NovelToon NovelToon
Di Campakakan Camat Di Kejar Komandan Elite

Di Campakakan Camat Di Kejar Komandan Elite

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Pengantin Pengganti Konglomerat / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:24.1k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Aisya Humaira gadis berjilbab dengan sejuta pesona, harus menelan pil pahit karena tiba-tiba calon suaminya memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka yang sudah di depan mata.

Hanya karena ia di nyatakan mandul, dan ternyata semua ini ulah dari Riska sahabat masa kecil dari calon suaminya sendiri.

Setelah mencampakkan Aisya, Adriansyah Camat muda yang tampan itu malah melanjutkan pernikahannya dengan Riska.

Aisya akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota, karena tidak sanggup menahan malu setelah pernikahannya batal.

Hingga membawa Aisya pada sosok Satria Pratama Dirgantara. Seorang Komandan Elita yang sedang dalam penyamaran sebagai Kakek-kakek karena satu alasan.

Satria melamar Aisya dengan tetep menyamar sebagai seorang Kakek.

Apakah Aisya akan menerima si Kakek menjadi jodohnya di saat seorang Camat baru saja mencampakkan durinya?

Bagaimana Perjuangan Satria dalam mengejar cinta Aisya?

Bagaimana kisah mereka selanjutnya langsung baca aja ya kakak. Happy reading semua

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

"Hmm! Awalnya iseng aja sih. Gara-gara kamu di lamar Pak Camat. Aku jadi patah hati," Satria mengusap tengkuknya, salah tingkah. Matanya menghindari tatapan Aisya, tapi senyum jahil justru bermain di bibirnya.

Aisya memukul gemas lengan Satria hingga ia meringis kecil. "Salah sendiri, Oppa! Kenapa nggak dari dulu lamar aku?

"Iya juga, sih," Satria tertawa hambar, tapi kemudian menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Bingung aja mau mulai dari mana." jujurnya yang memang gak pandai mengungkap isi hatinya.

"Ck! Oppa ini payah banget!" Aisya mendengus. "Kenapa sih nggak gercep gitu?"

Satria mengulum senyum, menatap Aisya dengan tatapan penuh arti. "Ya ... kan aku harus mastiin dulu, kamunya mau nggak sama aku."

"Oh, jadi karena Pak Camat, Oppa baru sadar gitu? Baru berani ngomong sekarang?" Aisya tertawa cekikikan, menggoda Satria habis-habisan. "Ih, Oppa mah! Padahal tinggal bilang aja 'Aisya, aku suka kamu'. Gitu doang susah amat!" greget Aisya.

"Emang kamu nggak merasa selama ini kalo aku sebenarnya pengen melamar kamu, Humaira?" Satria menatap Aisya dalam, matanya mencari jawaban yang selama ini ia dambakan. Jantungnya berdebar kencang, seperti genderang yang dipukul bertalu-talu.

"Nggak! Oppa diem aja, siapa yang ngerti, terkadang kalau ngomong suka pakai bahasa kalbu," jawab Aisya sedikit ketus, meskipun pipinya merona merah. Ia memalingkan wajahnya, berusaha menyembunyikan senyum yang mulai mengembang di bibirnya.

"Tapi aku lega ternyata tetap aku pemenangnya!" Satria memberanikan diri meraih tangan Aisya, lalu menggenggamnya lembut. "Akhirnya, kamu jadi milikku juga."

Aisyah senyum-senyum simpul, menyaksikan adegan romantis di depannya. Baru kali ini mereka bicara panjang lebar dan dari hati ke hati, tanpa ada lagi dinding yang menghalangi. Di Jakarta, Satria terlalu pendiam dan isi hatinya tak ada yang bisa menebak, membuat Aisyah gemas sendiri.

“Om Satria itu apa?" tanya Bulan dan para sepupunya, yang tiba-tiba muncul, menarik-narik ujung kerudung Aisyah. Suaranya polos, memecah suasana romantis yang baru saja tercipta.

