NovelToon NovelToon
ME OR HER, MR?

ME OR HER, MR?

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Pelakor / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Romansa
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Blueberry Solenne

Serafim Dan Zephyr menikah karena di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dari awal Serafim tahu Calon suaminya sudah mempunyai pacar, dan di balik senyum mereka, tersembunyi rahasia yang bisa mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Blueberry Solenne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31- Yang Tak di Harapkan

(Serafim)

Elaina terkejut ketika melihat reaksiku, karena aku tidak mengetahui kalau aku sedang mengandung.

Matanya melebar, bibirnya sedikit terbuka, dan ia menatapku seolah menahan napas.

“Apa? aku hamil?”

Dunia terasa mati. Napasku tersengal, dada terasa sesak. Aku menunduk, menatap perutku yang masih kecil. Tangan gemetar ketika sempat mengelus sebentar, lalu meremasnya seolah ingin menahan kenyataan pahit ini. Air mataku menetes, hangat dan berat.

“Tidak Elaina, aku tidak menginginkan  bayiku, tak masalah jika dia menghilang dari perutku, tolong Eliana…!” ujarku sambil menunduk, suaraku pecah dan tersendat. Tubuhku menggigil menahan tangis.

Elaina segera memelukku erat. “Fim,” gumamnya lembut, “tenang… tenang…”

Shane ikut mendekat, ia menepuk lembut kepala dan punggungku. Aku menunduk, mencoba menenangkan napas, tapi rasa takut dan bersalah menekan dada.

“Fim, ini anak kalian,” bujuk Elaina, suaranya hangat tapi tegas.

Aku melepaskan pelukannya, napas tersengal. 

“Justru itu… aku akan segera menceraikannya, aku tidak mau terikat lagi, Elaina,” kataku dengan suara nyaris berbisik tapi sarat ketegangan.

“Fim, anakmu tidak bersalah. Kau tenang saja. Meski kau akan bercerai dengannya, dia pasti akan memberikannya padamu,” ujar Elaina menatapku penuh simpati, tangan masih menepuk punggungku.

“Bukan begitu, hidupku akan semakin sulit—” aku menunduk, menahan air mata. “Sudahlah, kalian tidak akan mengerti.”

Tak lama kemudian, pintu terbuka, dan Zephyr masuk.

Tubuhku langsung kaku, jantung berdegup kencang. Aku menatap Elaina dan Shane, menggeleng cepat, seolah mengataka jangan katakan padanya.

Elaina mengedipkan mata, memberi isyarat agar aku tetap tenang.

Zephyr berjalan masuk dengan kedua tangan dalam saku jaket kulit coklatnya. Langkahnya tenang, namun aura seriusnya memenuhi ruangan.

“Kenapa kalian tegang?” tanyanya sambil tersenyum tipis, “Apa kalian sedang membicarakanku?”

Tapi begitu melihat pipiku basah oleh air mata, senyumnya menghilang begitu saja. Ia mengeluarkan tangan dari saku, menatapku serius.

“Fim, apa kau– baik-baik saja? Kenapa terlihat seperti baru menangis?”

Aku mengangguk, menahan napas. 

“Itu karena — Elaina melarangku pulang,” jawabku, mencoba terdengar tenang meski dada masih berdebar.

Elaina menyipitkan mata, menatapku penuh geli. “Dasar licik – kenapa kau mengadu, Fim!” candanya sambil tersenyum.

Elaina berdiri lalu pamit, ia mengajak Shane bicara, dan meninggalkan kami berdua. Sebelum pergi, ia menyerahkan obat, menepuk tanganku pelan.

Zephyr duduk di sampingku, tubuhnya sedikit mendekat. Ia menyelipkan rambutku ke belakang telinga, tapi aku menegangkan diri, merasa sedikit canggung.

“Phyr, kau pulang saja, aku mau tidur,” ucapku sambil menutup mata sejenak.

“Tidurlah, aku akan menjagamu!” jawabnya dengan nada hangat tapi penuh perhatian.

“Sudahlah Phyr, kau pulang saja. Di sini ada Shane,” ucapku sambil menatap lurus ke depannya, mencoba menenangkan diri.

