NovelToon NovelToon
Jadi Simpanan Ceo

Jadi Simpanan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Selingkuh / Nikah Kontrak
Popularitas:344
Nilai: 5
Nama Author: Celyzia Putri

Nadia mengira melarikan diri adalah jalan keluar setelah ia terbangun di hotel mewah, hamil, dan membawa benih dari Bramantyo Dirgantara—seorang CEO berkuasa yang sudah beristri. Ia menolak uang bayaran pria itu, tetapi ia tidak bisa menolak takdir yang tumbuh di rahimnya.
Saat kabar kehamilan itu bocor, Bramantyo tidak ragu. Ia menculik Nadia, mengurungnya di sebuah rumah terpencil di tengah hutan, mengubahnya menjadi simpanan yang terpenjara demi mengamankan ahli warisnya.
Ketika Bramantyo dihadapkan pada ancaman perceraian dan kehancuran reputasi, ia mengajukan keputusan dingin: ia akan menceraikan istrinya dan menikahi Nadia. Pernikahan ini bukanlah cinta, melainkan kontrak kejam yang mengangkat Nadia .

‼️warning‼️
jangan mengcopy saya cape mikir soalnya heheh

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Celyzia Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Berita tentang selamatnya Bramantyo dari maut seharusnya menjadi kabar bahagia, namun saat pria itu membuka mata di ruang VIP rumah sakit, tatapannya kosong. Tidak ada kilat tajam sang Naga, tidak ada beban dosa di matanya. Hanya ada kebingungan.

Nadia duduk di samping ranjang, menggenggam tangan Bramantyo yang masih terasa dingin. Saat jemari Bramantyo bergerak, Nadia langsung mendekat.

"Bram? Kau bisa mendengarku?" bisik Nadia penuh harap.

Bramantyo menoleh perlahan. Ia menatap Nadia cukup lama, seolah sedang mencoba mengenali sebuah lukisan yang sangat indah namun asing. "Siapa... Anda?" suaranya serak dan pelan. "Dan... di mana saya? Kenapa saya tidak bisa merasakan kaki saya?"

Dunia Nadia seolah runtuh untuk kesekian kalinya. Dokter segera melakukan serangkaian tes saraf. Diagnosisnya pahit: Amnesia Retrograde yang parah akibat paparan gas saraf dan trauma otak saat oksigen sempat terhenti. Bramantyo kehilangan memori tentang sepuluh tahun terakhir hidupnya. Ia tidak ingat tentang pernikahannya dengan Larasati, tidak ingat tentang skandal simpanan, dan yang paling menyakitkan—ia tidak ingat tentang Arka.

Sore harinya, Arka masuk ke kamar sambil membawa kincir angin biru favoritnya. "Ayah! Ayah sudah bangun?" seru bocah itu dengan riang.

Bramantyo tersentak kaget. Ia melihat Arka dengan tatapan bingung, bahkan sedikit takut. "Anak kecil... siapa namamu? Kenapa kau memanggilku Ayah?"

Arka berhenti melangkah. Wajah cerianya berubah menjadi kebingungan yang dalam. Ia menoleh ke arah Nadia dengan mata berkaca-kaca. "Bunda... kenapa Ayah tidak kenal Arka?"

Nadia harus menelan kepahitan itu bulat-bulat. Ia membawa Arka keluar dan memberikan penjelasan selembut mungkin, sementara di dalam kamar, Bramantyo mulai depresi melihat kondisi kakinya yang lumpuh tanpa tahu alasan di baliknya.

Bagi Nadia, amnesia Bramantyo adalah sebuah pedang bermata dua.

* Di satu sisi, ia kehilangan pasangan yang baru saja mulai ia percaya kembali.

* Di sisi lain, ini adalah kesempatan untuk "menulis ulang" takdir. Bramantyo yang sekarang adalah pria yang bersih dari ego dan kekejaman masa lalu.

"Nyonya Nadia," bisik sekretaris pribadi Bramantyo di luar kamar. "Jika Tuan Bramantyo tidak ingat tentang bisnis dan musuh-musuhnya, para pemegang saham akan melakukan kudeta dalam 48 jam. Kita harus memutuskan: Apakah kita memberitahunya semua kejahatannya di masa lalu agar dia waspada, atau kita melindunginya dengan kebohongan yang indah?"

Nadia memutuskan untuk membawa Bramantyo pulang ke penthouse. Ia mengatur ulang seluruh isi rumah. Foto-foto masa lalu yang penuh ketegangan disingkirkan, diganti dengan momen-momen yang lebih hangat.

Bramantyo, yang kini berada di kursi roda, menjadi sangat bergantung pada Nadia. Ia menjadi sosok yang lembut, penuh rasa ingin tahu, dan sangat menghargai setiap perhatian yang Nadia berikan.

"Nadia," panggil Bramantyo suatu malam saat mereka berada di balkon. "Aku tidak ingat bagaimana kita bertemu, tapi melihat caramu merawatku dan menjagaku... aku merasa aku pasti telah melakukan sesuatu yang sangat hebat di masa lalu hingga bisa memiliki istri sehebat dirimu."

Nadia terdiam, hatinya perih. Pria ini tidak tahu bahwa dialah alasan penderitaan Nadia selama bertahun-tahun. "Kau hanya perlu fokus pada kesembuhanmu, Bram. Masa lalu... biarlah menjadi urusanku."

Namun, amnesia Bramantyo bocor ke telinga lawan-lawannya. Adrian, yang kini mendekam di penjara dengan luka permanen, tertawa terbahak-bahak saat mendengar kabar itu melalui mata-matanya.

"Dia lupa?" desis Adrian. "Bagus. Itu artinya dia tidak ingat di mana dia menyimpan kunci brankas digital yang berisi bukti-bukti kejahatanku. Dan dia tidak akan ingat cara melawan balik saat aku mengirimkan seseorang untuk membisikkan 'kebenaran' yang sebenarnya ke telinganya."

Adrian mengirimkan seorang wanita—mantan sekretaris kepercayaan Bramantyo yang dulu pernah dipecat karena berkhianat—untuk melamar menjadi perawat pribadi Bramantyo di rumah. Tugasnya satu: Menghancurkan citra Nadia di mata Bramantyo yang sedang amnesia.

semakin banyak saja rintangan suami istri di atas🤭

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!