MASA LALU YANG KEMBALI

Kinara termenung dan menatap langit malam lewat jendela malam.

" Apa yang harus aku lakukan Ibu, aku di sini hanya ingin mempertahankan apa yang seharusnya menjadi milikku ibu, rumah dan bengkel ini berdiri dari semua hasil jerih payah ayah dan Ibu" ucap Kinara.

" apa yang harus aku lakukan Ibu, Ayah, apa aku harus menyerah ibu, tapi aku tidak rela ibu, kalau hasil jerih payah ayah dan ibu di nikmati oleh wanita itu " gumam Kinara.

perlahan Kinara mengusap pipinya yang basah.

" Tapi Aku tak sanggup hidup seperti ini Bu, sakit ..." ucap Kinara.

kembali ia terisak, rasa sakitnya kian membesar saat teringat bagaimana dia sudah habis-habisan menjual semua warisan dari orang tuanya untuk membuat rumah dan memajukan usaha Candra, kini ia harus menelan kenyataan pahit, kalau dirinya hanya di manfaatkan oleh suami dan mertuannya.

Kini hanya tinggal beberapa perhiasan dan tabungannya yang tersisa dan saat ini semua itu di titipan Kinara pada Lusi.

" Di mana Candra menyimpan surat-surat penting, kenapa tidak ada di rumah " gumam Kinara.

" Apa di kamar ibu, atau di bengkel ya " gumam Kinara.

Kinara selama ini sudah berusaha untuk mencari surat-surat penting, tapi ia tak bisa menemukannya.

rumah yang mereka tempati tanahnya memang milik mertuanya tapi saat pembangunan rumah lamanya di hancurkan dan di ganti bangunan baru, sedangkan bengkel murni semua uang Kinara dari beli bengkel dan semua perlengkapan alat-alat bengkelnya.

itulah yang di sesalkan oleh Kinara, kenapa ia sebodoh itu.

" Aku akan mencarinya di kamar ibu dan di bengkel " gumam Kinara.

perlahan Kinara menutup jendelanya dan kemudian merebahkan dirinya di samping Putrinya Yumna.

Saat hendak memejamkan matanya, ia teringat dengan amplop yang di berikan oleh Lucas.

Kinara spontan kembali duduk dan membuka tas baru Yumna yang di belikan oleh Lucas.

Ia mencari amplop yang di masukkannya kemarin.

Ia tersenyum tipis saat menemukan amplop itu dan perlahan ia membuka amplop itu.

Kinara nampak terkejut saat mengeluarkan isinya.

" Banyak sekali " gumam Kinara saat melihat uang yang ia keluarkan dari amplop itu.

" 50 juta, MasyaAllah " ucap Kinara dengan meneteskan airmatanya.

sejenak ia menengok ke arah Yumna yang sudah terlelap.

Setelah itu Kinara mengambil tasnya dan mencari kartu nama yang di berikan oleh Lucas kemarin, Kinara menatap kartu itu.

" Besok pagi saja aku akan menghubunginya, ini terlalu banyak, kenapa dia memberiku uang sebanyak ini, apa ada tujuan tertentu, besok akan aku tanyakan saja " ucap Kinara dan memasukkan kembali uangnya ke dalam tas Yumna.

*****

Dokk....dok...dok...

 " mbak buka pintunya ini sudah pagi, mas Candra mau berangkat, mbak belum siapkan sarapannya " ucap Olivia dari luar pintu.

Kinara hanya menatap ke arah pintu kamar, dan tetap diam dan melanjutkan bermain dengan Yumna yang sudah terbangun.

pintu terus di gedor sehingga membuat Kinara merasa terganggu, dan Kinara juga melihat Yumna ketakutan.

" Adik tunggu di sini ya jangan kemana-mana " ucap Kinara.

" iya Bunda "

Kinara membuka pintu kamarnya dan terlihat Olivia berdiri hanya menggunakan baju tidur tipis.

" Mbak di suruh mas Candra masak " ucap Olivia sambil menyerahkan uang 50 ribu pada Kinara.

Kinara menatap uang itu sejenak, dan kemudian mengambil uang itu langsung menutup Pintunya kembali.

Olivia kaget karena pintu tertutup dengan keras.

Tok..tok..tok...

" mbak di suruh mas Candra masak gulai ayam " teriak Olivia dari luar pintu.

Kinara tak menyahuti ia langsung menganti pakai Yumna.

" ikut Bunda belanja yuk "

Yumna mengangguk dan kemudian melompat dari tempat tidurnya.

" Adek mau jalan sendiri atau mau gendong Bunda?"

" Jalan saja Bunda, kan adik sudah gede, sudah mau sekolah " sahut Yumna.

