Seorang pria bernama Lorenzo Irsyadul, umur 25 tahun hidup seorang diri setelah ibunya hilang tanpa jejak dan dianggap tiada. Tak mempunyai ayah, tak mempunyai adik laki-laki, tak mempunyai adik perempuan, tak mempunyai kakak perempuan, tak mempunyai kakak laki-laki, tak mempunyai kerabat, dan hanya mempunyai sosok ibu pekerja keras yang melupakan segalanya dan hanya fokus merawat dirinya saja.
Apa yang terjadi kepadanya setelah ibunya hilang dan dianggap tiada?
Apa yang terjadi kepada kehidupannya yang sendiri tanpa sosok ibu yang selalu bersamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A Giraldin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11: Problem
Setelah sampai di tempat Clayra terpental, ia menarik kedua tangannya dan seketika tubuhnya memperbaikinya atau semua luka yang diterimanya hilang begitu saja.
Dalam keadaan berdiri dan Lorenzo yang memegang erat kedua tangan Clayra membuatnya menggenggam erat tangan Lorenzo. Mereka berdua tersenyum lebar sambil menutup mata dan Lorenzo langsung menundukkan kepalanya. “Maafkan aku!!” teriaknya cukup kencang karena rasa bersalah.
Clayra langsung memintanya untuk mengangkat kepalanya dan Lorenzo pun mematuhi perintahnya. Setelah itu, Lorenzo langsung bertanya kepadanya dengan saling hadap menghadap serta kedua tangan mereka saling melepaskan.
“Aku sudah keluar dari Love cube. Sekarang, bagaimana caraku kembali ke museum, Clayra?”
Clayra langsung menjawabnya dengan cepat. “Ada dua hal yang harus kau pecahkan. Sayangnya, saat ini aku harus menghilang.” Ia berjalan sampai dekat sekali dengannya dan langsung memeluknya dengan erat.
Wajah Lorenzo sedikit memerah dan langsung memeluknya erat juga. Keduanya sama-sama tersenyum lebar, melepaskan pelukan masing-masing setelah 5 menit berlalu, dan seketika ... kota ini menjadi seperti semula dengan Clayra yang tiba-tiba hilang entah kemana.
“Clayra!!” paniknya sambil membalikkan kepalanya kekiri, kanan, dan belakang.
Tak ada siapapun kecuali dirinya dan bangunan-bangunan megah mati serta hidup yang ada di tempat ini. Lorenzo menundukkan kepalanya sebentar, mengangkatnya lagi, menampar kedua sisi pipinya, dan diakhiri dengan mengembuskan napas.
“Sekarang, waktunya mantan secret detektif beraksi.” Ucapan penuh keberanian, semangat, dan gembira yang sangat luar biasa tertanam di dalam dirinya.
Melangkahkah kaki sebanyak 6 kali. Menundukkan kepala sebentar. “Kanan ... berarti kiri.” Membalikkan kepalanya ke arah kiri dan mulai melihat hal-hal janggal yang mungkin ada.
Tak ada apapun yang ia temukan. “Tidak ada,” bisiknya pelan. “66 langkah mungkin ya!”
Setelah menempuh 66 langkah, ia mencoba dua pilihan, yaitu awali dengan kiri dan akhiri dengan kanan. Hasil sama. Mencoba mundur ke belakang dengan terus menundukkan kepalanya dan ... sama saja.
Berlari kencang untuk mencapai 666 langkah kaki. “660, 661, 662, 663, 664, 665, 666.” Berhenti dengan cepat dan langsung tegak lurus badannya. Mencoba melihat kiri, kanan, belakang, depan, dan segala penjuru disitu.
Tak ada hasil. Mencoba putar balik lagi ke langkah 66 dan 6, tapi ... sama saja. ia memutuskan kembali ke langkah 666 dan ... berpikir dengan keras. “Angka 6 bukan lagi sebuah petunjuk. Jadi, dua hal apa yang harus ku lakukan? Berpikirlah, pikirkan semua kemungkinan terburuk dan terbaik ... eeemmm ... tak ada hasil.”
