Beverly gadis yatim piatu yang karena kepintarannya mendapat beasiswa di salah satu sekolah ternama khusus anak orang kaya.
Beverly memiliki dua orang sahabat Catherine dan Dimas.
Suatu hari sekolah mereka kedatangan murid baru yang bernama Keenan, anak pemilik sekolah.
Seiring berjalan waktu Keenan dan Beverly menjadi sepasang kekasih. Tanpa Beverly sadari Catherine sahabatnya juga mencintai Keenan.
Beverly yang mengetahui Catherine juga mencintai Keenan akhirnya mundur dan meminta Keenan menerima cinta Catherine.
Hingga malam perpisahan sekolah tiba, Keenan yang diberi obat perangsang oleh musuhnya, melakukan hubungan yang tak seharusnya dilakukan. Keenan merampas kesucian Beverly.
Sebulan setelah kejadian itu Beverly dinyatakan hamil. Saat ia akan mengatakan kebenaran pada Keenan, ia mendengar jika Catherine dan Keenan akan bertunangan karena perjodohan kedua orang tua mereka yang ternyata rekan bisnis.
Beverly akhirnya membatalkan niatnya untuk mengatakan kehamilannya pada Keenan.
Apakah yang terjadi selanjutnya?
Jangan lupa tekan favorit sebelum memulai membacanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Keen sakit?
Dimas mengajak Bie buat makan di salah satu restoran yang ada di daerah Bie tinggal. Banyak mata memandang saat mereka masuk. Mungkin karena usia mereka yang masih belia dan juga kandungan Bie yang udah membesar.
Dimas berjalan dengan memegang tangan Bie. Ia takut Bie terjatuh. Tampak seperti seorang suami yang perhatian dengan istrinya.
Dimas memesan makanan kesukaan Bie. Ia tampak lahap memakannya.
"Lo nggak makan?" tanya Bie.
"Makan kok. Lihat ini." Tunjuk Dimas ke piring dihadapannya.
"Baru beberapa sendok. Gue aja udah habis dua piring. Pasti Lo heran melihat gue makan? Gue rakus banget,ya?" ucap Bie malu.
"Nggak kok. Gue senang banget melihat Lo makan dengan lahap."
"Sejak kandungan gue memasuki usia enam bulan, selera makan gue meningkat pesat. Apa aja gue embat. Perut lapar terus." Bie mengobrol sambil menyuapi makanannya.
"Baguslah, itu baik buat kandungan Lo."
"Dari mana Lo tau teori itu?"
"Gue baca buku tentang ibu hamil. Makanya gue banyak tau. Dua bulan lagi Lo lahiran, dan itu sangat sakit katanya. Lo jika udah nggak tahan, bisa operasi aja."
"Sok tau banget sih, Lo."
Tiba-tiba Dimas mendekati wajahnya ke Bie, membuat Bie terdiam.
"Belepotan nih," ucap Dimas membersihkan sudut bibir Bie yang terdapat sisa makanan.
"Terima kasih, habis enak banget."
"Lo bisa pesan setiap hari. Biar tagihannya gue yang bayar."
Mendengar ucapan Dimas, Bie menghentikan suapannya.
"Dim, jangan terlalu baik. Gue jadi takut."
"Kenapa Lo takut? Emang apa yang Lo takutkan?"
"Gue takut nanti jika Lo kecewa dengan Gue, Lo pergi menjauh dan tak ingin mengenal gue lagi. Pasti gue akan sangat sedih. Kehilangan teman terbaik."
"Percayalah, gue tak akan meninggalkan Lo apapun yang terjadi. Gue sayang Lo. Jika kita menyayangi seseorang dengan tulus, maka saat orang itu melakukan kesalahan pasti kita akan bisa menerimanya. Ketika ada hal yang tak Lo sukai dari orang yang Lo sayangi, tergurlah dia dengan cara yang baik. Berbicaralah dengan baik sehingga dia mau mendengarkan nasehat Lo. Bersabarlah karena dia tidak akan berubah sekaligus namun lama-kelamaan ia akan berubah karena dia pun akan menyadari sifat buruknya. Lo ngerti, kan? Gue akan menegur jika Lo ada salah seperti saat Lo menyembunyikan kehamilan Lo dulu."
Bie spontan memeluk Dimas setelah mendengar perkataan cowok itu.
"Gue sayang Lo, Dim. Lo baik dan dewasa pemikirannya."
Gue bukan hanya sayang tapi cinta, Bie. Tapi cinta gue bukan yang egois. Yang harus memiliki. Gue cinta Lo dari hati gue yang paling dalam. Yang gue tau cinta sejati tidak memerlukan penjelasan karena cinta sejati adalah cinta yang tanpa alasan.Gue tak punya alasan kenapa Gue mencintai Lo. Hanya satu yang gue tahu, gue bahagia saat bersama Lo. Cinta tidak butuh alasan. Tapi, cinta sudah cukup menjadi alasan mengapa seseorang mampu melakukan hal-hal bodoh dalam hidupnya, termasuk menunggu selama bertahun-tahun, meski akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.
