Jennaira adalah putri kandung dari keluarga bangsawan Bakari. Ia terlahir dari rahim istri kedua Aston Bakari yang bernama Jenny. Ibu kandung Jennaira tersebut adalah cinta pertama Aston. Jenny terlahir dari trah rakyat jelata, bukan berdarah bangsawan.
Kebahagiaan Aston hancur setelah kematian Jenny secara mendadak.
Suatu malam, Jennaira (21 tahun) sedang berjalan kaki menuju ke sebuah klub malam terbaru di kotanya. Ia punya pekerjaan gelap yakni mencuri dompet-dompet orang kaya.
Jennaira terkejut melihat sebuah sedan mewah mengalami kecelakaan tunggal di depan kedua matanya. Ia berlari ke TKP untuk menolong.
Akan tetapi, Jennaira begitu terkejut melihat wajah seorang wanita muda yang ditolongnya itu ternyata mirip sekali dengan wajahnya.
"Kenapa wajahnya mirip sekali dengan wajahku? Apa aku punya saudara kembar?" batin Jenna.
Bagaimana bisa Jennaira, putri kandung dari putra mahkota Keluarga Bakari bisa tinggal berjauhan dari keluarga aslinya yang kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 - Apa Ares Bukan Darah Dagingku ?
Pada akhirnya James mengakui pada Della jika ia membunuh teknisi lift tersebut agar tak menjadi duri di kemudian hari.
"Sekarang aku sedang ingin. Puaskan aku, Baby." Bisik James di telinga Della yang terdengar begitu menjijikkan. "Anggap saja malam ini imbalan darimu padaku atas jasa-jasaku di masa lalu," imbuhnya.
Suasana kamar hotel itu pun yang awalnya sunyi hanya ada pembicaraan serius antara keduanya berbalut kein_timan, kini berubah menjadi semakin riuh panas menggelora.
Della yang awalnya tak ingin, namun pada kenyatannya tubuhnya berkhianat. Justru menikmati sentuhan James padanya. Tak mampu dikendalikan oleh otak Della yang dangkal. Padahal mereka sudah lama tak melakukan hal in_tim seperti ini.
Mengapa ?
Ya, Della memutuskan bertaubat dari perselingkuhan ini ketika Ares berusia tujuh belas tahun mengalami kecelakaan akibat kuda liar waktu itu yang berakhir lumpuh.
Della merasa seolah Tuhan memberinya hukuman alias karma atas perbuatannya di masa lalu mulai dari berselingkuh di belakang Aston hingga membuat Jenny kehilangan anak pertamanya yang berjenis kela_min laki-laki, saudara kandung Jenna.
Akan tetapi situasi yang saat ini terjadi pada dirinya, tak mampu menolak James. Ia takut jika harus dibuang oleh Aston. Bahkan lebih dari itu bisa saja dirinya akan dihukum mati jika Aston mengikuti aturan internal keluarga Bakari.
Satu jam lebih mereka bergelut di atas ranjang king size yang bentuknya sudah tak jelas akibat goncangan gempa lokal yang dibuat oleh dua orang lak_nat tersebut. Menyatu dalam has_rat terlarang, walaupun salah satu pihak dipaksa. Akan tetapi, keduanya menikmati.
Sudah masuk waktu jam dua belas malam lewat, tanda-tanda akan berhenti seolah tak nampak hilalnya. James masih yang dominan menguasai medan pertempuran. Sedangkan Della terlihat pasrah ketika tubuhnya diobrak-abrik oleh James dengan berbagai gaya.
Della tampak begitu lemas karena ia sudah mengalami pelepasan berkali-kali. Sedangkan James masih belum ada tanda-tanda untuk mencapai puncaknya.
Tanpa Della ketahui, James sebelumnya telah meminum obat kuat agar staminanya tahan lama di atas ranjang. Bukan murni karena pria itu per_kasa untuk bermain dalam durasi yang lama.
"Ja_mes, aku sudah enggak ta_han." Della bersuara dengan terbata-bata di sela tenaganya yang sudah terkuras habis.
"Sabar Sayang, aku mau sampai." James terus mem0mpa keluar masuk tubuh Della semakin intens dan cepat untuk menuju puncak kenikmatan.
Mereka berdua seakan tuli dan tak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Tanpa keduanya sadari, ada seseorang yang sedang berdiri terpaku di samping lemari. Tepatnya di depan pintu penghubung dua kamar.
Posisi pintu penghubung berada di samping lemari besar. Dengan posisi ranjang, cukup berjarak dengan lemari maupun pintu penghubung. Alhasil siluet penghuni di samping kamar Della yakni Daddy Aston, tak terlihat karena tertutup lemari.
☘️☘️
Beberapa saat sebelum Daddy Aston kembali ke kamarnya.
