Om Aslan Ini Ketiga Anakmu
"Om, aku hamil," ucap seorang gadis cantik bermata hazel itu.
"Hamil? Kau gak ada kerjaan lain selain menceritakan kehamilanmu ini," sahut pria yang bernama Aslan itu dengan tatapan tajamnya.
"Tapi Om, aku memang hamil dan janin yang ada di kandunganku ini adalah milik Om," ungkap Anika.
"Dia memang milikku, tapi kamu tahu kan, kalau aku pria beristri, lagian kejadian malam itu, tidak di sengaja, itu sebuah kecelakaan, dan aku tidak pernah ada niatan untuk mengkhianati istriku, jadi aku mohon lebih baik kau gugurkan saja kandunganmu itu sebelum menjadi masalah besar," sahut Aslan yang benar-benar membuat hati Anika teriris.
"Om, dia tidak pernah memilih untuk dilahirkan di rahim siapa? Dan siapa ayahnya, dia hanya seorang anak yang tidak berdosa, aku tidak sanggup jika harus membunuh darah dagingku sendiri Om," imbuh Anika dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
"Kau ini seorang perempuan, bahkan aku bingung dengan cara pikirmu yang sepertinya hanya memikirkan dirimu sendiri saja, kau pikir dengan baik-baik, aku ini pria beristri, terus kalau aku menuruti permintaan kamu, bagaimana nasib istriku Anika! Apa kamu menginginkan aku mengakhiri pernikahanku lalu bertanggung jawab padamu, atau kau ingin aku membawa kehadapan istriku dan menceritakan yang sebenarnya tanpa kau peduli bagaimana sakit dan hancurnya hati istriku itu yang kau mau!" bentak Aslan.
"Sudah stop ...! Aku tidak menginginkan hal itu, aku hanya menyampaikan kalau saat ini aku hamil anakmu, aku hanya ingin identitas anak ini saja, tidak lebih!" cetus Anika.
"Kau menginginkan identitas anak ini, itu sama saja kau membuka aib kita berdua Anika! Mulai sekarang aku tidak mau menemui mu lagi, dan ini uang untuk menggugurkan kandunganmu itu, aku Aslan Dirgantara Mahendra, menolak ataupun tidak menginginkan janin yang saat ini tengah kau kandung!"
Duar!!!!
Hati Anika serasa hancur bagaikan kepingan puzzle yang sudah berantakan sulit untuk di pasang kembali, bagaimana mungkin dia bisa membawa kehamilannya ini, jika sang pemilik janin, sudah terang-terangan menolak keberadaan anak yang saat ini tengah dia kandung, sebagai seorang perempuan Anika benar-benar menyesali malam laknat itu, bukan berarti dia tidak menerima kehadiran calon buah hatinya itu.
"Baiklah, kalau memang kau menolak janin ini, aku akan membawanya pergi jauh dari kehidupanmu, bahkan bayanganmu saja tidak aku ijinkan untuk hadir di dalam kehidupan kita kedepannya," ucap Anika sambil meninggalkan surat hasil pemeriksaan dari rumah sakit.
Saat ini Aslan hanya bisa melihat punggung gadis yang pernah dia lecehkan beberapa Minggu lalu, di rumah kakaknya sendiri tepatnya gadis itu merupakan sahabat dari keponakannya sendiri.
"Maafkan aku Anika, aku tidak bisa menyakiti hati istriku, meskipun itu janin merupakan anak pertamaku tapi tidak bisa aku bertanggung jawab, karena cintaku terlalu besar kepada istriku," gumam Aslan sambil memandang langkah Anika yang semakin jauh dari pandangannya.
********
Anika hanya bisa mengirim surat kepada sahabatnya yang bernama Nivea, kalau saat ini dia sudah berada jauh meninggalkan kota ini demi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
"Vea, makasih banyak ya, selama ini sudah menjadi sahabat yang baik, kita banyak melewati masa-masa itu, semoga setelah kepergianku kau bisa mandiri ya," gumam Anika sambil mengemasi baju-bajunya di dalam koper.
Pesawat sudah membawa gadis itu di sebuah desa terpencil yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota, di desa pesisir ini Anika akan memulai kehidupan barunya bersama calon buah hatinya nanti.
"Anakku sekarang kita sudah sampai di kampung halaman nenek dan kakekmu, semoga saja kedepannya kita bisa merajut cinta kasih," ucapnya sambil mengelus perutnya yang masih rata.
Di desa Suko Mulyo ini Anika akan memulai kehidupan barunya bersama dengan calon anaknya, dia tidak mau tahu meskipun di luaran sana banyak yang menganggap keberadaan bayinya ini sebagai aib, bahkan juga ada yang beranggapan kalau keberadaan janinnya merupakan petaka bagi sebuah keluarga, akan tetapi mereka lupa, kalau setiap anak tidak ada yang mau terlahir dari kesalahan.
Saat ini Anika mulai memasukkan baju-bajunya ke lemari, dan tak lupa dia membersihkan rumah yang sudah puluhan tahun tidak dihuni, beruntung rumah ini masih ada yang membersihkan setiap minggunya sehingga masih terjaga kebersihannya.
"Sepertinya aku harus melamar pekerjaan deh, gak apa-apa deh di mulai dari hal yang kecil dulu yang penting aku punya penghasilan, apalagi kata dokter ada tiga kantung janin di rahimku, semoga saja mereka selamat tiga-tiganya," ucap Anika.
*******
Malam harinya di sebuah apartemen mewah Aslan mulai di landa kegelisahan, setelah memutuskan untuk tidak bertanggung jawab terhadap seorang gadis yang saat ini tengah mengandung janinnya, kini Aslan mulai dihantui rasa bersalah, apalagi gadis tadi meninggalkan sebuah surat yang masih belum dia buka sama sekali.
"Oh ya tadi Anika meninggalkan surat ini kira-kira apa isinya," ucap Aslan sambil menggapai surat yang masih dilapisi amplop putih itu.
Perlahan Aslan mulai membuka dan membaca dengan teliti keterangan dari dokter tersebut, dan hal yang membuat Aslan terkejut dan membelalakkan matanya, dia membaca dengan jelas bahwasannya di situ tertulis, tiga kantung bayi, yang artinya saat ini yang dikandung Anika bukan hanya satu nyawa saja, tapi tiga nyawa.
"Astaga! Aku benar-benar ayah yang jahat aku menyuruh wanita yang sudah mengandung ketiga benihku sekaligus," ucapnya dengan penuh penyesalan.
Bersambung ....
Hai Kak ... Kembali lagi ya dengan karya baruku semoga kalian suka.🥰🥰🥰🥰🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Ayi
Semangat Anika, keputusanmu susah benar mempertahankan janin yang ada di benihmu.
2025-07-01
3
Zecky Lezmana
Haaa baru pertama saja sudah sesedih ini. semangat Anika
2025-07-03
0
Astrid valleria.s.
mampir thor
2025-07-02
1