Menjaga Benih CEO

Grace benar benar terlihat lelah setelah dipaksa melayani berkali kali oleh Mattew. Tba tiba badannya panas dan menggigil.

"kau jangan berpura pura Gracia! Bangunlah!" gertak Mattew.

Namun Grace tak menjawab sepatah katapun. Hanya nafasnya yang memburu yang hanya terdengar.

Mulutnya terlihat begitu bergetar. Mattew panik, "Gracia.. Kau tak apa kan!" sambil memegang kening Grace.

"Jo..!! Kemarilah..!!" teriak Mattew.

Jo datang dengan tergopoh gopoh, "saya tuan.."

"siapkan mobil. Bawa wanita ini ke rumah sakit! Aku tak mau dia mati konyol disini", perintah Mattew.

"satu lagi, jangan katakan apapun tentang wanita ini. Bilang saja kau menemukannya ditengah jalan! Paham!" imbuh Mattew. Jo hanya mengangguk menuruti perintah tuannya.

"kurang ajar kau Mattew! Kau yang membuatku seperti ini tapi tak mau mengakuinya", batin Grace.

Jo membopong tubuh Grace dan membawanya ke rumah sakit.

Ditengah perjalanan tiba tiba Grace mengerang kesakitan, "Jo.... Perutku sakit. Cepatlah sampai ke rumah sakit, aku sudah tak tahan".

Setelah sampai di rumah sakit Jo memanggil tenaga kesehatan untuk segera membawa Grace agar cepat ditangani.

Setelah stengah jam menunggu, barulah dokter keluar dan menyampaikan sesuatu.

"maaf pak ada yang harus saya sampaikan, pasien mengalami kontraksi dini. Mengingat usia kehamilan masih sangat muda, saya mohon jangan dulu melakukan hubungan suami terlalu ekstrim. Karena bisa memicu keguguran",

"ini bisa membahayakan janin yang ada didalam kandungan. Karena tadi perawat memeriksa, ada bercak darah di cd pasien. Anda suaminya kan?", tanya dokter setelah menjelaskan panjang lebar.

Glek... Justin menelan salivanya, ia terkejut karena mengira dirinyalah suami Grace.

"maaf dokter, saya tidak tahu siapa wanita itu. Saya tadi melihat dia tergeletak dipinggir jalan kesakitan dan meminta tolong. Makanya saya bawa ke rumah sakit", jelas Jo.

"oh maaf pak, saya kira anda suaminya. Baiklah kalau begitu, hanya itu pesan saya. Pasien harus dirawat kurang lebih tiga hari untuk masa pemulihan. Permisi", ucap dokter.

Jonathan bingung harus bilang apa dengan bosnya itu. Karena Grace harus dirawat di rumah sakit.

Ia memberanikan diri menghubungi Mattew, "halo tuan Mattew",

"iya, gimana Jo? Kalau sudah, bawa Grace pulang sekarang".

"maaf tuan, tadi dokter melarang saya membawa nona Grace untuk pulang. Karena kondisinya memburuk, dan..." Jo mulai menjelaskan panjang lebar kepada Mattew.

"alasan..! Wanita itu hanya mau bersantai disana..! Biar aku yang menjemputnya besok..!"

"tapi..." tut..tut.. tut... Sambungan telepon dimatikan sebelum Jo selesai bicara.

Jo menepuk keningnya sendiri. Lalu ia perlahan membuka pintu ruangan Grace terbaring.

"astaga Grace... Memang malam nasibmu bertemu tuan Mattew. Sebenarnya aku ingin menolongmu, tapi aku takut jika tuan Mattew menuduhku ikut campur, dan membunuhku", pikir Jo sambil merenung menatap Grace dari ambang pintu.

......................

Angel kini hanya terdiam seribu bahasa setelah kejadian tadi pagi.

Meskipun didepannya ada Robert dia tak mau mengajaknya bicara.

"Sayang... Kenapa kamu diam? Kamu marah sama aku? Apa yang harus aku lakukan biar kamu gak marah sama aku?" tanya Robert.

Angel menatap nanar kearah Robert,"ceritakan hubunganmu dengan Grace!" gertak Angel.

"sayang... Aku sudah tak ada hubungan apapun dengan Grace. Dengarkan aku, Grace hanya masa laluku yang sudah lama meninggalkanku tanpa sebab. Sekarang ada kamu didepanku, kenapa aku harus mencari Grace yang tak selevel denganmu", bujuk Robert dengan rayuannya.

"pembohong!"

"Angel... Aku tak bohong sayang..."

