NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Sang Kapten Dirga

Bayi Kembar Sang Kapten Dirga

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:60.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Sepuluh bulan lalu, Anna dijebak suaminya sendiri demi ambisi untuk perempuan lain. Tanpa sadar, ia dilemparkan ke kamar seorang pria asing, Kapten Dirga Lakshmana, komandan muda yang terkenal dingin dan mematikan. Aroma memabukkan yang disebarkan Dimas menggiring takdir gelap, malam itu, Anna yang tak sadarkan diri digagahi oleh pria yang bahkan tak pernah mengetahui siapa dirinya.

Pagi harinya, Dirga pergi tanpa jejak.
Sepuluh bulan kemudian, Anna melahirkan dan kehilangan segalanya.

Dimas dan selingkuhannya membuang dua bayi kembar yang baru lahir itu ke sebuah panti, lalu membohongi Anna bahwa bayinya meninggal. Hancur dan sendirian, Anna berusaha bangkit tanpa tahu bahwa anak-anaknya masih hidup. Dimas menceraikan Anna, lalu menikahi selingkuhan. Anna yang merasa dikhianati pergi meninggalkan Dimas, namun takdir mempertemukannya dengan Kapten Dirga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. menantang

Lorong panjang itu terasa semakin sempit ketika seluruh keluarga besar Asmirandah berjalan menuju satu titik, ruangan tempat Anna disekap. Dirga berjalan di barisan tengah, namun seluruh tubuhnya terasa seperti diikat tali tak kasat mata, setiap langkah memaksa napasnya pendek dan panas.

Jam 03.30 subuh. Cahaya lampu-lampu kuning pucat di sepanjang lorong membuat wajah orang-orang di sekelilingnya tampak lebih dingin, lebih bengis. Tatapan Tuan Asmir, tajam dan berat, terarah langsung pada Dirga seolah ingin menembus kulit dan membaca isi kepalanya. Sedikit saja ia salah bicara, semuanya bisa runtuh.

Paman Asmirandah berjalan di sisi Tuan Asmir, bahunya tegang, wajahnya memancarkan ketidaksenangan yang jelas. Sejak awal, pria itu memang tak pernah menyukai keberadaan Dirga di rumah ini. Dan malam atau tepatnya subuh itu, kebenciannya semakin kental.

Di antara ketegangan itu, Asmirandah menggenggam lengan Dirga erat-erat, seolah ingin menenangkan meski nyatanya justru membuat Dirga semakin sulit bergerak. Genggaman itu bukan kasih sayang, tapi kepemilikan. Dan Dirga tahu, jika ia menunjukkan sedikit saja kegelisahan, gadis itu akan curiga.

“Mereka bilang ada yang mencurigakan di ruangan bawah,” bisik Asmirandah seolah ingin memberi alasan. “Ayah ingin memastikan semuanya aman.”

Dirga hanya mengangguk. Tenggorokannya terasa seperti disumpal pasir. Dalam hati, ia menghitung waktu berapa lama lagi sebelum pasukan Mayor Kevin mengepung mansion, 1 jam atau 2 jam dia harus bertahan. Hanya sampai subuh benar-benar tiba.

Mereka berhenti di depan pintu baja besar di ujung lorong. Dua pengawal yang berjaga langsung menunduk.

Tuan Asmir mengangkat sedikit tangannya. “Buka.”

Pengawal itu menekan kode dan memutar kunci manual. Suara mekanis berderit pelan, seperti monster tua yang terbangun dari tidur panjang.

Pintu terbuka, Anna duduk di kursi kayu, tangan terikat di belakang, wajahnya dipenuhi bekas tamparan. Rambutnya kusut, ujung bibirnya pecah. Pandangannya kosong, terayun di antara sadar dan pingsan.

Dirga hampir tak mampu mengatur ekspresinya. Dadanya menegang, kakinya hampir melangkah maju refleks namun Asmirandah mempererat pelukannya di lengan Dirga, menahan tubuhnya dengan cara yang tampak lembut namun menusuk seperti borgol.

Salah satu pengawal masuk membawa ember penuh air.

“Bangunkan dia,” perintah Tuan Asmir datar.

Dirga menahan napas. Air menghempas wajah Anna dengan keras. Gadis itu tersentak hebat, tubuhnya menegang, lalu batuk berulang kali, terengah-engah mencari napas.

'A—anna…'suaranya nyaris lolos dari tenggorokannya.

Tapi Dirga menggigit bibirnya kuat-kuat. Tidak sekarang, tidak saat semua mata tertuju padanya. Tangannya terkepal sangat erat hingga buku-buku jarinya memutih. Rahangnya menggembung karena ototnya menahan diri dari ledakan emosi. Di balik sorot matanya yang pura-pura datar, badai dahsyat sedang mengamuk.

Dalam hati, ia berjanji, bertahan sedikit lagi, Anna, subuh sebentar lagi datang. Dan setelah itu, neraka akan datang untuk keluarga ini.

Tubuh Anna masih bergetar setelah siraman air barusan. Tetes-tetes terakhir jatuh dari dagunya, menetes ke lantai dingin. Pandangannya kabur, namun ia tahu ke mana matanya harus berhenti.

Begitu tatapan mereka bertemu, dunia seolah membeku. Mata Anna yang bernanar merah, lelah, penuh luka bertemu dengan sorot mata Dirga yang tersembunyi di balik topeng tenang. Di antara mereka, ada puluhan kata yang tak bisa diucapkan. Ada kerinduan, ada ketakutan, ada permohonan untuk bertahan.