Setelah makan Bie dan Dimas pergi ke toko perlengkapan bayi. Dimas membelikan semua perlengkapan bayi buat Bie. Walau Bie telah menolaknya Dimas tetap membelinya.
Dari toko perlengkapan bayi, Dimas membawa Bie ke salah satu dokter kandungan. Selama ini Bie hanya periksa dengan bidan.
Dari hasil USG diketahui anak Bie berjenis kelamin laki-laki. Tampak di USG jika wajahnya mirip Keen.
Dimas mencatat hari perkiraan lahir Bie. Ia akan datang seminggu sebelum hari kelahiran.
Setelah tiga hari berada di daerah Bie tinggal Dimas kembali lagi ke Jakarta.
"Ingat, jika ada sesuatu hubungi gue cepat. Gua akan marah jika Lo tak menghubungi gue saat anak Lo akan lahir."
"Lo kayak bapaknya aja. Bapaknya aja nggak pernah tau jika ada benihnya tumbuh," gumam Bie.
"Suatu saat Keenan pasti tau. Lo juga tak mungkin menutupi semuanya."
"Ya, Dim. Suatu saat setelah anak ini besar, baru aku mengatakan kebenarannya. Jika Keenan bisa menerima benihnya ini, aku juga tak masalah."
"Tak ada orang tua yang tak menginginkan anaknya. Hati-hati gue pamit."
Dimas kembali ke Jakarta. Dua bulan lagi ya kan kembali saat Bie akan melahirkan bayinya.
............
Dua bulan kemudian.
Keenan tiba-tiba merasakan perutnya keram. Seluruh tubuhnya letih. Terasa remuk. Seperti biasanya Cath mendatangi apartemen Keen jika pria itu telat menjemputnya.
Cath masuk dan tak melihat ada Keen. Ia mencari ke dapur, tapi Keen tak jua ditemui. Cath mengetuk pintu kamar Keen. Sejak Keenan marah dengannya karena memasuki kamar tanpa izin, Cath tak berani lagi melakukannya.
Beberapa kali pintu diketuk, terdengar suara langkah kaki yang berjalan perlahan mendekat.
Keenan membuka pintu kamarnya perlahan. Tangannya yang satu memegang perutnya yang terasa sangat kram.
"Ada apa. Aku tak bisa ke kampus. Kamu pergi aja sendiri," ucap Keen sambil meringis.
"Kamu kenapa?" ucap Cath cemas melihat wajah Keen yang sedikit pucat.
"Dari bangun tidur tadi perutku terasa keram. Pinggangku sakit. Badanku terasa remuk. Kau istirahat aja. Aku tak bisa ke kampus."
" Atau sebaiknya kita ke rumah sakit aja. Wajahmu sangat pucat."
"Aku tak sanggup menyetir."
"Biar aku saja. Ayo aku bantu kamu berjalan." Cath memeluk bahu Keen dan membantunya berjalan.
Setelah menutup pintu apartemen, Cath membawa Keen menuju lift untuk turun ke lantai bawah.
Sampai di basemant parkiran, Cath membawa Keen menuju mobilnya. Ia mengendarai mobil menuju klinik terdekat. Keen terduduk dengan lemas di jok belakang. Tampak sekali jika Keen menahan sakit yang ia rasakan.
Bersambung.
*****************
Apakah sebenarnya yang terjadi pada Keen? Sakit apakah Dirinya? Nantikan terus kelanjutan dari kisah novel ini. Terima kasih.
Sementara menunggu novel ini update bisa mampir ke novel my besties 🤭🤭
sesuai dg temanya "teen", kisah ini bener2 cerita tentang cinta remaja yg beranjak dewasa..
jadi ingat masa2 SMA dulu, wkwkwk..
ternyata dugaanku bener kalo benernya Cath itu cinta ma Dimas..
tapi sejak kemunculan Bie, perhatian Dimas teralihkan..
Akhirnya Cath cemburu dan gelap mata..
saat tahu Keen san Bie saling suka, Cath jadi memanfaatkan keadaan..
tapi syukurlah, semua bisa berakhir bahagia..
semua tokoh finally happy ending..
makasih ya mam buat ceritanya yg keren, walopun bonchap pernikahan Cath dan Dimas tidak terwujud, it's okay..
semoga sehat selalu dan tetap semangat untuk berkarya..
semoga sukses selalu baik di dunia nyata maupun di dunia halu ya mam..
😘🥰😍🤩💪🏻🙏🏻💞
nyesek banget