Kisah seorang menantu yang pernikahannya hancur karena ibu mertuanya yang memaksa putranya untuk menikah lagi dengan alasan sang menantu mandul. Vanniya harus merasakan sakit hati melihat kemesraan sang suami bersama madunya hingga ia membalas rasa sakit ini kepada ibu mertuanya.
Suatu hari ibu mertua Vanni mendapati sang suami membawa wanita lain ke rumahnya dengan status sebagai istri kedua. Wanita itu terduduk lesu, Vanni yang melihatnya segera mendekatinya.
" Bagaimana ma? Manis bukan madu yang aku kirimkan untuk mama?"
Bagaimana usaha Vanni balas dendam kepada ibu mertuanya? Apakah setelah ini Vanniya akan kembali kepada sang suami atau ia memilih meninggalkan suaminya dan menjalani kehidupan barunya?
Ikuti dan dukung kisah mereka berdua.
Baca pelan" dan tidak perlu boomlike karena akan mengurangi performa karya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTEMUAN TAK TERDUGA
" Vanno!!!!!"
Vanni terkejut dengan suara seseorang yang menyebut namanya. Harimau itu semakin dekat, bak adegan slow motion sebelum harimau itu menerkam Vanno, tiba tiba..
Bugh...
" Awh!!!!!" Andreas berteriak saat harimau itu mencakar pundaknya. Ia mendekap Vanni dan Vanno dan mengorbankan dirinya demi wanita yang ia cintai.
" Mas Andreas!!!!!!" Teriak Vanni ketakutan.
" Tenang lah sayang, ada aku di sini." Ucap Andreas. " Kamu baik baik saja? Perutmu tidak sakit kan?" Tanya Andreas khawatir karena tadi ia sempat melihat Vanni terjatuh tengkurap.
" Aku rasa tidak apa apa mas."
" Syukur lah kalau begitu." Sahut Andreas.
Andreas menatap sang harimau yang duduk di depannya.
" Wahai kaum nabi Sulaiman, pergilah tinggalkan kami! Maafkan kami jika kami mengusik ketenanganmu. Kami berjanji, kami tidak akan mengganggumu lagi. Kami akan kembali ke rumah kami." Ucap Andreas.
Tak lama setelah itu, sang harimau pergi menjauh dari mereka. Andreas dan Vanni bernafas lega. Vanni merasa heran bagaimana harimau itu menurut pada Andreas. Ia ingin bertanya namun tiba tiba Vanno menangis.
Oek.. Oek.. Oek..
Vanno menangis dengan kencang. Vanni mencoba untuk menenangkannya.
" Sstt.... Sstt... Sayang, tenang ya. Please jangan nangis!" Ucap Vanni menimang nimang baby Vanno. Namun baby Vanno masih tetap menangis.
" Sini biar sama aku aja." Andreas mengambil alih Vanno dari gendongan Vanni.
Cep...
Bak sihir ajaib, baby Vanno langsung diam seketika membuat Vanni merasa heran.
" Kamu lihat? Vanno tidak bisa jauh dariku. Lalu kenapa kamu mau kabur malam malam begini hmm? Kamu tidak boleh egois mementingkan perasaan kamu sendiri Vanni. Aku tidak jahat padamu, aku hanya ingin kita hidup bersama dan bahagia selamanya. Tapi kamu malah nekat kabur seperti ini. Bagaimana kalau harimau tadi berhasil menerkam Vanno? Kamu pasti akan menyesal seumur hidup kamu karena kamu telah mengorbankan nyawa putramu demi keegoisanmu." Ucapan Andreas menohok hati Vanni.
" Aku minta maaf! Aku hanya ingin bertemu dengan mas Tama. Aku merindukannya, dan aku hanya ingin hidup bersamanya bukan bersamamu."
Andreas memejamkan mata mendengar ucapan Vanni. Setelah apa yang dia korbankan, nyatanya tidak membuat hati Vanni terbuka. Apakah perasaan Vanni benar benar telah mati untuknya? Kenapa Vanni tidak mau membuka lembaran baru dan berusaha untuk jatuh cinta padanya lagi? Andreas nampak frustasi akan hal ini.
Tadi, tiba tiba Andreas terbangun dari tidurnya. Ia mencoba mencari cari Vanni namun sampai seluruh rumah ia periksa, ia tidak bisa menemukan Vanni. Andreas langsung bisa mengerti jika Vanni kabur. Ia langsung berlari menuju hutan karena ia yakin Vanni berlari ke sana. Dan benar saja, ia melihat seekor harimau besar yang mengejar Vanni. Ia segera berlari mengikuti Vanni dan harimau itu sampai ia bisa menyelamatkan keduanya. Masalah obat tidur yang Vanni beri, rupanya dosisnya behitu rendah hingga tidak sampai satu jam rekasi obat itu sudah hilang.
" Ayo kita pulang! Di sini masih banyak binatang buas yang siap menerkam kita." Ujar Andreas.
Vanni menganggukkan kepala.
" Pegangan pada lenganku!" Titah Andreas.
Vanni merangkul lengan Andreas, mereka berjalan menuju rumah kembali dengan cahaya senter sebagai penunjuk jalan. Di dalam perjalanan, Vanni merasa tangannya basah. Ia melihat telapak tangannya yang berwarna merah.
" Astaga darah." Vanni menghentikan langkahnya membuat Andreas ikut berhenti.
