KEMBALINYA SANG LEGENDA

Tapi Ying Ying menolaknya karena dia tahu, bos Chang kini sangat sibuk.

Sejak usaha nya mengalami goncangan hebat akibat jatuhnya grup Lu Cooporate.

Bos Chang terpaksa merintisnya kembali mulai dari nol dengan uang ganti rugi yang di bayarkan oleh group Lu Cooporate.

Ying Ying langsung menyetir sendiri dengan mobil Mazda bututnya menuju bandara.

Sepanjang jalan airmata Ying Ying terus berderai tanpa henti, hatinya terasa hancur dan hampa, dia kini benar-benar sangat mengkhawatirkan keadaan suaminya.

Kalau terjadi sesuatu dengan Lu Sun, Ying Ying tidak berani membayangkan bagaimana dia mau menjalani kehidupan nya bersama Lu San anaknya kedepan.

Ying Ying berlari-lari di bandara dengan nafas tersengal-sengal menuju bagian informasi maskapai penerbangan yang digunakan oleh Lu Sun menuju Canada.

Sampai di sana Ying Ying tidak mendapatkan informasi apapun yang jelas, dia hanya mendapatkan kabar pesawat kehilangan kontak

Di Samudra Atlantik dan koordinat nya saja.

Sedangkan kabar lain belum ada, Ying Ying hanya di minta mengisi form dan no kontak untuk di hubungi bila ada kabar lebih lanjut.

Akhirnya Ying Ying pulang kerumah dengan lesu dan capek.

Setelah menjelaskan situasi yang dia tahu kepada nenek, kedua wanita tua dan muda menangis saling berpelukan.

Dan saling menghibur, akhirnya Ying Ying pun kembali ke kamar nya untuk mengurus Lu San yang sudah bangun tidur dan minta susu.

Sedangkan di tempat yang jauh di sana, Xue Xue yang mendengar kabar di berita merasa hatinya sangat tidak nyaman.

Berulang kali dia menelpon ke hp Lu Sun, selalu tidak bisa nyambung.

Akhirnya dia hanya duduk termenung di atas kasur sendirian, di sebuah kamar yang sangat mewah.

Sementara itu Lu Sun Jane dan Mei Mei sudah kembali ke pinggir pantai.

Jane dan Mei Mei terlihat duduk-duduk santai membakar ikan hasil tangkapan Lu Sun.

Sedangkan Lu Sun sedang sibuk membangun sebuah pondok sederhana untuk tempat berteduh mereka bertiga.

Saat menjelang matahari terbenam, pondok buatan Lu Sun pun siap, sehingga malam itu, mereka bertiga sudah bisa beristirahat dengan nyaman di dalam pondok.

Karena udara di dalam pondok sangat panas, mereka bertiga pun membuat api unggun dan duduk di tepi pantai ngobrol sambil menatap bintang di langit.

"Kakak Sun bagaimana bila keberadaan kita di sini selama nya tidak di ketahui oleh siapapun."

tanya Jane tiba-tiba.

Lu Sun menggelengkan kepalanya dan berkata,

"Semoga saja tidak terjadi seperti yang kamu katakan."

"Aku masih banyak tugas dan tanggung jawab yang belum ku selesaikan."

Mei Mei menatap kearah Lu Sun dan bertanya,

"Tugas apa kakak Sun,? apa ada hubungannya dengan keberangkatan kakak Sun ke Canada ?"

Lu Sun menatap kedua gadis itu bergantian, karena situasi sedang santai.

Lu Sun kemudian menceritakan tujuan keberangkatannya mencari Xue Xue istri pertamanya yang kini hidup bersama musuh besarnya.

Lu Sun juga menceritakan tentang Ying Ying, istri keduanya kepada mereka berdua.

Mendengar cerita Lu Sun kedua gadis itu, kedua gadis itu terlihat sangat emosional dan habis-habisan mengutuki sikap Xue Xue yang tidak setia.

Mereka berdua juga memuji-muji sikap Ying Ying istri kedua Lu Sun yang sangat baik dan penuh pengertian.

