NovelToon NovelToon
HUNTER OF HALLA

HUNTER OF HALLA

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Romantis / Fantasi / Chicklit / Mata Batin
Popularitas:179
Nilai: 5
Nama Author: Linda Sari W.

Kim Sena, gadis manis berambut pendek yang kini duduk di tahun kedua SMA, tampak seperti remaja biasa. Namun di balik senyum lembutnya, ia menyembunyikan rahasia besar — dirinya adalah seorang Hunter, pemburu makhluk halus dengan peringkat atas kelima.

Mengikuti jejak sang ibu yang legendaris dan menduduki peringkat kedua, Sena bertekad melampauinya. Ia ingin menjadi Hunter terkuat, mencapai peringkat pertama yang selama ini hanya jadi impian.

Tapi jalan menuju puncak kekuatan bukanlah perjalanan mudah. Di balik setiap langkahnya, bahaya, rintangan, dan rahasia gelap dunia bawah menantinya.

Dalam perjalanan itu, Sena bertemu seekor kucing hitam di tengah hutan. tapi siapa yang akan mengira bahwa kucing itu adalah seorang dewa rubah penjaga Gunung Halla yang terkenal

Bersama dengan kucing hitamnya, perjalanan Sena menuju takdirnya pun dimulai!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Sari W., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 KEMATIAN YANG TRAGIS

Sementara itu mahluk mahluk tersebut berhenti menyerang ibu Sena, karena diberi sinyal oleh mahluk berambut panjang itu.

"A,apa kau...tidak... mendengar perkataanku?....a,aku...tidak akan.. memberitahunya...!" Jawab ibu Sena tersenyum dengan nafas yang tersengal.

Mahluk itu terdiam sejenak menatap ibu Sena, yang berusaha melepaskan tangannya dari lehernya.

"Jika kau mengatakannya dari awal, kau tidak akan menderita seperti ini. Terlebih lagi kau baru saja melahirkannya tapi, aku terkejut kau bisa mengeluarkan kekuatan yang besar seperti itu." Mahluk berambut panjang itu mencekik dan membuat tubuh ibu Sena terangkat.

Belum sempat ibu Sena menarik kembali napasnya, jemari panjang mahluk itu semakin menekan tenggorokannya. Tatapan matanya kosong, namun penuh amarah.

Dengan sisa tenaga, ibu Sena mengayunkan keras ke arah wajah mahluk itu, membuat cengkeramannya sedikit longgar. Ia lalu memutar tubuh, meraih tombak yang tergeletak di tanah, dan menghantamkannya ke arah dadanya.

BRUKK!

Tombak itu menembus sebagian kulit mahluk, namun tidak cukup dalam. Darah hitam kental memercik, tapi mahluk itu malah menyeringai.

"Aku sudah bilang... kau tidak akan bisa membunuhku dengan cara biasa," desisnya, suaranya bergaung aneh.

Ibu Sena mundur beberapa langkah, matanya menyipit penuh fokus. Nafasnya masih terengah, tapi tangannya kokoh kembali menggenggam tombak kembar. "Kalau begitu, aku akan mencari cara lain," gumamnya.

Mahluk itu melompat tinggi, rambut panjangnya berkibar liar seperti kabut hitam. Ia menghantamkan cakar tajamnya ke arah kepala ibu Sena.

Namun, ibu Sena menunduk cepat, meluncur rendah di tanah, lalu memutar tubuh sambil mengayunkan tombaknya dalam gerakan silang.

SYUTT!

Sayatan tajam itu berhasil merobek bagian perut mahluk tersebut. Namun lagi lagi mahluk tersebut tidak merasakan sakit.

Tapi mahluk itu tidak berhenti dengan kecepatan gila, ia menendang keras, menghantam tombak ibu Sena hingga hampir terlepas lagi.

Ibu Sena terlempar mundur, tubuhnya menghantam dinding kayu tua hingga papan-papan berderak.

Darah menetes dari bibirnya, namun matanya membara. Ia menancapkan salah satu tombaknya ke tanah agar bisa bangkit cepat.

"Haa..... demi Sena… aku tak akan kalah darimu," ucapnya dengan suara serak namun penuh tekad.

Mahluk itu menundukkan kepala, rambut panjangnya menjuntai menutupi wajah. Lalu ia kembali mengangkat tangannya, kali ini dengan gerakan lambat namun mengerikan, membentuk semacam pusaran kabut hitam di telapaknya.

Tanah di sekitar mereka bergetar, udara menjadi dingin menusuk. Pertarungan baru saja naik ke level yang jauh lebih mematikan.

Pertarungan itu semakin sengit. Ibu Sena sudah babak belur, tubuhnya penuh luka gores dan darah. Tombaknya telah hancur, nafasnya terputus-putus. Sedangkan mahluk berambut panjang itu hanya semakin kuat, dan seakan menikmati setiap detik penderitaan ibu Sena.

