kisah sekretaris yang nikah sama bos nya
⚠️ mengandung scene dewasa ⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Main Di Klub Malam, guys
Dering ponsel Hazel berbunyi, sebuah pesan dari grup arisan yang dia kelola mendadak ramai. Dengan rasa takut, Hazel memantau obrolan mereka. Ya, dia hanya berani memantau, memastikan bahwa setiap anggota tidak mengetahui masalah yang terjadi dengan uang mereka.
"Girls, besok malam minggu kita jadi kumpul, kan? Kocok arisan."
"Duh, gak sabar."
"Btw, enaknya kumpul dimana?."
"Di cafe rainbow aja, setuju?."
"Boleh, tuh. Jam tujuh malam, ya."
"Ok, setuju."
"Yang lain gimana? Setuju, kan?."
"Aku juga setuju."
"Penasaran, siapa yang dapet pertama, ya?."
"Pasti gue!."
"Semoga gue, deh. Mau beli tas keluaran terbaru nih, hehehe."
Sudah cukup. Sudah cukup Hazel memantau pesan dari grup itu. Perasaannya semakin gelisah, dia sangat tidak tenang. Besok malam dia harus membawa uang itu ke acara arisan.
Ya, tidak mungkin dia memberi tahu masalah itu pada anggotanya. Yang ada, dia akan mendapatkan masalah besar.
Hazel semakin gelisah, Jean tidak kunjung membalas pesannya sampai sekarang. Kemana laki-laki itu? Apa Jean juga memutuskan kontak setelah menerima penolakan cintanya? Entah lah, Hazel tidak bisa memikirkan apa pun.
"Sherly?..."
"Apa aku minta tolong Sherly aja? Ya, kayaknya dia bisa bantu aku."
Hazel pun segera menghubungi teman dekatnya itu. Ya, dia akan mencoba. Jika Sherly tidak bisa membantunya secara materi, paling tidak Sherly bisa ikut mencari akal dan solusi yang tepat.
"Ajel, my baby, kamu serius minta bantuan aku?..."
"Kamu kan tau sendiri, aku nggak punya uang sebanyak itu?."
"Serius, Sher? Aku liat postingan kamu habis beli mobil baru, lho."
"No, no, no. Itu mobil yang dibeli Om Candra, buat aku."
"Om Candra siapa lagi? Aduh, Sher, jadi kamu nggak bisa bantu aku, nih?."
"Hm, sebenarnya ada sih caranya, tapi kamu yakin mau ngelakuin itu?."
"Iya. Kasih tau aja. Aku benar-benar butuh uang, Sher. Gimana caranya?."
"Jual diri, kaya aku."
"Apa? Kamu jangan gila."
Hazel menepuk jidatnya, tidak habis fikir dengan solusi yang diberikan temannya itu. Hazel menaruh ponselnya diatas tempat tidur dan mengaktifkan pengeras suara. Dia akan mendengar dengan seksama solusi tidak masuk akal yang diberikan Sherly padanya.
"Coba dengerin aku baik-baik, Jel. Dimana lagi kamu bisa dapetin uang banyak dalam waktu singkat?..."
"Kamu bukan orang sakti yang bisa gandain uang kan, hahaha..."
"Apalagi enam ratus juta bukan uang yang sedikit. Dan itu semua punya anggota arisan kamu..."
"Kamu bisa kena masalah kalo uang itu sampai gak ada..."
"Kamu bisa dituduh arisan bodong dan bawa kabur uangnya. Kamu bisa di penjara, Jel..."
"Udah nggak ada waktu, kalo kamu terima saran aku, malam ini aku tunggu di klub Rose ya..."
"Aku ada kenalan yang cocok buat kamu. Om-om kaya raya, hot dan-"
"Stop, stop. Udah cukup, Sher. Kepala aku makin pusing."
"Kenapa, baby? Cukup sekali aku yakin kamu bisa bawa pulang banyak uang..."
"Udah ya, aku tunggu. Jangan lupa pakai pakaian terbaik, kamu tau lah maksudnya, see you."
Hazel menghela nafas panjang setelah memutus sambungan telfonnya. Dengan mata terpejam, dia berusaha menimang-nimang saran yang diberikan Sherly sebelumnya.
Terdengar sangat tidak masuk akal. Mengingat dia akan melakukan hal yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Yaitu, tidur dengan seorang laki-laki yang tidak dia kenal demi mendapatkan banyak uang. Hazel dibuat semakin bingung, tetapi disisi lain dia tidak mau masuk kedalam sel tahanan, karena itu bukan lah kesalahannya.
Satu jam telah berlalu. Setelah memikirkan keputusannya, akhirnya Hazel berdiri di hadapan cermin dengan pakaian minim, ketat dan cukup terbuka. Dengan polesan make up yang semakin mendukung, Hazel bercermin sekali lagi untuk memastikan penampilannya.
Ya, malam ini dia terlihat sangat sempurna dan menggoda. Sudah memaksimalkan penampilannya, Hazel bertekad harus membawa uang dengan jumlah yang sangat banyak. Meski harus mengorbankan dirinya sendiri seperti ini.
"Mama. Hazel begini karena Mama..."
"Hazel bersumpah, Hazel nggak kan maafin Mama."
Hampir satu jam perjalanan, Hazel sudah tiba ditempat tujuannya. Sebuah tempat tertutup yang di sebut klub malam dan bangunan yang terlihat seperti tempat inap di belakangnya, membuat jantung Hazel semakin berdetak kencang.
Hazel memastikan lebih dulu pakaiannya agar tertutup rapat dengan luaran yang dia pakai. Setelah itu, sepatu heelsnya mulai melangkah memasuki tempat tersebut.
Di dalam, suara musik terdengar menggelegar di telinga Hazel. Gemerlap lampu juga membatasi penglihatannya. Sedetik kemudian, langkah Hazel mulai mengendur. Dia tidak tahu harus menunggu Sherly dimana, temannya itu belum juga menampakkan batang hidungnya.
Hazel celingukan, dia seakan satu-satunya orang bodoh disana. Pertama kali menginjakkan kaki membuatnya tidak tahu apa-apa. Hazel mencoba mendekati meja bartender, seorang perempuan menawarkannya segelas minuman, Hazel terima meski penuh keraguan.
Perempuan itu memperhatikan Hazel, meminta Hazel untuk melepaskan luarannya, Hazel pun patuh.
Keberadaan Hazel malam itu, mengundang banyak perhatian orang-orang disana. Terlebih dengan penampilannya, banyak lelaki mata keranjang yang tergiur dengan kemolekan tubuhnya.
Hampir semua laki-laki turut menggoda. Ada yang mengeluarkan siulan, bahkan beberapa dari mereka menghampiri dan berlomba-lomba memeluknya dengan mesra.
Pemandangan itu membuat seorang laki-laki menatapnya dengan tidak suka. Laki-laki itu mengepalkan tangannya, membenci apa yang dia lihat di depannya.
"Hazel? Nggak mungkin..."
"Ngapain dia kesini?."
...•••••...
Bersambung lagi guyssss
Penasaran gak siapa cowok yang kesal liat Hazel dipegang2 cowok laeeennn wkwkw
yang penasaran lanjutannya, klik jempolnyaaaa