Namun Anna, meski tubuhnya gemetar, adalah gadis cerdas. Ia tahu ini bukan waktunya.

Bukan waktunya menatap lama. Bukan waktunya berharap. Bukan waktunya menagih janji. Ia hanya mengerjap pelan, memberikan sinyal kecil yang hanya bisa ditangkap oleh orang yang mengenalnya sedalam darahnya sendiri, aku masih hidup, jangan bodoh jangan sekarang. Dirga menangkap sinyal itu.

Tapi sebelum ia bisa memalingkan wajah, Asmirandah melangkah maju. Dengan anggun kejam seorang putri keluarga mafia, ia meraih rambut Anna menariknya keras hingga kepala Anna mendongak paksa. Napas Anna tercekat, rahangnya menegang menahan sakit.

“Berani sekali kau berbohong di rumah keluarga Asmir,” bisik Asmirandah, suaranya manis namun berbisa.

Plak!

Tangan Asmirandah mendarat di pipi Anna. Kepala Anna terhentak ke samping.

Plak!

Tamparan kedua lebih keras. Suara telaknya menggema di ruangan itu seperti cambuk. Dirga memejamkan mata sepersekian detik, beda tipis antara menahan emosi dan meledakkan seluruh rencana penyelamatan dari dalam dirinya.

Nafasnya putus-putus. Tangannya di samping tubuh mengeras, urat-urat muncul. Ia tahu Asmirandah sedang mengamatinya. Ia tahu gadis itu sengaja melakukannya di depan matanya, menunggu ia bereaksi, menunggu ia menunjukkan sesuatu yang tidak semestinya.

Asmirandah melirik Dirga, melihat tidak ada reaksi selain mata terpejam singkat, ia tersenyum kecil senyum yang menantang, senyum yang ingin memancing badai. Senyum yang berkata, aku ingin melihatmu kehilangan kendali.

Dirga membuka matanya perlahan. Napasnya ditahan. Badai di dadanya ditarik kembali ke kandang besi. Ia memaksakan wajah datar, menunduk sedikit, pura-pura tidak mau ikut campur.

“Andah, cukup,” ucap Tuan Asmir akhirnya.

Asmirandah melepaskan rambut Anna dengan kasar. Kepala Anna jatuh kembali, terguncang kecil, tapi ia tetap berusaha duduk tegak.

Asmirandah berpindah dan kembali berdiri di sisi Dirga, memeluk lengan Dirga dengan mesra untuk memperlihatkan pada pria itu kalau dia layak di sini Dirga.

1
Naufal Affiq
kenapa belum up kak
Aisyah Alfatih: lampunya nggak nyala, sinyal ilang timbul 😭
total 1 replies
Ara putri
hadir kak, mampir yuk😄
Fung Arie
Tolong up lg dulu jangan malah bikin cerita baru lg
Aisyah Alfatih: sabar ya kak, setelah bnjir ini selesai, kondisi aman, dan keadaan membaik, saya akan up seperti biasa, di sini lampu mati, jaringan ilang. 🙏
total 1 replies
Helen@Ellen@Len'z
harap dpt kabar baiik2 ya dr keluarga thor pasti sy tggu kelanjutan ceritanya 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Aisyah Alfatih: beberapa hari yg lalu mulai membaik, tetapi hari ini air mulai naik lagi 😭🙏 mohon doanya semuanya ...
total 3 replies
Nar Sih
udh 4hri kok blm up lgi kak😭
Aisyah Alfatih: masama kakak 🙏
total 3 replies
Yanti Octavia
sungguh luar biasa karyamu Thor, ditunggu selalu up selanjutnya ,, semoga kesehatan selalu menyertai mu thor 💪🥰
Aisyah Alfatih: aamiin 🤲 besok up ya kak... masih belum pulih kondisi banjir di sini...
total 1 replies
Lisa
Puji Tuhan Anna sudah sadar..cepat pulih y Anna..Kapten Dirga jg cpt sembuh..
Nia nurhayati
ttp semangat yap th
iqha_24
Turut Berduka kk Author, semoga segera pulih kembali Aceh,sumatera Utara,Sumatera Barat 🤲
sri hastuti
akhirnyaa,anna siuman kembali, lega raaanya, ayo saatnya bahagia anna sm kapten dirga,libas semua musuh2 dan para pengkhianat 🙏💪💪
Nar Sih
ya alloh kakk,semoga bencana banjir di daerah kakak sgra surut dan semoga keluarga kakak diberi keselamatan 🤲
Ani Basiati
lanjut thor
Herlina
ayoooo Anna bangun.. anak"dan pak kapten menunggumu❤❤
Lisa
Puji Tuhan Anna mulai sadar..cepat pulih y Anna..si kembar menunggumu..
Marlina Armaghan
akhirnya sadar jg anna
Nanik Arifin
Ayo bangunkan mamamu sayang...
anak" memang matahari, bulan ,sekaligus bintang bagi seorang ibu. Mereka adalah kehidupannya, penerang dalam gelap sekaligus keindahan bagi ibu.
Naufal Affiq
semangat anna,lihat anak kembarmu,mereka membutuhkan mu
Wulan Sari
baca rasanya nyesek banget😭😭😭,kasihan cepat sadar anna kasihan anak2 mu semangat yaaa💪buat bangun terus bisa bersama2 lagi dengan kapten dirga
Nar Sih
ayoo bagun anna ank,,mu sdh dtg lo
sri hastuti
kasihan anak2,ayo anna berjuang untu sadar ,anak2 butuh kamu
sdh saatnya km bahagia anna sm kapten Dirga .
ayo semangaaatt 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!