Rara, putri Dwi sahabatnya Aisyah, menunjuk kumis palsu yang tergeletak di meja dengan tatapan ingin tahu.

"Ini kumis," sahut Arsya, bibirnya membentuk seringai kecil.

"Ih, geli!" Rara terkekeh, matanya menyipit saat rasa geli menggelitiknya.

"Om Satria pinjem!" rengek Bintang, menarik-narik ujung kemeja Satria dengan tangan kecilnya.

"Rambutnya Om Satria kayak Opa jenderal!" Zahra terkekeh, menunjuk rambut palsu yang tergeletak di dekatnya. Matanya berbinar-binar penuh semangat.

"Iya, hihihi, Om Satria lucu!" timpal Bulan, ikut tertawa bersama sepupunya. Tawa mereka memenuhi ruang tamu dengan kebahagiaan.

Para bocah itu tertawa riang melihat Bintang yang dengan sigap mengambil rambut palsu itu, lalu memakainya dengan semangat. Tak lupa kumis dan jenggot palsu, yang langsung menempel di wajahnya. Semua orang tertawa terbahak-bahak melihat Bintang yang mendadak berubah menjadi badut lucu.

Aisya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum geli, "Ya ampun, Bintang, ada-ada saja kamu ini!" Satria tertawa lepas memeluk Bintang erat. "Wah, keponakan Om memang paling kreatif!" pujinya bangga.

Bukannya terlihat tua, Bintang dengan kumis palsu yang sedikit miring malah terlihat semakin menggemaskan. Ia berdiri di depan Rara, menunggu jawaban dengan mata berbinar.

“Dedek Rara, liat. Aku kayak apa hayo?" tanya Bintang antusias.

“Kayak buyut Mahesa!” seru Rara, sambil terkikik geli. Sepupu-sepupu yang lain ikut tertawa, membuat suasana semakin riang dan hangat.

“Om Satria, ke sungai, yuk! Mandi!” rengek Bintang, menarik celana Satria.

“Berenangnya nanti di Jakarta aja ya, Bintang,” bujuk Aisyah sambil mengusap rambutnya.

“Kenapa Aunty? Bintang kan jago berenang kayak papa,” jawab Bintang dengan nada kecewa. Bibirnya mengerucut lucu, menunjukkan protesnya.

Papa si kembar memang prajurit angkatan laut, pastinya jago berenang.

“Iya aunty, kan kita dari kecil udah sering berenang!” timpal Bulan, matanya berbinar penuh semangat saat membayangkan keseruan bermain air.

“Aduh, tapi ini sungai!” Aisya menggigit bibir bawahnya, keraguan terpancar dari matanya.

“Om Satria!” si kembar mulai merengek dan menarik-narik tangan Satria, dengan mata memohon.

Satria tersenyum lembut, mengusap kepala si kembar. Ia menatap Aisya, seolah meyakinkan bahwa ia akan menjaga mereka dengan baik. “Iya, tapi di pinggir sungai aja berenangnya, dan harus sama paman-paman penjaga ya!”

“Oke deh Om!” seru para bocah senang, sambil melompat-lompat kegirangan.

"Om Satria, di sungai ada ikan enggak?" tanya Rara, matanya berbinar menatap sungai yang tenang.

"Banyak," jawab Om Satria sambil tersenyum.

“Kalo gitu Rara sama Arsya mau mancing ikan!” seru Rara dengan semangat.

“Iya, Arsya mau mancing ikan kuda laut! Terus nanti kami mau pelihara biar jadi kuda besar kayak di peternakan kuda kita. Kan banyak rumput di peternakan kita,” seru Arsya dengan antusias, membayangkan kuda laut raksasa berlarian di padang rumput.

Aisya terkekeh. “Di sungai nggak ada ikan kuda laut, sayang.”

“Kenapa Aunty? Emang ikan kuda laut nggak suka main di sungai?” tanya Arsya, mengerutkan kening bingung.