Zephyr menahan napas, kemudian tertawa sinis. “Shane…? Jadi kau–” nadanya meninggi sebentar sebelum ia menyandarkan punggung di kursi.

Ia mengusap wajahnya, menahan emosi. “Apa kau masih menyukainya, Fim?”

“Pergilah Phyr, kepalaku sakit!” ujarku sambil menutup mata, berbaring membelakanginya.

"Fim, kau pikir dia punya banyak waktu hanya demi menjagamu?"

Shane memecahkan ketegangan. “Tentu saja aku akan menjaganya, Phyr,” ucapnya sambil melangkah ke arah kami.

“Aku sudah mengajukan cuti dua hari. Kau tenang saja, bukankah pekerjaanmu lebih sibuk, perusahaanmu besar, apalagi sekarang kau merangkap jadi menteri.”

Zephyr akhirnya mengalah, menatapku sebentar lagi, kemudian menunduk dan mengecup kepalaku dengan lembut tapi lama.

Tapi aku menahan diri, tetap bersikeras tidak luluh oleh perhatiannya. Tekadku sudah bulat, aku akan berpisah darinya.

Shane duduk, tersenyum hangat menatapku. “Fim, aku sudah tahu semuanya dari Liam dan Elaina, jadi kau menyatakan perasaanmu waktu di Club, karena kau masih menyukaiku, atau hanya ingin membuat dia cemburu padaku!”

Aku menggeleng cepat.

“Bukan seperti itu Shane– jadi mereka mengatakan semuanya padamu?”

Shane mengangguk. “Sebenarnya dulu aku juga menyukaimu, Fim!” ujarnya dengan tatapan serius. 

Aku menatapnya terkejut. Selama ini aku pikir dia sibuk dengan buku dan organisasi kampus, tapi ternyata… ia menyukaiku. Hatiku berdebar.

“Itu karena aku malu Fim, dan aku juga tidak ingin posisiku di tempati olehmu!” katanya sambil tersenyum tipis, menundukkan wajah sebentar.

“Aku takut kalau aku mengutarakan isi hatiku padamu, kau tidak menyukaiku, dan aku takut jika memang kau menyukaimu aku tidak bisa mengalah soal peringkatku di kampus,” jelasnya sambil menatapku dengan serius.

“Ya Tuhan, Shane–,” aku terdiam sejenak, menunduk. “Seharusnya kau bilang padaku saat itu, mungkin ceritanya akan berbeda, dan kita pasti sudah menikah.”

Shane membelalakan matanya seolah tak percaya dengan apa yang ku katakan barusan. Ia meraih tanganku, menggenggamnya hangat. “Fim… jika kau sudah menyelesaikan urusanmu dengannya, apa kau mau menikah denganku?”

Aku terkejut, menatapnya. Hatiku berdebar, campur aduk antara lega dan bingung. Perasaanku sudah berubah. Aku memang sengaja sedikit menggodanya dengan mengutarakan isi hatiku, tapi aku hanya ingin terlepas dari suamiku.

Ah, tidak. Aku tidak boleh memanfaatkan Shane. Aku bisa merasakan setiap tatapan yang ia lempar kepadaku, tatapan pria yang benar-benar menyukai seseorang.

Aku melepaskan tangan Shane. “Shane… tapi aku…”

Shane memotong ucapanku. “Aku tahu. Hatimu sudah tidak seperti dulu, tapi aku sangat bahagia kau pernah mengaku padaku.”

Aku hanya menatapnya.

“Ahh Shane, jadi kau sengaja memakai pakaian santai karena mau menemaniku di sini?” tanyaku sambil tersenyum gugup, mencoba mencairkan suasana.

Shane mengangguk, tersenyum, dan kami pun tertawa bersama. Rasa canggung perlahan memudar.

...◾️◾️◾️🟤🟤🟤◾️◾️◾️...

(Zephyr)

Aku akhirnya memutuskan pergi ke kantor. Jika Serafim tidak ingin aku menemaninya, aku akan memberinya ruang. 

Aku pulang sebentar, membersihkan diri, lalu ke kantor, apalagi banyak pekerjaan menungguku. 