Dengan sekali tebasan, cakar mahluk itu merobek bahu ibu Sena. Tubuhnya terhempas keras ke tanah. Ia mencoba berdiri, namun lututnya goyah.

Mahluk itu berjalan perlahan, suaranya bergetar penuh kebencian.

"Kenapa kau terus melawanku? Kau tahu kau tak akan bisa menang. Katakan saja dimana anak itu maka kau akan aku bebaskan dari rasa sakit."

Ibu Sena menatap lemah, darah menetes dari sekujur tubuhnya. Namun ada secercah senyum getir di wajahnya.

"Ter...serah...kau bicara apa...aku tidak akan... mengatakannya..........padamu.." Ucap ibu Sena dengan wajah yang mengerenyit menahan rasa sakit.

"Ternyata kita memang tidak bisa kembali, awalnya aku kira kau akan mengerti maksudku. Sepertinya sia sia saja aku melakukan semua ini, jika kau sangat ingin mati maka akan aku kabulkan hal itu untukmu." Mahluk berambut itu mengangkat tubuh ibu Sena keudara.

Ia lalu memerintahkan untuk para mahluk lainnya untuk masuk kedalam tubuh ibu Sena.

Mendengar perintah dari mahluk berambut panjang itu mereka segera bergantian masuk ke tubuh ibu Sena.

Saat ini didalam tubuh ibu Sena terdapat banyak mahluk, yang sedang memakan perlahan organ organ tubuh dari dalam tubuh ibu Sena.

Ibu Sena berusaha menahan sebisanya agar para mahluk itu tidak masuk kedalam tubuhnya dan menggerogoti, namun karena tubuh yang hampir mencapai batasnya ia menjadi tidak bisa menahan para mahluk tersebut.

"aaaaaaRGGGGGH!" Jeritan ibu Sena menahan rasa sakit yah tak tertahankan.

Ibu Sena meronta ronta sementara mahluk dengan rambut panjang itu terus mencekik dan tak membiarkan ibu Sena menginjak tanah.

Tubuh ibu Sena pun dimakan habis oleh para mahluk itu, melihat mahluk mahluk itu memakan hampir sebagian tubuh ibu Sena.

Mahluk berambut panjang itu meminta mereka untuk berhenti dan keluar dari tubuh ibu Sena.

Setelah semua mahluk keluar, kondisi tubuh ibu Sena terlihat sangat mengerikan para mahluk meninggalkan tubuh bagian perut ke atas sementara bagian panggul kebawah sudah lenyap dimakan habis oleh mereka.

Tubuh ibu Sena bersimbah darah, melihat ibu Sena yang sudah tak bergerak lagi mahluk dengan rambut hitam itu menjatuhkan tubuhnya ke atas tanah.

Tubuh ibu Sena tergeletak dengan genangan darah disekitar tubuhnya, mahluk dengan rambut panjang itu menatap ke arah tubuh ibu Sena.

"Sungguh akhir yang sangat buruk namun sungguh indah, ini terjadi karena kau tidak pernah mau mendengarkanku.." Setelah mengatakan itu mahluk itu pun berbalik membelakangi tubuh ibu Sena.

Tiba tiba mata ibu Sena terbuka kembali, ia perlahan lahan mengambil sesuatu dibelakang punggungnya yang penuh dengan darah.

"Ha-yoon!" Teriak ibu Sena dengan keras.

Mata mahluk dengan rambut panjang itu langsung membelalak, karena nama yang ibu Sena teriakan ternyata adalah nama asli yang diberikan oleh ibu Sena sendiri.

Ha-yoon langsung menoleh ke arah ibu Sena dan dengan tenaga yang masih tersisa, ia melemparkan sebuah belati perak yang ibu Sena sembunyikan dipunggungnya.

Karena tidak akan menyangka ibu Sena bisa bergerak kembali, Ha-yoon akhirnya terkena lemparan belati tersebut.

Belati perak itu langsung menancap sangat dalam ke dadanya hingga menyisakan pegangannya saja, namun Ha-yoon tidak merasakan apapun dari belati tersebut.

"Usaha yang bagus tapi aku tidak merasakan apa apa dari belati kecil ini, kau selalu mengejutkan aku karena kekuatanmu yang tak pernah habis" ucap Ha-yoon seraya mencoba menarik keluar belati tersebut.

"Belati itu...tidak akan terlepas..uhuk! Selain...aku yang melepaskan...tidak ada yang bisa...." Sahut ibu Sena dengan mulut yang mengeluarkan darah.

"Suatu hari nanti....akan datang seseorang....yang akan melenyapkanmu....."