“Nggak suka, kuda laut lebih suka tinggal di laut.

"Jadi rumahnya cuman ada di laut ya Aunty?” tanya Rara, matanya membulat penasaran.

“Bukan dedek Rara. Karena kuda laut nggak mau terpisah sama saudara seperutnya,” jelas Bintang dengan polosnya.

“Sodara seperut tuh apa, Bintang?” tanya Rara, sementara Zahra hanya melongo bingung.

Aisya sampai ikut bingung sesaat. Ia tak mengerti dari mana Bintang mendapatkan istilah itu.

“Itu loh kayak Bintang sama Bulan,” kata Bintang sambil menunjuk dirinya dan Bulan. “Kan kita sama-sama pernah bobok di perut Mama Dea. Jadi kita sodara seperut!”

Mendengar itu, Aisya tertawa lepas. Satria dan para bodyguard pun tak tahan untuk tidak ikut tersenyum geli.

“Maksudnya, saudara kandung itu yang lahir dari ibu yang sama,” jelas Aisya sambil mengusap kepala Bintang.

Bintang tersenyum bangga karena berhasil memberikan penjelasan yang membuat semua orang tertawa.

Bersambung ....

 

1
kaylla salsabella
lanjut Thor
Wulan Sari
⭐⭐⭐⭐⭐ksh bintang lima akh karena ceritanya menarik dan lucu ada kocaknya jadi bacanya ga bosen semangat 💪 Thor salam sukses selalu ya Thor 👍❤️🙂🙏
riniasyifa: terima kasih banyak kakak atas supportnya semoga betah baca karya ini sampai tamat ya sehat selalu kakak
total 1 replies
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kalau banyak anak-anak memang seru yaa
🌹Widianingsih,💐♥️
hai Thor aku singgah
🌹Widianingsih,💐♥️
lah jahat sekali Riska ini....nanti dia yang mandul tuh !😬
Ita Xiaomi
Suka ama jalan ceritanya ringan. Keren, menarik dan kocak. Dalam situasi yang rumit dan ada masalah selalu ada kemujuran atau hal yg lucu. Semangat berkarya kk. Berkah&Sukses selalu.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Adrian & riska, pulang ke runah lanjut berantem biar gak malu ketimpuk jengkol, ih. 🤭
Ita Xiaomi
🤣🤣🤣
Ita Xiaomi
Dah ndak ada wibawanya tuh Pak Camat😁
kaylla salsabella
apa ya... kasih tau gak ya🤣🤣🤣🤣
YuniSetyowati 1999
Nah jengkol pun jengkel sama Riska apalagi kita para reader.
riniasyifa: he/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Ariany Sudjana
ini Bu camat masih juga menjelekkan Aisya, tapi syukur sih ketimpa jengkol 🤭🤣
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ujung-ujungnya Adrian muak liat riska. bisa bubar sebelum hamidun. atau Mungkin yang mandul itu justru riska nanti?
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gak terima usul pak kades. harus di tindak lanjutin, karena fitnah itu jika tak terbukti akan sangat berbahaya dampaknya pada aisya.
Entin Fatkurina
dasar nenek lampir, bisanya cuman ngeles saja dari kesalahannya, lanjut kakak.
Entin Fatkurina
pak kades kok jadi belain riska sih.😡😡😡
Entin Fatkurina
😅😅😅lanjut kakak.
Entin Fatkurina
jadi nggak sabar nunggu riska menanggung malu😅😅😅
YuniSetyowati 1999
Dasar gila nih setan wadon.Sekarang malah suaminya yg jadi disalahin.Ihs ihs ihs sungguh Ter la lu 😒
YuniSetyowati 1999
Yah kami para reader juga berfikir begitu.Jadi jika tak mau dicap camat Cemen yg selalu l di bawah ketek bini buktikan dong mat.Jangan jadi camat mokondo dong 😒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!