Namun, pikiran tentang Serafim terus mengganggu. Wajahnya, air matanya, dan cara dia menatapku tadi sore berulang di kepalaku. Aku menepuk meja pelan, mencoba menenangkan diri, tapi hatiku tetap terasa berat.

Aku membuka laptop, menelusuri laporan proyek, menandatangani dokumen, dan menerima telepon satu per satu. Setiap kali telepon berhenti berdengung, pikiranku kembali ke padanya.

“Fim… apakah dia baik-baik saja sekarang?” gumamku dalam hati.

Aku menekan tombol konferensi video untuk rapat berikutnya, menyelami diskusi dengan tim, tapi bahkan saat menandatangani keputusan penting, pikiranku tetap tertuju padanya.

Aku berdiri di tepi jendela kaca besar, mataku menembus pemandangan di luar gedung. Kota terbentang di bawah, gedung-gedung menjulang, mobil-mobil bergerak seperti titik kecil. Aku menghela napas, membiarkan sejenak kesibukan kantor menghilang. 

“Pak Zephyr, kami sudah menemukan pelakunya. Tapi belum menyerahkannya ke polisi, dan sudah mengurungnya di gudang, agar dia mau bicara dulu. Tapi sampai detik ini dia masih menutup mulut,” suara di ujung telepon terdengar tegang.

Aku mengerutkan kening, menatap pemandangan di luar sejenak sebelum menatap layar ponsel. Suaraku terdengar dingin tapi tegas.

“Buat dia bicara, jangan sampai dia mati sebelum mengaku!”

Bersambung...

1
Ani Suryani
jangan selingkuh
Mingyu gf😘
Pdahal kamu cuma di manfaat kan fim😞
☕︎⃝❥Haikal Mengare
Akhirnya, butuh berapa Bab ini, Phyr🗿.
PrettyDuck
ih dasaarrr!! akal2 an banget ini si zephyrr wkwkwk
PrettyDuck
nah kan sama aja zephyrr, lu juga main sama cewek. ngapain cemburu sama liam??
PrettyDuck
dih jadi flirty gini dia gara2 ada maunyaa 😩
Vᴇᴇ
awas lu phyr kalo berani macem" sama serafimmm 😠
Chimpanzini Menolak Hiatus!
duhh aku senyum² sendiri membaca keuwuan mereka berdua/Awkward//Awkward/
Mingyu gf😘
Nahkannn Zephyr pembohong😔
checangel_
Pertemuanmu itu hanya sebatas angin lewat Zea, yang berharap tak menjadi badai saja 😒🤧
checangel_
Tanda-tanda Reader hanya bisa berkata "Fim, curigalah pada suamimu itu"😅
checangel_
Firasat seorang wanita itu selalu tepat, apalagi jika dia bergelar sang istri, langit pun seketika mendukungnya, bahkan waktu juga ikut mengejar (suaminya) 🤭
Vᴇᴇ
drama untuk bisa punya anak cuma gue temuin dalam dunia novel, meanwhile di rl banyak remaja bahkan di bawah umur udaa gendong anak 🗿
checangel_: Real life terkadang memang lebih mengejutkan dari drama dan kita cukup jadi tokoh figurannya saja di realita orang lain 🤭🤧
total 1 replies
checangel_
Apakah kamu bangga Zephyr, jika perasaan Serafim terluka? termasuk juga perasaan Reader yang satu ini 😒🤧
checangel_
GPS dan bodyguard, berasa jadi istri kelas atas nggak sih, Serafim🤧
checangel_
Serafim, jika kamu nyaman bersamanya, berarti tandanya hatimu aman dengannya dan tak perlu lah dirimu meragukannya🤧 husnudzan lah terlebih dulu agar yang pernah menyapanya tak turut serta 😊
checangel_
Pasti setenang itu tempatnya, menyatu dengan alam🤧
checangel_
Istighfar saja agar kata hampir itu tak terjadi lagi🤧
Ani Suryani
sudah ku tinggalkan suami begitu
☕︎⃝❥Haikal Mengare
Manisnya 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!