"Dear hati ...
Mengapa kau begitu buta? Padahal kau tahu dia sudah berkeluarga. Mengapa masih menaruh harapan besar kepadanya?"
Hati tak bisa memilih, pada siapa ia akan berlabuh.
Harapan untuk mencintai pria yang juga bisa membalas cintanya harus pupus begitu ia mengetahui pria itu telah berkeluarga.
Hatinya tak lagi bisa berpaling, tak bisa dialihkan. Cintanya telah bercokol terlalu dalam.
Haruskah ia merelakan cinta terlarang itu atau justru memperjuangkan, namun sebagai orang ketiga?
~Secretly Loving You~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 8 - Ingin Tahu Tentangmu
Aku sudah berusaha menolak, namun Pak Armand tetap bersikeras. Dia mengatakan sudah menghubungi Ayah, dan meminta ijin untuk mengantarku. Aku tak bisa mengelak dan hanya bisa pasrah. Dan di sinilah aku sekarang. Satu mobil dengan Mr. Kaku.
Sudah sepuluh menit mobil itu melaju, namun tak ada satu pun percakapan yang meluncur. Suasana begitu hening. Hanya terdengar deru halus mesin mobil. Tanganku gatal ingin menyalakan musik, untuk mencairkan suasana yang begitu dingin.
Kulirik dia dengan ekor mata. Ekspresinya seperti biasa, datar. Terkadang aku bertanya-tanya, pernahkah dia sedih? Atau senang? Mengapa yang tersulut di wajahnya hanya ekspresi datar dan terkadang sekelumit kemarahan yang ditahan? Bagaimana dia menjalani hidup selama ini?
Waktu senggang seperti ini membuat otakku berpikir lebih aktif. Jarang berkumpul dengan karyawan lain, membuatku tidak tahu menahu dengan kondisi orang-orang di kantor. Hal yang ingin kutahu adalah mengenai orang di sebelahku.
Yang kutahu dari Pak Armand hanya sebatas nama lengkap, jabatan dan sifat kakunya. Aku tidak tahu dia berumur berapa? Berasal darimana? Statusnya sudah menikah atau masih single? Apa hal yang disuka dan tidak? Dan hal-hal lainnya.
Awalnya, kupikir tidak ada perlunya mengetahui hal-hal seperti itu. Toh hubungan kita hanya sebatas atasan dan bawahan. Namun sifat-sifatnya yang terkadang membuat bingung, mulai mengusikku. Membuatku penasaran semua tentang dirinya.
Sebenarnya apa yang dia pikirkan tentangku? Kenapa sikapnya seperti ini? Apa dia bersikap seperti ini hanya kepadaku atau ke semua karyawan lainnya?
Pertanyaan yang terus berputar-putar, namun tidak kunjung mendapat jawaban. Membuat otakku pusing sendiri.
"Besok hari Sabtu."
"Eh, ya Pak?" Keasyikan melamun membuatku tak mampu menangkap ucapan Pak Kaku.
"Besok Sabtu. Kamu pindahan 'kan?"
"Ah, iya Pak ...." Kupikir akan ada percakapan lanjutan, nyatanya suasana kembali hening. Tak ada percakapan lagi. Selalu seperti ini. Komunikasi kami sedikit lancar bila membahas pekerjaan. Di luar itu, jangan harap Pak Kaku akan berbicara lebih.
Perjalanan selama empat puluh menit itu diisi dengan keheningan. Aku tidak tahu dengan perasaan dia, tapi aku sendiri merasa sangat canggung. Bingung mau melakukan apa.
Mau bermain-main dengan handphone, kupikir itu sangat tidak sopan. Dia telah berbaik hati mengantarku. Menyetir untukku. Akan sangat tidak sopan bila aku bermain handphone. Sementara, untuk mengajaknya mengobrol, tidak ada topik yang bisa kami bahas.
Pada akhirnya aku hanya bisa terdiam. Duduk di kursiku dengan tegang. Berpura-pura menatap jalanan. Padahal pikiran dan jantung berdebar tak karuan.
***
Weekend telah tiba. Libur dua hari ini kuisi dengan mengangkut barang-barang dan membersihkan rumah kontrakan.
Menjelang Minggu siang, semua aktivitas itu telah selesai dilakukan. Karena ada pesanan dalam jumlah besar, ayah dan ibu tidak bisa menginap sehingga tinggalah aku seorang diri.
Ini adalah pengalaman pertamaku jauh dari orangtua. Cukup mendebarkan. Rumah KPR itu terlihat lengang. Meskipun orangtuaku tidak kaya, namun beliau berusaha memfasilitasi kebutuhanku. Aku sudah berusaha menolak, namun beliau tetap bersikeras.
Di ruang tamu terdapat kursi sederhana beserta TV layar datar 21 inch. Di setiap kamar diisi kasur lantai beserta lemarinya. Di dapur terdapat kompor gas beserta kulkas kecil.
Sebenarnya aku merasa malu terhadap diriku sendiri. Aku sudah bekerja, namun semua fasilitas masih disiapkan orangtua. Seharusnya aku sudah bisa mandiri. Aku berjanji dalam hati, untuk selalu memprioritaskan orangtuaku di atas segala-galanya.
