Alone Claney hidup dalam kesendirian seperti namanya. Ibu suri yang terpikat padanya pun menjodohkan Alone dengan putra mahkota, calon pewaris tahta. Tak seperti cerita Cinderella yang bahagia bertemu pangeran, nestapa justru menghampirinya ketika mengetahui sifat pangeran yang akan menikahinya ternyata kejam dan kasar.
Karena suatu kejadian, seseorang datang menggantikan posisi pangeran sebagai putra mahkota sekaligus suaminya. Berbeda dengan pangeran yang asli, pria ini sungguh lembut dan penuh rasa keadilan yang tinggi. Sayangnya, pria itu hanyalah sesosok yang menyelusup masuk ke dalam istana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24: Di Antara Dua Pangeran
"Maaf Pangeran, sebenarnya Nona tidak memanggil Anda," ucap Ciro setelah Bright keluar dari kediamannya.
"Lalu, kenapa kau mengatakan seperti itu?"
"Itu karena ... tadi saya melihat Nona Alone menuju perpustakaan, saya pikir ... ini kesempatan Pangeran jika ingin menemuinya."
Bright menoleh ke sembarang arah sambil sedikit mengangkat dagunya. "Kenapa kalian menganggap aku sangat ingin menemuinya! Apa kalian pikir aku merindukannya?"
Ciro buru-buru berkata, "Kami sama sekali tak berpikir seperti itu, Pangeran! Kami justru membantu Pangeran menemui nona karena tadi Pangeran bilang mau memberi tahu kalau Pangeran telah berhasil lewati ujian tahap pertama."
Mata Bright berkedip cepat karena ia hampir lupa dengan alasannya saat hendak menyambangi kediaman Alone.
"Tapi ... jika memang Pangeran belum mau menemui nona, kita bisa kembali ke paviliun," ucap Ciro kembali.
"Ah, tidak! Sudah keluar seperti ini, kenapa harus kembali? Ayo kita ke perpustakaan!" cetus Bright sambil melangkah lurus.
Seperti yang diungkap Ciro, Alone memang tengah berada di ruang perpustakaan. Ruangan ini telah menjadi tempat favoritnya sejak ia menginjakkan kaki di perpustakaan. Tempatnya yang begitu hening dan jauh dari hiruk pikuk kemegahan istana membuatnya betah berlama-lama. Apalagi dia memang sangat gemar membaca. Ini juga menjadi salah satu cara untuk mengalihkan hal-hal yang bergumul di hatinya saat ini.
Aroma khas kertas-kertas tua segera membelai penciumannya saat langkah kaki telah membawanya menuju ruangan tersebut. Ia lalu menyusuri rak-rak tinggi yang dipenuhi buku. Tangannya mulai menyentuh jajaran buku filsafat, sastra, sejarah dan hukum sembari memilah bacaan yang cocok untuk dibaca. Matanya sontak berpendar kala menemukan sebuah buku yang menarik.
Alone mulai berjinjit untuk mengambil buku yang berada di barisan rak paling atas. Sialnya, kakinya kurang tinggi untuk meraih buku tersebut. Matanya lalu menoleh ke kiri dan kanan, berusaha mencari pijakan tangga untuk mengambil buku tersebut. Sayangnya tak menemukan apa pun. Ia lantas kembali berjinjit, sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Masih belum sampai juga.
"Jika tak menemukan tangga, bukankah seharusnya kau mulai mencari seseorang untuk membantumu, Nona?" Suara lembut seorang pria tiba-tiba membelai telinganya.
Suara itu membuat Alone berbalik cepat. Sepasang matanya membulat begitu melihat sesosok tinggi semampai tengah berjalan ke arahnya.
"Pangeran Flynn!" sapa Alone seraya membungkuk penuh hormat. Ya, pria yang tengah berjalan ke arahnya saat ini adalah pangeran Flynn.
"Hallo, lama tak melihatmu di sini!" ucap Flynn yang kini berhenti tepat di hadapan Alone.
"Iya, aku sedang sibuk mempersiapkan pernikahanku akhir-akhir ini," jawab Alone sambil tersenyum kecil.
