NovelToon NovelToon
Ipar Yang Dirindukan

Ipar Yang Dirindukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Ryn

Naura (22 tahun), seorang ipar yang justru begitu dekat dengan keponakannya, yakni Maryam.
Maryam kerap mengatakan pada Zayad (30 tahun) ayahnya, jika dirinya ingin memiliki seorang ibu. Pertanyaan yang aneh bagi Zayad, sebab Maryam jelas memiliki ibu yang masih hidup bersamanya. Namun Maryam selalu menjawab, "Mama tidak sayang Maryam, Papa."
Salma (27 tahun), istri Zayad dan seorang wanita karir. Kehidupannya full menjadikan karir nomor satu baginya. Salma menyuruh Naura untuk menjaga puterinya selama ini. Namun bagi Salma, Naura layaknya seseorang yang bisa ia atur-atur sesuka hatinya. Sebab, Naura terlahir dari istri kedua ayah Salma.
Kehidupan Naura selama ini, ternyata penuh akan air mata. "Aku tidak meminta untuk dilahirkan dalam situasi seperti ini. Tapi mendiang ibuku selalu bilang, agar aku tetap menjadi orang yang baik." lirih Naura dengan air matanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Ryn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27

* * *

"Selamat pagi princess papa dan ummi...!"

Maryam bergerak kecil dan tersentak kaget, ia membuka matanya dan menatap orang tuanya tengah tersenyum padanya. Maryam sampai tertegun, menatap keduanya.

"Maryam mimpi, ya?"

Naura tersenyum haru, "Ini bukan mimpi, sayang. Tapi ini kenyataan."

"Indah sekali." lirih Maryam.

Zayad tertawa kecil menatap Naura, "Dia pasti masih mengigau. Belum betul-betul sadar."

Naura pun memeluk dan menciumi pipi Maryam, "Anak ummi ayo bangun, shalat subuh, yuk!"

Maryam kembali bergerak kecil, ia pun membuka matanya dan kini benar-benar sudah sadar. Maryam seketika tersentak hebat sampai terduduk, ia lalu menatap Zayad dan Naura bergantian. Namun, mereka tersentak saat Maryam justru menangis.

"Maryam kira mimpi, ummi..."

Naura langsung memangku sang buah hati dengan khawatir, "Maryam kenapa, nak?"

"Maryam kira mimpi tidur sama ummi dan papa, hiks."

Zayad menatap sang puteri dengan haru, "Maryam pasti terlalu bahagia saat ini, ia sampai menangis."

Naura pun menatap iba sang anak. Jika di pikir, baru kali ini kurasa Maryam tidur bersama orang tua lengkap. Tidur di peluk dengan begitu nyaman, bahkan satu malaman tidak ada terbangun sedikit pun di pelukan ummi dan papanya.

Naura mencium kening anak itu, "Mulai sekarang, Maryam akan selalu ummi beri kasih sayang. Ummi janji. Ummi paham perasaan Maryam, karena dulu..ummi juga begitu. Ingin merasakan kasih sayang seorang ibu. Namun, ummi tidak mendapatkannya hingga saat ini." tutur Naura dengan menahan tangis.

"Nanti kalau mama Salma pulang bagaimana..hiks?"

Zayad tersentak, ia mengusap kepala sang puteri. "Tenang, nak. Percayakan sama papa, ya?"

Maryam mengangguk masih menangis, namun ia terus memeluk Naura dengan erat.

* * *

"Naura..Naura..! Pijatkan bahu ibu sebentar, pegal-pegal badan ibu, ini." panggil Zizah sembari meringis siang ini, sebab ia sedang masuk angin saat ini.

Savina yang berada di ruangan santai keluarga pun tersentak, ia berjalan menuju kamar ibunya tersebut. "Ibu, manggil siapa?"

"Naura. Panggilkan dia, bilang pijat bahu ibu. Kamu kan tahu sendiri, ibu lebih cocok kalo Naura yang pijat."

Savina menautkan alis, ia sampai tertegun menatap sang ibu. Ini bukan kali pertama Zizah seperti ini. Bahkan beberapa hari sejak Naura pergi dari rumah itu, Zizah sudah sering lupa dan memanggil nama Naura jika butuh sesuatu. Seolah Naura masih ada di rumah tersebut.

"Bu, kak Naura kan nggak tinggal sama kita lagi, bu."

Zizah tersentak dengan mata membulat, dan kedua bahunya merosot lemas. Zizah tertegun menatap lantai kamarnya, matanya kini berkaca-kaca. Zizah kemudian berbaring kembali di atas ranjangnya.

"Oh, iya. Ibu lupa." lirihnya.

"Ibu mau Savi yang pijati ibu?"

"Nggak, nak. Nggak jadi, ibu mau istirahat saja."

Savina terus menatap sang ibu dengan sendu, ia merasa ibunya sedikit aneh belakangan ini. Zizah berbalik, berbaring miring membelakangi Savina. Wanita itu justru menahan tangis saat ini, dengan mata yang berembun. Tak bisa dibendung lagi, air matanya pun mengalir. Ya, Zizah merindukan Naura. Nyatanya bukan sekedar status ipar yang dirindukan untuk seorang Naura. Namun, ia pun juga dirindukan sebagai anak yang selama ini tidak di anggap oleh Zizah.

Zizah teringat, jika Naura begitu sangat dekat sebenarnya dengan dirinya selama ini. Sebab, semua-semua di rumah itu selalu dikerjakan oleh Naura. Kebutuhan rumah, Naura yang lebih tahu. Bahkan, Naura yang memasak untuk seisi rumah. Dan Naura tahu betul apa saja kesukaan dan pantangan Zizah sang ibu. Zizah juga tidak bisa makan makanan sembarangan di luar. Dan belakangan ini, ia yang sibuk bekerja tidak bisa membawa bekal masakan Naura. Itu sebabnya, kondisinya jadi sering sakit karena banyak membeli makanan di luar.

