NovelToon NovelToon
Return After 100.000 Years In The Abyss

Return After 100.000 Years In The Abyss

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Kelahiran kembali menjadi kuat / Action / Spiritual / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Lin Zhiyuan, adalah pemuda lemah yang tertindas. Ia menyelam ke kedalaman Abyss, jurang raksasa yang tercipta dari tabrakan dunia manusia dan Dewa, hanya untuk mendapatkan kekuatan yang melampaui takdir. Setelah berjuang selama 100.000 tahun lamanya di dalam Abyss, ia akhirnya keluar. Namun, ternyata hanya 10 tahun terlalui di dunia manusia. Dan saat ia kembali, ia menemukan keluarganya telah dihancurkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22 Pasukan elit kekaisaran

Keheningan menyelimuti tenda. Hanya suara angin dan percikan air di baskom yang terdengar.

Jinzu berdiri dan merapikan bajunya. “Sekarang karena kau sudah sadar… sepertinya kau harus menemui tuanku.”

Tatapan gadis itu perlahan melembut, tapi kebingungannya belum sirna.

Ia menggenggam kain kasur di bawahnya, sementara mata beningnya memantulkan sedikit cahaya dari luar tenda.

Di luar, samar-samar terdengar langkah seseorang—tenang, teratur, dan penuh tekanan yang sulit dijelaskan.

Terik matahari menyambutnya dengan silau yang menusuk mata.

Begitu gadis itu melangkah keluar dari tenda mengikuti Jinzu, ia spontan menutupi wajahnya dengan lengan. Udara hangat menyeruak, berbeda jauh dari kesejukan tenda tempat ia terbaring selama ini.

Ketika matanya perlahan menyesuaikan dengan cahaya—

ia terpaku.

Di hadapannya terbentang kota Linzhang.

Tempat yang seharusnya hanya tinggal nama di antara puing-puing sejarah… kini hidup kembali.

Rumah-rumah sedang dibangun, tiang-tiang kayu berdiri sejajar, para pekerja memikul batu bata dan balok. Asap tipis naik dari dapur-dapur sederhana, terdengar juga tawa anak-anak yang bermain di dekat sumur.

Namun di balik kehidupan itu, jejak masa lalu masih jelas terlihat—runtuhan tembok, ukiran giok yang pecah, dan bekas arang hitam di tanah.

Linzhang masih menyimpan luka. Tapi luka itu kini disembuhkan oleh tangan-tangan yang berjuang.

"Ini... Benar-benar Linzhang…” gumam gadis itu lirih. Ia bahkan tak sadar matanya sedikit membulat.

Ada rasa kagum yang tak bisa disembunyikan, bercampur getir yang belum usai.

Jinzu menoleh sambil tersenyum kecil. “Ayo.”

Mereka berjalan melewati jalan setapak yang masih dipenuhi debu kering. Melewati para pekerja yang menyapa dengan hormat pada Jinzu, hingga akhirnya tiba di sebuah dataran tinggi di pinggiran kota.

Di sana berdiri sebatang pohon besar yang mati kering.

Batangnya retak, rantingnya patah-patah, dan kulit kayunya seperti arang hitam. Tapi meski mati, akar pohon itu masih mencengkeram tanah dengan kekuatan yang keras kepala—seolah menolak dilupakan.

Dan di hadapan pohon itu… berdiri Zhiyuan.

Jubah hitamnya berkibar pelan tertiup angin.

Ia berdiri membelakangi mereka, satu tangan terangkat menyentuh permukaan batang pohon yang kasar.

Beberapa detik hening—

lalu sesuatu mulai terjadi.

Suara lembut seperti aliran air mengalun pelan dari dalam tanah. Cahaya samar merembes dari sela-sela akar, lalu menjalar naik ke batang, ranting, hingga ke puncak tertinggi.

Warna gelap pohon itu mulai memudar, berganti menjadi coklat muda yang segar. Retakan menutup, ranting-ranting memanjang dan bergetar halus, lalu—

SWUUSH!