Tuan Smith membawakan buah tangan dari Jepang untuk keluarga Bakari. Kebetulan calon besan Daddy Aston itu beberapa waktu yang lalu ada urusan bisnis ke Jepang.
Tuan Smith membelikan jam tangan couple atau pasangan untuk Daddy Aston dan Della. Oma Ruby, Ares dan Jenna juga mendapatkan buah tangan yang lain dari Tuan Smith. Punya mereka telah dibawa dan disimpan oleh pengawal. Sedangkan kado punya Della dibawa oleh Daddy Aston.
Awalnya Daddy Aston ingin memberikan kado dari Tuan Smith pada Della esok hari. Namun entah mengapa langkah kakinya justru tergerak berjalan menuju pintu penghubung kala dirinya sudah masuk ke dalam kamarnya. Della dan James terlupa untuk menguncinya.
Daddy Aston tak membuka penuh pintu penghubung tersebut ketika telinganya tiba-tiba mendengar suara-suara aneh. Ia memilih untuk berdiri, diam dan telinganya mendengarkan dengan seksama.
Suara seperti itu tentu tak asing di telinga Daddy Aston. Dirinya bukan anak kemarin sore. Ia pernah merasakan kenikmatan indah itu saat bercinta dengan mendiang Jenny. Istri keduanya itu selalu berteriak nikmat di bawah daksa tegapnya.
Tak lama telinga Aston semakin muak mendengar teriakan James ketika sampai pada puncaknya. Bahkan era_ngan feminim Della juga tak luput dari pendengaran Daddy Aston.
Tangan Daddy Aston yang sedang menenteng tas berisi kado jam tangan dari Tuan Smith, seketika mengepal keras. Tatapannya berubah tajam bak elang mematikan. Ia menatap seluruh penjuru kamarnya sembari tubuhnya bersandar pada tembok dengan sejuta pertanyaan yang hinggap di pikirannya saat ini.
"Sungguh menjijikkan!" umpat Daddy Aston dalam hatinya.
"Sejak kapan mereka berdua berselingkuh di belakangku?" batin Aston geram.
Tentu Daddy Aston tak sudi mencemari kedua matanya untuk melihat langsung dua manusia lak_nat tersebut yang sedang asyik berseng_gama.
Daddy Aston akhirnya perlahan memutuskan untuk menutup kembali pintu penghubung tersebut, lalu menguncinya tanpa suara. Ia meletakkan tas kecil berisi kado tadi ke meja kecil dekat ranjangnya.
☘️☘️
Daddy Aston memutuskan berjalan ke ruangan samping yakni seperti ruang kerja. Ia duduk di sebuah kursi dan kedua telapak tangannya mengepal di atas meja.
Ia mengusap secara kasar wajahnya yang terlihat penuh frustasi. Jangan ditanya perasaan Daddy Aston saat ini. Marah bercampur kecewa.
Rasanya ingin mengambil pist0l pribadi miliknya, lalu menembakkan banyak pe_luru pada tubuh James dan Della. Namun hatinya melarang logika gilanya itu.
Dalam benak Daddy Aston, jika memang Della tak ingin menjadi istrinya lagi, maka ia rela melepaskan wanita itu sekaligus pernikahan perjodohan ini. Daddy Aston masih berusaha memegang teguh janjinya pada mendiang Opa George.
"Jangan pernah kamu menceraikan Della kecuali dia yang meminta berpisah darimu. Dad sudah memberi restu padamu dengan Jenny. Dad harap kamu pegang janjimu," pinta Opa George sebelum meninggal dunia.
Daddy Aston terlanjur berjanji dan mengiyakan permintaan sang ayah.
Walaupun tak ada cinta di hatinya untuk Della, namun Daddy Aston tak akan rela jika dirinya dikhianati dengan perselingkuhan seperti ini di belakangnya. Terlebih pria selingkuhan Della adalah James yang notabene adiknya sendiri.
Pikiran Daddy Aston mulai kacau. Ia benar-benar tak habis pikir dengan kelakukan James dan Della yang bermain api dengannya.
"Apa Ares bukan darah dagingku?" gumam Daddy Aston yang mulai meragukan jati diri putra sulungnya itu.
Daddy Aston tak mendengar secara penuh percakapan Della dan James sejak awal. Daddy Aston memerg0ki ketika keduanya sudah bermandi pe_luh mendekati babak akhir.
Setelah berpikir cukup keras dan menimbang-nimbang, Daddy Aston mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang. Tak lama sambungan itu pun terangkat.
"Halo, Tuan."
"Maaf, aku menggangu waktu tidurmu."
"Ah, tidak apa-apa Tuan."
"Aku perlu bantuanmu,"
"Bantuan seperti apa, Tuan?"
Bersambung...
🍁🍁🍁