Zizah menghela nafas berat, dan menghapus air matanya. Ia hanya bisa diam, sebab merasa malu untuk mengakui jika dirinya sayang pada Naura. Zizah merasa, ia sudah terlalu kejam selama ini pada anak itu.

* * *

"Ya Allah, papa kenyang sekali."

"Maryam juga, pa. Masakan ummi lezat sekali kan, pa?"

Zayad mengangguk, "Aduh, bagaimana ini? Mana kita mau ke Turki sore ini."

Naura berkacak pinggang, "Tadi sudah ummi bilang, makannya jangan begitu. Lihatkan, jadi malas gerak karena kekenyangan!"

Mata Zayad mengerjap, "Istriku mode galak, seram juga."

Maryam terkikik geli, "Galak bagaimana sih, pa? Ummi jika mode galak, justru wajahnya lucu dan semakin imut seperti Maryam. Lihat deh, pa!"

Zayad tertawa kecil dan mengangguk, "Benar itu, nak."

Naura pun jadi tersenyum malu. Mereka baru saja selesai makan siang saat ini, dan Naura memasakkan untuk mereka mulai dari sarapan tadi pagi sampai makan siang ini. Sungguh Zayad dan Maryam begitu bahagia, baru kali ini di masakkan seorang yang mereka sayang di rumah mereka.

"Ya sudah, sebaiknya kita bersiap. Packing dulu, cek apa saja yang mau dibawa ke Turki." ajak Naura.

"Tunggu ya, sayang. Masih kekenyangan ini." jawab Zayad.

Maryam langsung turun dari kursi makannya, dan berlari menuju kamar. "Maryam mau pilih-pilih apa saja yang mau Maryam bawa, ya...!" teriaknya dengan riang.

Naura dan Zayad tertawa kecil, Zayad lalu menggenggam tangan sang istri dan tersenyum menatap Naura. Pemandangan baru di rumah, melihat istri cantiknya itu tanpa hijab. Sungguh segar mata pria itu.

Naura pun menjadi malu atas tatapan Zayad, "Apa sih, mas? Dari tadi tatap Naura terus. Naura kan jadi malu."

Zayad tersenyum dengan lembut, "Kamu cantik sekali. MasyaAllah."

Pipi Naura semakin merona merah, ia pun berdiri tersipu malu dan hendak meninggalkan Zayad. Namun, matanya tersentak kala Zayad menarik tangannya dan mengecup bibirnya sekilas.

"Iiih..mas Zayad...!" rengek Naura, yang membuat Zayad tertawa renyah.

* * *

"M-Mas? Kita naik private jet?" tanya Naura dengan takjub, menatap sebuah pesawat pribadi di hadapannya saat ini.

Maryam sudah berlarian riang menuju pesawat. Zayad tersenyum merangkul Naura sembari keduanya berjalan menuju pesawat, "Benar. Ini private jet milik kita. Jika ke luar negeri, kita naik ini saja. Lebih privasi, bisa bersama keluarga tercinta."

Mata Naura membulat, "Aku baru tahu, mas Zayad punya private jet."

"Ya, sayang. Alhamdulillah, rezeky dari Allah bisa punya private jet. Dan kamu, istriku satu-satunya yang aku ajak naik ini."

"Hah? Loh, jadi kak Sal—"

"Hush..pokoknya memang cuma kamu, sayang. Karena sebelumnya kan selalu sibuk, kami nggak pernah berlibur. Alhamdulillah, hari ini bisa ajak istri dan anak liburan ke luar negeri."

Naura tersenyum dengan haru, "Terima kasih ya, mas."

"Kok terima kasih? Terima kasih itu sama Allah. Kalau mas, ya inikan memang kewajiban mas untuk menyenangkan istri dan anak."

Naura tersenyum kembali, mereka kemudian menatap Maryam yang sudah berada di tangga pesawat. Maryam melambaikan tangannya pada orang tuanya tersebut.

"Ummi...Papa...ayo cepat..! Kita mau terbang ke Turki..! Yeah....!"

* * *

1
Hafizah Aressha R
lnjut k
Blu Lovfres
ok sampai ketemu di Turki ya
bawa seblak untuk bekalnya, naoura 🤭🤭
Next thor
Blu Lovfres
Next thor,
tingal nunggu si salma jadi .ubi gosong
🤣😅😁😂
Pena Ryn: Wkwkwk harus itu
total 1 replies
Hafizah Aressha R
la keren dan gantengan zayn dri od zayad y..
Pena Ryn: Sadboy slalu lebih ganteng ya kak /Smile/
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut
Alif
oon coba pura2 gk tau dan kamu rekam aja kn kamu jd aman, malah sok menasehati nanti klo ketahuan suaminya sendiri kan kamu gk di tuduh
Blu Lovfres: terlalu lebay peranan. Zayed dn nora.🤣😅😁😂orang baik dn lebay jadi badud
baik boleh tapi jangan jadi, orang tolol atw jadi robot seolah kuat ,dn menerima apapun
total 1 replies
Alif
lagian cerita ini bagus tp agak janggal, masak ya ibuknya gk pnya rumah lah sblmnya mereka tinggal di mana, kok se akan2 cm dititipin doang gk ada kisah atau cerita apa selanjutnya
Sumiati Alvia: kak udah ada cerita bahwa saudara saudara dari ibuk nya gak ada yg mau terima dia
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!