" Pintarnya anak Bunda "

" Boleh bawa ini Bunda?" tanya Yumna sambil menunjukkan boneka kucing yang berwarna Pink.

" Boleh..." sahut Kinara.

Dan keduannya Keluar kamar sambil bergandengan tangan.

Di ruang tengah keduanya berpapasan dengan Candra dan ibunya.

" Kamu mau belanja Kin, Ibu nitip belikan bubur ayam yang di dekat toko sembako gang depan ya, Ibu lagi kurang enak badan malas makan nasi " ucap Wulandari.

Candra memperhatikan Yumna yang kepalanya masih ada perban putih.

Melihat Ayahnya menatapnya tajam Yumna langsung bersembunyi di belakang kaki Bundanya.

" Boneka baru lagi Kin, kamu jangan suka menghambur-hamburkan uang yang nggak perlu Kin, kamu tahu aku lagi kesulitan keuangan, jangan boros kamu " ucap Candra keras.

" Bunda nggak boros, ini di kasih Om ganteng, ayah jangan marahin Bunda terus " ucap Yumna polos, karena tak ingin Bundanya di marahin.

Candra langsung menatap tajam ke arah Kinara.

" Siapa Om ganteng yang di bicarakan Yumna ?" tanya Candra.

Kinara hanya menghela nafas panjang mendengar pertanyaan itu.

" Pria yang menolongku membawa Yumna ke rumah sakit, karena motorku tiba-tiba mati di tengah jalan " ucap Kinara tak berbohong.

Candra mengeryitkan dahinya dan kemudian menatap ke bawah ke arah Yumna.

" Tadi aku lihat juga banyak sekali mainan baru di kamar Mbak Kinara " ucap Olivia yang muncul dari belakang Kinara.

" Anak cantik, apa om ganteng memberimu banyak mainan?" tanya Olivia yang tadi sempat melihat beberapa papperbag dan mainan yang masih terbungkus rapi.

" Apa mas nggak sadar kemarin mbak Kinar kan bawa banyak bawaan waktu pulang " ucap Olivia yang Mencoba memperkeruh keadaan.

Tanpa banyak pertanyaan Candra langsung melangkah menuju ke kamar Kinara.

" Kamu mau ke mana mas " ucap Kinara yang berusaha menghalangi Candra.

" Minggir..." Candra mendorong tubuh Kinara yang mencoba menghentikan langkahnya, tubuh Kinara terhuyung kebelakang tapi tak sampai jatuh.

" Bunda..." seru Yumna yang ketakutan.

Melihat Yumna yang ketakutan Kinara langsung menggendong putrinya.

Candra membuka pintu kamar Kinara yang tak terkunci.

saat pintu terbuka Candra langsung murka, melihat banyaknya barang baru di kamar Kinara.

Candra membuka papperbag yang berisi beberapa pakaian baru Yumna dan Kinara.

Mata Candra langsung menatap tajam ke arah Kinara dan mendekati Kinara yang menggendong Yumna.

Yumna yang melihat wajah marah ayahnya langsung memeluk erat leher Bundanya.

" Katakan siapa lelaki itu, apa dia selingkuhanmu?" ucap Candra geram.

" Kamu ngomong apaan sih mas, yang selingkuh itu siapa?, aku sudah mengatakan tadi kalau itu dari pria yang menolongku kemarin " ucap Kinara dengan suara yang bergetar karena takut melihat tatapan Candra.

" tidak mungkin mbak, masak baru kenal sudah membelikan banyak barang seperti itu, apalagi merk baju mbak dan Yumna, aku tahu brand itu, di situ tidak ada baju yang murahan " ucap Olivia.

Candra semakin tajam menatap ke arah Kinara.

" Katakan siapa pria itu "

Kinara melangkah mundur ke belakang.

" Sudah kubilang tadi, aku tidak bohong, kamu mengenalku bertahun-tahun mas, kamu tahu bagaimana aku, kenapa kamu selalu terpengaruh dengan ucapan dia yang baru datang dalam kehidupan kamu " ucap Kinara.

Candra langsung mengambil paksa Yumna yang ada di pelukan Kinara.

" Mas..." seru Kinara.

" Bunda...bunda..." teriak Yumna sambil menangis.

Candra menyerahkan Yumna pada ibunya.

" Bawa dia keluar bu " ucap Candra.

Wulandari menerima Yumna dan kemudian melangkah keluar kamar.

" Keluarlah Olivia...aku akan memberi pelajaran pada Kinara, berani sekali ia selingkuh di belakangku " ucap Candra yang mendorong pelan tubuh Olivia.

Candra menutup keras pintu kamar Kinara, perlahan ia mendekati tubuh Kinara.

######

Assalamualaikum readers HAPPY READING salam sehat selalu jangan lupa jejak cintanya.