" Kenapa berhenti?" Tanya Andreas menatap Vanni.
" Mas kamu berdarah." Ucap Vanni melihat pundak bagian belakang Andreas. Rupanya benar, luka akibat cakaran harimau tadi cukup dalam hingga mengeluarkan darah yang lumayan banyak.
" Tidak apa apa, jangan khawatir! Ayo jalan lagi!" Sahut Andreas melanjutkan langkahnya di ikuti Vanni di sebelahnya.
Vanni terus berjalan sambil sesekali mencuri pandang ke arah Andreas.
" Jangan mencuri pandang gitu, nanti jatuh cinta lhoh." Goda Andreas sambil tersenyum.
" Dih ge er." Sahut Vanni. " Apa lukamu tidak apa apa mas?" Tanya Vanni.
" Tidak apa apa, seandainya kenapa napa pun aku rela. Aku rela terluka demi menyelamatkan anak dan istri yang aku cintai." Sahut Andreas membuat hati Vanni trenyuh.
Sampai di rumah, mereka segera masuk ke dalam. Tiba tiba Andreas merasa pusing, pandangannya kunang kunang.
" Sayang, kau gendong Vanno dulu." Andreas memberikan Vanno pada Vanni.
Andreas menuju sofa dengan sempoyongan. Ia duduk di sofa sambil berselonjor. Nafasnya mulai terasa sesak.
" Mas kamu kenapa?" Tanya Vanni khawatir sambil mendekati Andreas.
" Vanni, jika terjadi sesuatu padaku kau tekan tombol anak panah di dinding atas televisi itu! Akan ada seseorang yang datang menolong kita." Ucap Andreas menunjuk sebuah saklar yang ada tanda anak panahnya.
" Jangan berkata seperti itu mas! Tolong jangan menakutiku!" Ujar Vanni.
" Sepertinya cakaran harimau tadi membuat aku terinfeksi sayang. Aku merasa umurku tidak akan lama lagi. Aku mau minta maaf padamu! Aku telah melakukan banyak kesalahan kepadamu dari aku menduakanmu sampai sekarang aku memisahkanmu dari suamimu. Aku tidak bermaksud lain selain karena aku ingin selalu bersamamu. Maafkan aku! Tolong jaga anak kita dengan baik setelah aku tiada nanti. H.. Ah.." Nafas Andreas mulai tersengal membuat Vanni semakin khawatir dan panik.
" Mas bertahan lah! Aku akan meminta bantuan sekarang."
Vanni segera menuju tombol rahasia itu ia pun segera memencetnya bahkan sampai berkali kali. Sedangkan kondisi Andreas semakin tidak memungkinkan.
" Mas Andreas bertahanlah! Kita harus menunggu seseorang yang kau maksud itu. Jaga kesadaranmu mas." Ucap Vanni.
Namun Andreas sudah tidak bisa menahan lagi. Ia pun menutup mata hingga tangannya menggantung di sofa.
" Mas Andreas!!!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Begitu mendengar kabar Andreas ada di rumah sakit xx, Tama dan tuan Azka langsung meluncur ke sana. Mereka berharap Vanni dan Vanno juga ada di sana.
" Sus, di kamar mana pasien atas nama Andreas Wijaya?" Tanya Tama kepada pihak informasi.
" Anda siapanya pak?"
" Saya ayah mertuanya." Sahut tuan Azka. Tama sedikit cemburu mendengar tuan Azka mengakui Andreas sebagai menantunya. Padahal jelas jelas yang menantunya itu dirinya. Namun apa boleh buat jika tidak mengaku sebagai kerabat, mana mau suster itu memberitahu mereka.
" Oh sebentar pak." Petugas itu mengecek di komputer. " Beliau ada di ruang ICU pak di karenakan kondisi beliau kritis. Ruangannya ada di sebelah sana pak, belakang ruangan ini."
" Oke terima kasih."
Tama dan tuan Azka menuju ruangan yang di maksud oleh petugas tadi. Dari kejauhan nampak seorang wanita duduk di kursi tunggu sambil menunduk. Mereka yakin jika wanita itu Vanni, tapi dimana Vanno?
" Vanni."
" Sayang."
Vanni yang merasa di panggil pun mendongak menatap kedua pria beda usia yang sama sama ia cintai.
" Mas Tama, daddy."
Vanni beranjak, ia langsung menubruk tubuh Tama dan menyusupkan wajahnya ke dada bidang suaminya.
" Sayang akhirnya kita bertemu." Ucap Tama.
" Mas Andreas, mas. Hiks... " Tiba tiba Vanni terisak.
" Kamu mengkhawatirkan Andreas?" Tama melepas pelukan Vanni lalu mendorong tubuh Vanni dengan pelan. Ia menatap Vanni dengan tatapan entah, ia tidak percaya jika Vanni begitu mengkhawatirkan Andreas.
" Bagaimana aku tidak khawatir mas jika kondisi mas Andreas saat ini di karenakan dia menyelematkan aku dan Vanno." Ujar Vanni.
" Memangnya apa yang dia lakukan sampai sampai istriku begitu mencemaskannya hmm?"
" Vanni."
Belum sempat Vanni menjawab pertanyaan Tama, tiba tiba seseorang yang di maksud Andreas tadi memanggilnya. Sontak Tama dan tuan Azka menoleh ke arahnya dan...
" Kamu!!!"
" Kamu."
TBC...