Daun-daun bermunculan dalam gelombang cahaya, tumbuh lebat dan memantulkan warna kuning keemasan seperti matahari pagi.

Gadis itu terpaku di tempat.

Angin membawa aroma segar dedaunan yang baru tumbuh. Ia tak bisa berkata apa-apa, hanya menatap dengan pandangan sulit dipercaya.

Zhiyuan menurunkan tangannya perlahan, lalu berbalik.Tatapan matanya jatuh pada mereka berdua—tenang, dalam, tapi sekaligus seperti jurang yang tak berdasar.

Gadis itu menelan ludah.

Ada sesuatu di dalam dirinya yang bergetar, naluri yang berkata bahwa pria di hadapannya adalah bahaya yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Namun Jinzu melangkah tenang, menatap Zhiyuan dengan penuh hormat.

“Tuan Muda,” ujarnya lembut, “aku sudah membawanya.”

Zhiyuan hanya mengangguk kecil.

Tatapannya berpindah pada gadis itu.

Suasana hening selama beberapa detik sebelum gadis itu akhirnya membuka suara, suaranya terdengar tegas tapi gugup:

“Siapa kau… dan apa maumu dariku!”

Jinzu menatap kaget, namun Zhiyuan tidak bereaksi.

Ia justru mengangkat alis sedikit, lalu menjawab dengan nada datar, tenang namun menekan: “Apa itu caramu berterima kasih pada orang yang telah menyelamatkan nyawamu?”

Gadis itu terdiam seketika. Wajahnya memerah, ia menggigit bibirnya, lalu dengan enggan menunduk sedikit.

“…Terima kasih.”

Zhiyuan menatapnya sebentar, lalu berbalik kembali menghadap pohon.

“Ketika aku menyelamatkanmu,” katanya pelan, “ada sekelompok orang bertopeng iblis yang menyerang. Aku yakin kaulah target utama mereka.”

Ia menatap daun-daun pohon yang bergetar tertiup angin.

“Tapi sayangnya mereka tidak beruntung.” Zhiyuan menoleh sedikit, tatapan matanya dingin. “Karena mereka bertemu denganku. Jadi… aku membunuh mereka.”

Gadis itu membeku.

“Ka… kau membunuh mereka?” tanyanya tak percaya.

Zhiyuan menatapnya langsung. “Kenapa? Apakah aku tidak boleh membunuh mereka?”

Gadis itu tidak menjawab.

Namun di balik kebisuannya, bahunya sedikit bergetar—antara takut, bingung, dan mungkin… kagum.

Ucapan pria di depannya terasa begitu ringan, padahal isinya adalah kematian.

Nada suaranya tenang, seolah mengatakan sesuatu yang sepele—namun justru itulah yang membuatnya ngeri.

Sementara itu, Jinzu yang sedari tadi diam, memegang dagunya pelan, matanya menyipit seperti sedang mencoba mengingat sesuatu.

“Orang-orang bertopeng iblis…” gumamnya perlahan, lalu matanya tiba-tiba membesar. “Aku tahu siapa mereka.”

Zhiyuan menoleh sedikit. “Kau tahu?”

Jinzu mengangguk. “Mereka bukan sembarang pembunuh bayaran. Mereka adalah pasukan elit kekaisaran… yang dikenal dengan nama Pasukan Iblis Malam.”

Nama itu bergema seperti bisikan kutukan di antara hembusan angin.

Bahkan udara terasa sedikit lebih berat setelah Jinzu mengucapkannya.

“Darimana kau tahu hal itu?” tanya Zhiyuan sedikit penasaran.

Senyum tipis melintas di wajah Jinzu. “Apa Anda lupa? Saat Anda sibuk ‘bersenang-senang’ di Wangzen waktu itu, saya berkeliling untuk mencari informasi tentang dunia luar. Dan Pasukan Iblis Malam adalah rumor yang bahkan membuat para pembunuh bayaran enggan berbisik.”