"lalu kenapa kau tadi keluar dari mobil dan mengejar Grace! Kakakku yang bilang!"

Robert menarik kursi agar dia bisa duduk tepat dihadapan Angel.

"hey.. Sayang... Dengarkan aku, Grace tadi menghinaku. Jadi aku ingin membalasnya, tapi ternya kakakmu Deril melihatnya dan salah paham",

"ketahuilah Angel, aku hanya mencintaimu. Bukankah sudah ke katakan aku ingin menikahimu", lanjut Robert sambil memegang kedua tangan Angel.

Keputusan Angel yang ingin meninggalkan Robert kini goyah hanya karena bujuk rayu Robert.

Apalagi saat Robert mencoba menenangkan Angel dengan memeluknya dan mengusap lembut rambutnya.

Angel membalas pelukan Robert dengan erat. Robert tersenyum karena wanita yang kini jadi kekasihnya benar benar percaya padanya.

"baiklah, aku percaya padamu. Tapi jangan sekali kali kau berhubungan dengan mantanmu itu lagi ya. Aku benar benar tak akan memaafkanmu jika itu terjadi", ucap Angel.

Robert mengecup bibir Angel perlahan, "aku tak akan menghianatimu sayang".

Melihat Angel yang saat ini sudah luluh dengan semua kata katanya, Robert mengangkat tubuh Angel.

"Robert... Apa yang mau kau lakukan..." teriak Angel manja.

"ayo kita berenang sayang", jawab Robert lalu menceburkan diri kedalam kolam bersama Angel yang masih ada dalam gendongannya.

Byur....

Keduanya berdiri saling berhadapan ditengah kolam.

Robert mengangkat tangannya dengan memegang sebuah kain putih transparan yang tadi dipakai oleh Angel.

"Robert... Kau nakal sekali, kembalikan milikku..", teriak Angel sambil mengejar Robert dengan berlari ditengah kolam dengan air sebatas perut.

Robert berhenti ditepi kolam lalu menangkap dan memeluk Angel.

"kau tak perlu pakai ini susah cantik sayang..." sambil menatap mata Angel.

"aku mencintaimu honey..." imbuh Robert.

"aku juga mencintaimu sayang...", balas Angel.

Robert menenggelamkan dirinya kedalam air. Tiba tiba Angel melenguh nikmat. "emmhh... Ssshhh... Kau nakal Robert".

Robert muncul ke permukaan. Mereka kini menyatu satu sama lain.

Hentakan tubuh Robert membuat air kolam ikut memercik.

Robert benar benar melepaskan cairan kental itu kedalam rahim milik Angel.

Angel pun tak perduli apa akibatnya nanti. Bagaimana jika nanti dirinya hamil pun dia tak peduli.

"aku baru melakukan ini denganmu sayang..." ucap Angel.

"aku tahu Angel, aku merasakannya. Itulah kenapa aku ingin menikahimu. Karena kau masih tersegel sebelumnya, tapi kini aku sudah membuka segelmu. Kau tak keberatan kan?"

"kau gila ya? Ini kan sudah kedua kalinya kita berhubungan. Kau masih tanya lagi",

Robert tersenyum mendengar jawaban kekasihnya itu, lalu memeluknya erat.

Kali ini perasaan Robert dengan Angel benar benar berbeda. Seperti ada keseriusan didalam hatinya. Dia berharap suatu saat nanti Grace tak mengacaukan hubungan mereka berdua.

......................

Deril terlihat gelisah sendirian diteras. Sampai sampai ia tak sadar jika Justin memperhatikannya dari tadi.

"ehem...! Maaf tuan apa ada yang anda pikirkan?"

"tentu saja Justin. Tiba tiba saja aku terfikir dengan Cassandra", jawab Deril.

"maaf tuan Deril, tapi sepertinya besok kita harus balik ke Jakarta dulu. Karena ada klien penting dari luar negeri yang akan membahas tentang kerja sama", pesan Justin.

"kau sudah pesan tiketnya? Pastikan kita tak lama disana. Karena seingatku tak ada jadwal meeting yang terlalu penting lagi",

"bemar sekali tuan, bagaimana kalau hanya tiga hari. Besok pagi kita berangkat", Justin memberi ide.

Deril terlihat menimang nimang kata kata Justin, "emm.. Baiklah berarti jumat pagi kita kembali ke Bali. Kau siapkan tiketnya, aku mau istirahat", Deril pun meninggalkan Justin di luar.

Justin menarik nafas panjang, menggeleng "padahal jumat sore atau siang bisa. Tapi ya sudahlah, lebih baik mendengarkan kata tuan muda", gumam Justin.

...****************...