***
Waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Suasana perumahan sudah cukup sunyi. Tidak terbiasa sendiri, membuatku cukup ketakutan.
Aku sudah berusaha menghubungi beberapa teman akrab, yang rumahnya tak begitu jauh dari rumah kontrakan. Harapanku, mungkin mereka bisa menemani. Tapi ternyata mereka lebih banyak di luar kota, sehingga tinggalah aku sendiri.
Kuputar TV dengan suara keras sembari mendengarkan musik untuk mengusir rasa takut yang mulai menggelayut.
Aku sudah dewasa. Aku mandiri. Aku akan terbiasa dengan semua ini. Bukankah dari dulu aku menginginkan kebebasan?
Aku mensugesti diri. Membuang pikiran-pikiran negatif yang datang menggelayuti. Suara televisi dan musik yang keras cukup menghibur. Kuambil handphone dan mulai berselancar di dunia maya.
Rasa ingin tahuku terhadap Pak Kaku membuatku secara otomatis mencari akun sosial medianya. Dari instgram, FB, twitter, tidak kutemukan akunnya, padahal aku sudah mencoba key word yang berbeda-beda. Kulihat whats app-nya, tidak ada apapun. Dia tidak membuat story apa-apa. Ya kali berharap Mr. Kaku bikin story alay dan ngevlog.
Bosan. Kupandangi profil picture dia di whats app. Tidak ada foto wajah, melainkan branding perusahaan bertuliskan Bank J. Sepertinya aku harus meluangkan waktu untuk berkumpul dengan karyawan lain. Siapa tahu aku bisa memperoleh informasi tentang Pak Kaku.
***
Hari Senin pun datang. Cukup membuatku bersemangat. Setelah dua hari tanpa kegiatan berarti, akhirnya hari ini kembali beraktivitas lagi.
Seperti biasa, setiap pagi dilakukan morning briefing. Kulayangkan pandang. Untuk melihat bos yang keberadaannya mulai kukepoin. Namun, penampakannya tidak ada.
Tumben? Apa beliau tidak masuk?
Morning briefing selesai ketika waktu menunjukkan pukul 07.45 WIB. Masih ada waktu lima belas menit sebelum jam pelayanan dibuka. Rasa ingin tahu mendorongku untuk menguntit para frontliner.
"Mbak, Pak Kaku, eh Pak HO kok nggak ada ya?" tanyaku pada Mbak Amie.
"Oh, palingan telat. Biasanya kalau hari Senin sedikit telat sih."
"Kenapa?"
"Beliau 'kan kalau weekend pulang ke Surabaya. Balik ke sini biasanya Senin dini hari. Kalau nggak kena macet di Probolinggo atau Lumajang, biasanya bisa on time." Mbak Amie menjelaskan panjang lebar. Aku hanya mengangguk-anggukan kepala.
Oh, aku baru tahu kalau Pak Kaku asli Surabaya. Pantas saja dia tidak tahu daerah Ambulu, Pantai Papuma atau Watu Ulo. Dia juga kemarin tidak menawarkan untuk membantu pindahan (siapalah aku ini, bisa-bisanya mengharap seorang HO membantu pindahan), ternyata beliau sedang pulang ke Surabaya.
"Em, Mbak .... Sebenarnya Pak Armand sudah nikah belum ya?"
"Heh, kamu BO baru itu ya!!" (BO \= Back Office). Mbak Amie belum sempat menjawab pertanyaanku, ketika ada salah satu marketing lending yang mendatangiku dengan kemarahan tersulut di wajahnya. Mata melotot, dagu mendongak, kening mengernyit dan tangan menunjuk-nunjuk wajahku. Jujur saja, aku sangat takut melihat ekspresinya.
"Kamu BO baru 'kan?!!"
"Eh, i-i-iya ... ada apa ya Mas?"
"Ada apa?! Ada apa?! Heh, gara-gara kamu, aku cekcok sama nasabah!! Kamu nggak baca PK-nya ya?!! Asal input saja?!!" (PK \= Perjanjian Kredit)
"M-maksudnya Mas?" Aku mulai gemetar ketakutan. Sepertinya orang di depanku ini benar-benar marah besar. Matanya merah, memandangku seakan ingin menelanku mentah-mentah.
"Makanya aku nggak suka sama anak yang baru lulus kayak gini ini?! G*bloknya kebangetan!! Kamu baca PK-nya nggak sih?! Di PK tertulis ada blokir angsuran 3 kali!! Kenapa cuman kamu blokir 1 kali?! G*blok!! Semua dana sudah ditarik sama nasabah!! Kamu mau ganti 2 angsuran yang nggak diblokir?!! Anak baru g*blok banget!! Siapa sih yang milih kamu?!!"
"Aku. Aku yang memilihnya."
Kejadian itu terjadi di banking hall. Menjadi tontonan para staff yang berada di sana. Terlebih, ketika Pak Armand memasuki ruang. Suasana menjadi hening seketika.
***
Happy Reading 😚
NB : Sampai ketemu hari Senin 😂🙏 Semoga setelah novel yang di sebelah tamat, bisa lebih rajin lagi update di sini. Jaga kesehatan kesayangan semua 😚🤗🥰