Saking lelahnya, ia memutuskan membaringkan badannya sebentar sambil melihat langit-langit. “Apa yang harus ku lakukan sekarang ya?” tanyanya dengan volume suara pelan.
Pemikirannya pun membuahkan hasil dengan terlihatnya hal menakjubkan di atas sana. Sebuah langit aurora ... selalu tidak menetap. “Tunggu ... aurora ... sebentar, sebentar, sebentar!” pikirnya sangat keras sampai menutup kedua matanya.
Sebuah gambar blueprint yang sangat keren terlintas hebat di dalam kepalanya. Apakah ini hasil pemikirannya sendiri atau hasil pemikiran Widlie Martin sang mantan secret detektif? Jawabannya adalah ... penggabungan.
Ketika otak jenius bertemu dengan otak yang lebih jenius, super jenius terlahir. Otak yang sudah mencapai batas maksimal, dipaksakan sampai batas akhir tanpa ada yang namanya kata ... istirahat.
Otak yang tidak beristirahat dan terus berpikir, membuatnya ... bisa memikirkan segala kemungkinan hebat yang bisa terjadi. “Aurora ... tidak, tidak, tidak ... mungkin lebih tepatnya ...” kejadian sebelumnya terekam dengan baik di dalam otaknya.
Pemutaran ulang sebanyak 2x ... sudah cukup bukan? Percepat dan perlambat ... itu sudah cukup untuk mendapatkan sebuah jawaban. Saat mempercepat, udara mengikuti melesatnya tubuh Clayra dengan cepat dan ... itu tidak berguna sama sekali.
Kenapa? Karena ... hukum fisikanya tak ada yang namanya perlambat. Jadi, bagaimana cara tahu di mana perlambatan terjadi? Jawabannya hanya ada satu. Aurora.
Aurora bergerak secara asal-asalan di langkah 666, tapi ... apa yang akan terjadi kalau melangkah lebih jauh lagi? Apakah akan secara beraturan atau tetap sama?
Petunjuk ini tentu saja ... adalah jawaban dari hal pertama. Dirinya langsung berdiri tegak dan langsung mengembuskan napas pelan sambil menutup kedua matanya. “Pertanyaannya, tengah mana yang harus kucapai? Mungkin lebih tepatnya ... tengah itu di langkah keberapa?”
6, 66, 666 ... bukanlah tengah. Apa mungkin tengah itu harus terus diawali dengan 6 dan diakhiri dengan 6? Tentu saja. Di dunia ini, dulu pernah ada yang berpendapat, bahwa angka 6 adalah ... angka setan.
Angka yang bisa menghubungkan antara dua dunia, yakni dunia manusia dan dunia lain, itulah angka 6. Di dunia nyata, angka 6 itu layaknya sebuah kutukan, kutukan yang turun temurun.
“Sekarang, dibandingkan dengan langkah, aku berdiri di mana saat ini?” tanyanya kepada dirinya sendiri.
Kepalanya di tengadahkan ke atas dan ... aurora yang masih asal-asalan terlihat. Saat ia mau melihat ke arah lain, ia memutuskan untuk melihat kekiri, lalu kekanan, dan diakhiri dengan tengah.
Tak ada jawaban dan masih sama saja. “Tempat ini bukanlah tengah. Sekarang ... waktunya mencari tengah.” Melihat ke arah kiri ... kiri yang belum terlalu jauh terlihat dengan jelas dan kanan terlihat sangat jauh.
Kanan berarti adalah tempat yang harus ditujunya. Melangkahkan kakinya menuju 66.666. Setelah mencapainya, ia menundukkan kepalanya sebentar, melihat kekiri, kekanan, belakang, depan, atas, dan segala penjuru yang bisa terlihat dan jawabannya adalah ...
Bingo. Aurora berhenti di langkah tersebut. Aurora terlihat tak bergerak sama sekali. Kanan dan kiri atas terlihat bergerak secara tak normal. Sekarang, apa yang harus dilakukannya?