Lu Sun menanggapi ucapan mereka dalam diam, Lu Sun sama sekali tidak mau mengeluarkan pendapat nya sepatah kata pun.

terutama saat mereka mengutuki dan mengomentari sikap Xue Xue.

Lu Sun yang sangat mengenal Xue Xue, baik kehidupan ini maupun kehidupan sebelumnya.

Dia sangat mempercayai kepribadian Xue Xue, dan dia tidak pernah sedikitpun terlintas dalam pikirannya.

Bahwa Xue Xue pergi meninggalkan nya dan menghianati cinta mereka, yang sudah melewati dua jaman.

Lu Sun lebih percaya, kalau Xue Xue sedang berada dalam kesulitan dan di ancam oleh musuhnya.

Baru bisa pergi meninggalkan dirinya, hidup bersama dengan musuh besarnya.

Sehingga Lu Sun sangat tidak setuju dengan pandangan kedua gadis di depannya, yang menghujat Xue Xue habis-habisan.

Tapi Lu Sun juga malas membantahnya, dan Lu Sun tahu dengan jelas, akan sangat sulit merubah opini seseorang, bila dia sendiri tidak mengalami nya dan berada dalam posisi tersebut.

Saat mereka sedang berbincang-bincang, angin mulai bertiup kencang menerpa mereka.

Bintang-bimtang di langit yang tadinya sangat banyak kini hilang tak berbekas, di gantikan dengan awan hitam tebal bergulung-gulung.

"Ayo kita masuk ke pondok, sepertinya tidak lama lagi akan ada hujan badai."

ucap Lu Sun sambil berdiri dari duduknya.

Mei Mei dan Jane pun ikut berdiri, tanpa banyak bicara keduanya mengikuti Lu Sun Kembali ke pondok.

Baru saja mereka memasuki pondok petir menyambar dengan sangat keras di depan halaman rumah tempat mereka duduk tadi.

Kedua gadis itu terkejut dan berteriak ketakutan sambil merangkul Lu Sun.

Lu Sun pun membalas pelukan kedua gadis itu, sambil berusaha menenangkan mereka, dan mengajak mereka masuk lebih dalam kedalam ruangan pondok.

Tak lama kemudian hujan yang disertai angin kencang pun mulai turun mengguyur dengan deras jatuh dari langit.

"Kalian berdua tidurlah, pejamkan mata kalian, aku akan menjaga kalian, kalian tenang saja."

Kedua gadis itu mengangguk kemudian mencoba berbaring meringkuk di samping Lu Sun sambil memejamkan mata mereka.

Lu Sun yang kasihan dengan mereka berdua yang gemetaran ketakutan menghadapi suara angin badai dan hujan lebat disertai petir yang terus menggelegar di luar pondok.

Lu Sun menggenggam tangan kedua gadis itu dengan lembut untuk menenangkan mereka.

Lu Sun tidak bisa melakukan hal lainnya lagi, selain hal tersebut.

Lu Sun tidak bisa ikut berbaring dan merangkul kedua nya kedalam pelukannya, karena mereka berdua bukanlah Ying Ying atau pun Xue Xue istrinya.

Hubungan mereka hanya sebatas teman sependeritaan saja, tidak lebih dari itu.

Saat Lu Sun larut dalam pikirannya sendiri, karena merasa tenang dan nyaman.

Kedua gadis itu telah tertidur pulas sambil menggenggam tangan Lu Sun dengan kedua tangan mereka.

Hujan di luar semakin lama semakin lebat dan tidak ada tanda-tanda akan berhenti.

Dalam suasana ruangan yang dingin, dan agak remang-remang dengan penerangan sebuah obor yang bergoyang-goyang tertiup angin.

Lu Sun dapat melihat dengan jelas bukit indah dan pinggul paha sampai betis yang terbuka lebar karena baju kulit harimau yang di buat seadanya.

Hanya bisa menutupi bagian depan tapi tidak dengan bagian samping.

Begitu mereka tidur miring terpampang lah dengan jelas pemandangan yang indah itu.

Tongkat ajaib Lu Sun mulai memberontak dan berdiri tegak minta di Carikan mangsa.

Lu Sun tidak bisa pergi menghindar, karena kedua tangannya digenggam erat oleh kedua gadis tersebut.