Zhiyuan terdiam, menatap Jinzu sebentar dengan ekspresi datar.

Sementara gadis itu menunduk, mengulang pelan nama itu seolah takut menyebutnya terlalu keras. “Pasukan Iblis Malam…”

Ia menatap mereka berdua, wajahnya perlahan berubah tegang.

“Mereka… Mereka bukan prajurit biasa,” ucapnya, suaranya kini berat dan serius. “Mereka adalah tangan gelap kekaisaran. Prajurit yang dipilih khusus dari anak-anak tanpa identitas—dilatih untuk tidak mengenal rasa takut, tidak mengenal belas kasihan.”

Ia mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya. “Mereka tidak menanyakan alasan dari perintah yang diberikan. Bagi mereka, ketaatan adalah hidup… dan pembunuhan adalah napas.”

Zhiyuan mendengarkan dengan wajah tanpa emosi, namun sorot matanya sedikit berubah.

“Menarik,” gumamnya. “Jadi jika mereka mengejarmu, berarti kau adalah ancaman bagi kekaisaran.” Nada suaranya datar, tapi di telinga gadis itu terasa seperti pisau yang mengulitinya.

Gadis itu menegakkan tubuhnya sedikit, membalas tatapan Zhiyuan. “Siapa sebenarnya kau?! Mengapa mereka mati di tanganmu seolah itu hal mudah?!”

Zhiyuan tidak menjawab. Ia hanya berjalan perlahan ke arahnya.

Gadis itu spontan mundur satu langkah, kedua tangannya terangkat ke dada, naluri bertahan hidupnya berteriak—

Namun Zhiyuan terus melangkah, jaraknya semakin dekat hingga aroma tubuhnya bisa ia rasakan.

Dengan satu gerakan, Zhiyuan mengangkat dagu gadis itu dengan ujung jarinya.

“Seharusnya,” katanya pelan, “kau memperkenalkan dirimu terlebih dahulu sebelum menanyakan itu padaku.”

1
Winer Win
zhiyuan cool sekali..like deh ..😍😍😍😍
Winer Win
sabar..setelah ini giliran anda tuan muda Wang...
Winer Win
aku kalo baca novel genre ini..lama adaptasinya..Sam halnya nnton film2 cina..soalnya namnya hmpir mirip2..haha
mlh kalo baru awal2..kek semua tokoh tu mukanya smaaaaaaa..🤣🤣
Rizky Fathur
cepat bantai semua keturunan keluarga Wang buat juga mcnya bantai keluarga mo yang berani ikut campur dengan kejam
Rizky Fathur
cepat bantai Patriak Wang dengan kejam Thor bikin di melihat kehancuran keluarganya cepat hancurkan kultivasinya Patriak Wang bikin mcnya bikin sayembara untuk membunuh Semua keturunan Klan Wang dengan imbalan sumber daya besar bikin Patriak Wang ketakutan meminta ampunan kepada mcnya tapi mcnya tidak peduli malah tertawa kejam hahaha
y@y@
💥🌟⭐🌟💥
Raylanvas
Menarik
y@y@
👍🏿⭐🌟⭐👍🏿
Rizky Fathur
lanjut Thor cepat bantai Patriak Wang dengan kejam biarkan Dia melihat sendiri keluarga hancur dan di bantai bikin semua jiwa keluarga Patriak Wang di hancurkan Agar tidak bisa bereinkarnasi hahaha bantai Patriak Wang dengan kejam panjang tubuhnya sebagai peringatan
Rizky Fathur
cepat bantai mereka dengan kejam hancurkan jiwanya Agar tidak bisa bereinkarnasi Thor
Arafami
lanjut...
Arafami
seru lanjutkan...
Tara
sedih nya...seluruh keluarga binasa😱😭😓
y@y@
👍🏼🌟⭐🌟👍🏼
Arafami
lanjut...
Arafami
hmm interesting..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!