“Pertengahan sudah kucapai ... sekarang, bagaimana cara mendapatkan petunjuk?” tanyanya sambil berpikir lebih keras lagi.
Blueprint hebat kembali terlihat. Hal yang harus dilakukan olehnya sekarang adalah ... mendapatkan 3 pertengahan. Satu sudah didapatkan dan tersisa dua pertengahan. Yang menjadi pertanyaan adalah, sisi mana yang harus ia langkahkan kaki terlebih dahulu?
“Kanan atau kiri?.” Ia melihat dalam pemikirannya itu, Clayra terpental ke arah kanan dulu dan diakhiri dengan kiri.
Ia berlari ke kanan dan langkah yang harus ia capai adalah 6 yang merupakan pertengahan selanjutnya. Tebakannya benar dan sebuah angka tiba-tiba muncul di atas. 2 ... apakah itu berarti, tengah adalah 1?
Tanpa memikirkannya lebih lanjut, ia memutuskan untuk berlari ke tempat selanjutnya, yakni ... kiri. Kalau pertengahan adalah 66.666, maka mau itu lebih kekanan atau lebih kekiri, hasilnya sama saja.
Bulak-balik akan menghasilkan 66.666, maka ... angka 6 juga, adalah pertengahan. Apakah ini sudah berakhir?
“Hah, hah, hahhhh,” napasnya terengah-tengah dan diakhiri dengan embusan napas sebanyak 6 kali banyaknya. Pandangan ke atas dengan banyaknya keringat bercucuran dari leher, kepala, dan tangannya.
Sebuah kemenangan ... sepertinya akan terjadi tidak lama lagi. “Ahahaha,” tawanya kecil. “3 ... oke, sekarang, apalagi yang harus ku lakukan?” tanyanya lagi kepada dirinya sendiri.
Saat pandangannya ke bawah, sesuatu membuatnya terkejut. Cahaya kuning cerah layaknya matahari terbit, terlihat dengan sangat jelas. Tiga buah cahaya kuning berbentuk bulat, saling menghubungkan satu sama lain.
Garis putih penghubung membuat semua bangunan menjadi campuran warna kuning dan putih. Hal yang menakjubkan ini, membuatnya berjalan pelan menuju pertengahan sesungguhnya.
Saat sampai disitu, seisi ruangan bergetar kencang, ia yang kelelahan hanya bisa menatap depan dengan sangat berani tanpa ketakutan sedikitpun. Belakang maupun depan yang ia lihat ... sama saja.
Menjadi kosong dengan memperlihatkan sebuah lubang hitam persegi panjang dan segala bangunan hilang begitu saja. Ukuran tempat ini masih sama saja, tapi ... tetap saja, ini bukanlah hal yang sepele dan dapat diremehkan begitu saja.
Pandangannya menjadi lebih berani saat melihat depan dan ... sesuatu di belakang, tiba-tiba memeluknya erat. Dirinya sedikit ketakutan dan saat mau melepaskan pelukan secara paksa, untungnya ia melihat dulu ke bawah.
Hal itu membuatnya terdiam dan tersenyum kecil sambil melihat depan dengan gagah berani. “Clayra, apa yang akan muncul dari dalam situ?”
Clayra tersenyum lebar dan berjalan menuju samping kanannya. “Entahlah. Tapi, penciptaku bilang ... takdir dunia akan berubah, kalau kita bisa mengalahkannya.”
“Begitu ya. Sepertinya, kita memang harus mengalahkannya.”
“Ya, kita sepertinya harus mengalahkannya.”
Sebuah tekad kuat tertanam di dalam tubuh masing-masing. Dengan gagah berani, keduanya menunggu sesuatu yang akan datang dari dalam lubang hitam bagian depan. Apa yang akan keluar dari dalam?
Bersambung...
Tulisanmu bagus, Loh... semoga sukses ya...
ayo, Beb @Vebi Gusriyeni @Latifa Andriani