"Aku hampir lupa kalau sebentar lagi kau akan menjadi tuan putri dan kakak iparku." Saat mengatakan itu, cahaya di mata Flynn sedikit meredup.
Flynn mengulurkan tangannya ke atas dan meraih buku yang sebelumnya hendak diambil Alone. Ia langsung menyerahkan buku itu pada Alone.
"Terima kasih, Pangeran!"
Hanya sedetik setelah mengatakan itu, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan buku-buku yang berjatuhan dari rak paling atas yang langsung menghujani mereka. Lantas, keduanya sama-sama menunjukkan reaksi terkejut sebelum akhirnya sama-sama tertawa dan saling memungut buku-buku tersebut.
"Dia telah kembali. Apa kalian sudah bertemu?"
Alone tahu maksud dari pertanyaan Flynn tentu saja mengarah ke pangeran Julian. Ia pun menggeleng kecil tanpa berkata apa pun.
"Kuharap, setelah kau menikah nanti, kau masih mau berteman denganku meski suamimu kerap membenciku."
"Tentu saja. Pangeran adalah orang pertama yang mengajakku mengobrol sejak aku melangkahkan kaki di istana. Pangeran juga telah banyak membantuku mempelajari banyak hal di istana ini."
"Maafkan aku," ucap Flynn sambil menunduk.
"Kenapa Pangeran malah minta maaf?" tanya Alone mengernyit.
"Di perjumpaan pertama kita, tepatnya saat pemilihan calon pendamping pangeran Julian sedang berlangsung, sebenarnya aku berharap bukan kau ... bukan kau yang akan terpilih menjadi calon istrinya. Sayangnya, pilihan ibu suri jatuh padamu." Flynn menjeda kalimatnya sejenak hanya untuk tersenyum getir. "Seiring pernikahan kalian yang semakin dekat, aku justru berharap hari itu tidak pernah ada."
"Apa pun perasaan Pangeran terhadap saya, saya harap Pangeran bisa segera melepaskannya."
"Aku akan sangat iklhas melepas perasaanku jika Julian memang benar-benar mencintaimu, paling tidak dia memperlakukanmu dengan baik."
"Saya sangat senang bisa mengenal Pangeran, sebagai teman yang baik dan juga sebagai anggota keluarga baru nantinya," ucap Alone dengan nada hati-hati, namun memiliki makna yang tegas.
Flynn tersenyum simpul. "Kau memang sangat cocok menjadi ratu. Dan aku cukup sadar diri, hanya Julian yang mampu memberimu posisi itu," ucapnya sebelum akhirnya pamit pergi.
Setelah Flynn keluar dari ruangan itu, entah kenapa minat membaca Alone menjadi hilang. Ia pun meletakkan kembali buku-buku yang sempat diambilnya. Saat hendak memutuskan keluar, Alone seketika terhenyak diikuti kedua bahu yang terangkat ketika melihat Bright yang tengah bersandar tenang di pojok rak dengan kaki yang bersilang dan tangan bersedekap di dada.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Alone dengan keterkejutan yang menyergapnya.
"Aku?" Bright menunjuk dirinya sendiri, lalu berkata dengan nada santai. "Aku baru saja selesai menonton pertunjukkan pentas drama romantis. Tapi aku tidak tahu judul yang cocok untuk drama yang baru saja kutonton. Kurasa lebih cocok diberi judul calon adik iparku ternyata mencintaiku."
Dari kalimatnya yang bernada sarkastik itu, sudah pasti Bright telah mendengar pembicaraan antara Alone dan Flynn.
.
.
.
Like dan komeng
Nampaknya kalo d liat sekilas,, Krn blm terlalu mengenal pangeran Flynn,, nampaknya dia orang yang baik.
tieeee om tembulu g 🤭🤭🤣
duch Bright kamu ketularan tayangan tv ikan terbang ya.... kyk nya kebanyakan nonton gituan sich 😄 klo emg cemburu katakan saja gak akn ad yg marah kok. bhkn Julian pun ikhlas klo kamu mau gantiin dia buat nikahin nona Alone
maksudnya kemarin 😅🤭
andai ada visual nya ketika Bright bersandar dengan menyilangkan kaki dan bersedekap.. uiiihh pasti KeMal