menghubungi saya. Saya akan menyiapkan tempat penginapan untuk Anda berdua secara gratis, tentu saja.”

Arvenzo sedikit mengernyit, “Anda terlalu baik, Tuan Takahashi.”

Namun Takahashi melambaikan tangan santai. “Bukan masalah. Saya memiliki sebuah resort di Hakone, Fuji Serenity Resort. Tempat itu tenang, dikelilingi pemandangan Gunung Fuji yang indah. Anggap saja hadiah kecil dari saya untuk partner bisnis baru.”

Arvenzo akhirnya tersenyum tipis, menjabat tangan Takahashi sekali lagi. “Terima kasih, Tuan Takahashi. Tawaran Anda sangat saya hargai.”

“Kalau begitu, semoga kita bekerja sama dengan baik ke depan,” balas Takahashi ramah, sebelum akhirnya pamit meninggalkan ruang rapat.

Setelah rapat dengan Tuan Takahashi berakhir dan rombongan klien pamit meninggalkan gedung, Arvenzo kembali ke ruang kerjanya. Tomi mengantar sampai pintu, lalu meninggalkannya sendiri.

Sunyi. Hanya detak jarum jam yang terdengar. Arvenzo duduk di kursinya, membuka kancing jas bagian atas sambil menatap keluar jendela. Kata-kata Takahashi tadi tentang berlibur sekaligus bulan madu di Jepang masih terputar di kepalanya.

Ia mengusap pelipisnya pelan. Aku bilang ingin coba membuka hati, tapi apa aku benar-benar bisa melakukannya? pikirnya. Velora sudah banyak berkorban, selalu ada di sisinya, bahkan saat ia keras kepala. Tapi dirinya? Masih sering menahan jarak.

Arvenzo menarik napas dalam. Ada rasa ragu, namun kali ini lebih ringan dibanding biasanya. Entah sejak kapan, Velora mulai berhasil menembus dinding dingin yang ia bangun setelah kepergian Vania.

Ia mengambil ponsel di atas meja, menatap layar lama. Jemarinya sempat berhenti di atas keyboard sebelum akhirnya mengetik pelan.

Vel, nanti malam aku mau ajak kamu dinner. Tidak ada penolakan!

Beberapa detik ia hanya menatap pesan itu, seperti sedang menimbang. Akhirnya ia tekan send.

Arvenzo bersandar ke kursi, menutup mata sejenak. Entah apa reaksi Velora nanti kaget, heran, atau justru senang. Tapi bagi Arvenzo, langkah kecil ini terasa penting. Setidaknya ia mencoba, bukan hanya bicara soal membuka hati.

...****************...

Siang itu, selepas visit pasien, Velora akhirnya bisa duduk sejenak di ruang dokter. Perutnya sejak tadi sudah keroncongan, untungnya tadi ia sempat memesan makanan lewat aplikasi ojek online di restoran favoritnya.

Tak lama, pintu diketuk pelan. “Dok, ini pesanannya,” ucap Putri, asisten sekaligus perawat yang sering membantu Velora.

“Oh, makasih banyak, Put. Untung kamu yang ambil. Aku sudah lapar banget,” kata Velora sambil tersenyum lelah.

Putri meletakkan kantong kertas berisi makanan di meja. “Sama-sama, Dok. Kalau butuh apa-apa lagi, kabarin aja ya.”

Velora mengangguk. Setelah Putri keluar, ia membuka bungkus makanan dan baru saja ingin menyuap, ketika ponselnya bergetar di meja. Layar menampilkan nama Arvenzo.

Dengan sedikit penasaran, Velora mengambil ponselnya dan membuka pesan itu.

Arvenzo:

Vel, nanti malam aku mau ajak kamu dinner. Tidak ada penolakan!

Velora tertegun sebentar, lalu senyumnya merekah tanpa sadar. Ia bisa membayangkan ekspresi dingin suaminya saat mengetik pesan itu, seolah perintah yang tidak bisa dibantah.

Ia mengetik balasan, jari-jarinya sempat berhenti beberapa kali, menimbang-nimbang kalimatnya. Akhirnya ia mengirim:

Velora:

Baik, aku ikut. Oh ya, jangan lupa makan siang sama minum obatnya dulu Kalau tidak, aku bakal nolak ajakan kamu!

Begitu pesannya terkirim, Velora menaruh ponselnya di meja. Ia meraih sendok, tapi senyum hangat tetap bertahan di wajahnya. Entah kenapa, dadanya berdebar lebih cepat dari biasanya.

“Dinner bareng Arven, tumben banget,” gumamnya pelan, pipinya sedikit memanas. Ada rasa bahagia yang sulit ia jelaskan.

...****************...

Malam itu, Velora berdiri di depan cermin kamar, merapikan gaun berwarna merah maroon yang membalut tubuhnya dengan pas. Potongannya sederhana namun sedikit terbuka di bagian bahu, menonjolkan lekuk tubuhnya dengan anggun tanpa terkesan berlebihan. Rambutnya ia biarkan terurai lembut, dihiasi jepit kecil di samping. Riasan tipis menambah kesan segar namun tetap elegan.