"Melalui belati itu....uhuk! Kau akan tau.....saat kehadirannya semakin mendekatimu....kau akan merasakan...rasa sakit yang...tak tertahankan...dari belati yang menancap itu." Jelasnya dengan tersendat-sendat.

"Omong kosong apa yang sedang kau bicarakan di ambang kematian mu ini? Tidak ada yang bisa melenyapkan Ha-yoon yang seorang raja didunia bawah, bahkan Hunter dengan peringkat atas kedua sekalipun tidak mampu melenyapkanku." Ucap Ha-yoon dengan tidak percaya.

"Ada.....dia akan muncul....jika waktunya tiba...dan akan....membuatmu berlutut dihadapannya..." Balas ibu Sena dengan tersenyum menatap langit.

"Kalau begitu akan aku tunggu orang itu datang kehadapanku, dan jika dia benar benar muncul maka aku akan menyiksanya perlahan dengan cara yang lebih keji daripada yang kulakukan hari ini."

Setelah mengatakan hal itu Ha-yoon segera pergi bersama dengan mahluk lainnya dengan belati yang menancap di dadanya, ia pergi karena merasakan kehadiran para Hunter yang mendekat kearah mereka.

Ibu Sena tergeletak tak berdaya diatas tanah, ia menatap langit yang tampak biru dan seekor burung yang berterbangan.

Senyum terakhir muncul di bibir ibu Sena, penuh getir namun juga lega.

"Suamiku....maafkan aku.... tapi aku harus memastikan.....anak kita bisa membunuhmu dan membuatmu sadar..."

Ah, apa langit memang seindah ini? Kenapa aku baru menyadari saat ini ya? Ini benar benar sangat menenangkan. Batinnya seraya menatap langit tersebut, angin berhembus dengan lembut menerpa rambut panjangnya.

Anakku sena, berjanjilah pada ibumu kau akan tumbuh menjadi seorang gadis yang kuat. Maafkan ibumu ini telah menempatkanmu dalam bahaya tapi, jika bukan kita siapa lagi yang bisa melenyapkan mahluk itu? Ibu sudah memberimu sedikit jalan dan kau hanya perlu melanjutkan apa yang sudah ibu mulai, kau harus melenyapkan raja dunia bawah yang bernama Ha-yoon saat melenyapkannya, ibu harap kau bisa menahan semua perasaanmu itu karena sebenarnya raja Ha-yoon itu adalah ayahmu. Sekali lagi maafkan atas kebodohan ibumu ini karena kebodohanku kau harus mempunyai ayah seorang mahluk kejam berdarah dingin. Jangan sampai kau mati ditangan ayahmu seperti yang ibu alami, jaga kesehatanmu dengan baik dan tumbuhlah menjadi gadis paling kuat hingga melampaui ibumu. Selamat tinggal Senaku yang sangat ibu sayangi, ibu harap kau selalu bahagia di kehidupanmu.

Ibu Sena dapat berkomunikasi dengan sahabatnya yang buta dari batinnya, ibu Sena memintanya untuk menuliskan pesan terakhir yang dia katakan dalam batinnya. Ia lalu berpesan untuk memberikan pesannya terakhir itu ketika Sena telah menjadi gadis yang kuat.

Setelah berterimakasih pada sahabatnya itu, ibu Sena pun perlahan menutup matanya nafasnya hampir tidak terasa.

Ternyata mati.....tidak buruk juga... Pikir terakhir kalinya.

Dan pada saat itu juga para Hunter dan petinggi organisasi melihat keadaan ibu Sena yang sangat mengenaskan.

Tubuhnya yang sudah tidak utuh lagi serta darahnya yang terus mengalir dan tubuhnya yang mulai mendingin, menandakan bahwa ibu Sena telah gugur dalam tugasnya.

Ibu Sena meninggal dengan senyuman manis diwajahnya.

"Bagaimana bisa berakhir seperti ini?!Sungguh tragis, dengan ini kita kehilangan satu lagi Hunter kelas atas yang sangat berbakat sepertinya. Kalian berhati-hati pada para mahluk beringas itu, jangan sampai kalian menjadi korban selanjutnya! Perkuat tubuh dan kekuatan kalian!" Ucap pimpinan organisasi itu dengan menundukkan kepala serta melepaskan topinya untuk memberikan rasa hormat untuk terakhir kalinya.

"YA!" Sahut para Hunter dengan serempak

Setelah itu mereka pun membawa jasad dari ibu Sena untuk dikuburkan, ditempat khusus para Hunter yang telah gugur saat menjalankan misi.

Sementara itu sahabat ibu Sena yang sedang menuliskan pesan terakhirnya itu, menangis karena harus kehilangan satu satunya sahabat yang paling berarti baginya.

"Aku akan menjaga putrimu hingga ia dewasa dan menjadi gadis yang kuat....itu janjiku padamu..." Ucapnya seraya menahan perasaan sedih yang mendalam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!