Ketika ia melangkah keluar kamar, Arvenzo yang sudah menunggu di ruang tamu, tatapannya terpaku, seolah lupa bernapas sesaat melihat sosok istrinya malam itu.

Velora tersenyum canggung. “Kenapa? Aku kelihatan aneh, ya?” tanyanya sambil merapikan ujung gaunnya yang sebenarnya sudah sempurna.

Arvenzo menggeleng pelan, suara beratnya terdengar lebih rendah dari biasanya. “Bukan. Kamu terlihat cantik sekali malam ini.”

Wajah Velora langsung merona, ia menunduk cepat. Jarang sekali ia mendengar kalimat seperti itu dari Arvenzo yang biasanya dingin dan to the point.

Perjalanan menuju restoran dipenuhi cahaya lampu jalan yang berkelebatan di kaca mobil. Keheningan menyelimuti, tapi bukan canggung lebih seperti nyaman, hangat, dan penuh dengan sesuatu yang tak terucapkan.

Sesampainya di restoran semi-formal dengan pencahayaan hangat, pelayan menuntun mereka ke meja sudut yang sudah dipesan Arvenzo. Dengan jas hitamnya, Arvenzo tampak semakin karismatik saat menarikkan kursi untuk Velora.

Velora duduk sambil memandang sekeliling. “Tempatnya bagus sekali. Kamu yang pilih, Ar?”

Arvenzo menatapnya sebentar, lalu mengangguk. “Ya. Aku pikir kamu akan suka suasananya.”

Makanan mereka datang, wagyu steak untuk Arvenzo dan creamy pasta untuk Velora. Obrolan ringan mengalir, sesekali diwarnai tawa kecil dari Velora yang membuat suasana semakin hangat.

Arvenzo beberapa kali mendapati dirinya tertegun menatap istrinya. Gaun itu membuat Velora terlihat begitu memesona, tapi lebih dari itu ada kelembutan di matanya yang dulu jarang ia perhatikan.

Velora sadar diperhatikan, ia mengangkat alisnya. “Kenapa kamu lihat aku terus? Ada yang salah dengan gaun atau wajahku?”

Arvenzo menggeleng, sudut bibirnya terangkat samar. “Tidak ada yang salah. Aku cuma baru sadar, kamu memang secantik ini.”

Velora terdiam, pipinya memanas. Ia menunduk, menyembunyikan senyum kecil yang tak bisa ditahan.

1
Rahma Rain
coba Arvenzo tersenyum sedikit ke arah Velo pasti suasana nya tidak akan secanggung ini.
Rahma Rain
puji dengan kata2 yg manis dong Arvenzo. biar kehidupan rumah tangga mu nggak kaku
Nurika Hikmawati
lebih tepatnya mencoba fokus ya Vel... takut pikiranmu traveling 😂😂
Nurika Hikmawati
walopun Velora dokter di situ, tp emang boleh masuk ke dapur RS trus masak sendiri
Nurika Hikmawati
keluarga arvenzo serem juga ya, tapi Leona juga yg salah. berani bermain api, skg jadinya terbakar sendiri
mama Al
Alhamdulillah velora di terima keluarga Arvenzo
Dewi Ink
velora juga gak bakal ngebolehin, makanya dia turun tangan
Dewi Ink
hemm sepertinya lezat..kasian kalo sakit, gak doyan makanan RS
Istri Zhiguang!
Tapi setiap aku ngeliat sifat dingin Arvenzo, aku selalu keinget dia yang dulu selalu make mantan pacarnya buat nganu/Shy/ ini Arvenzo emang beneran baik dan cinta ke Velora atau cuma bermuka dua aja ya?
Istri Zhiguang!
Semoga Mama Mela gak kayak mertua lainnya yang bakal merintah menantunya sesuka hati
Istri Zhiguang!
Manggilnya langsung ayah/Facepalm/
Rosse Roo
Kiss yg kedua, tp rasanya lebih berbeda eaaa dr yg prtma🤭🤭
Rosse Roo
Aaaaa Lanjut Ar, lanjut di rumah aja. masih di RS soalnya/Facepalm/
Drezzlle
Arvenzo masih malu2 kucing /Facepalm//Facepalm/
Drezzlle
Maunya di suapin ya Ar
Drezzlle
enak ya punya teman yang solid gini
🌹Widianingsih,💐♥️
Deg-degan dong pastinya jantung 💓💓 Velora, sekalinya memandikan lap suaminya sendiri yang selama ini belum tau dalamnya🤪
🌹Widianingsih,💐♥️
Velora jadi nambah gelar baru nih.
Seorang dokter iya profesinya, istri statusnya sekarang jadi perawat dengan pasien suaminya sendiri🤭🤭
☘️🍀Author Sylvia🍀☘️
sepertinya Leona bakal hancur di tangan arvenzo. syukurin deh.
☘️🍀Author Sylvia🍀☘️
arvenzo kl udah marah, nyeremin juga ya Thor. untung aja dia langsung balas perbuatannya si Leona.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!