Pernikahan Semalam

Sesampainya di rumah Papa Prasetya dan Mama Salma sudah menunggu nya dengan harap-harap cemas.

Begitu sampai Mama pun langsung menghujani Abidzar dengan berderet pertanyaan, bukan hanya Abidzar yang pusing, Papa pun ikut pusing.

"Gimana?? kamu jangan marah kalau tadi sampai di tampar ya? jangan sampai kamu ngelawan, kamu kan memang salah"

"trus masih ada kesempatan kan?? Bunda nya mau maafin kan?? atau dia minta Syarat apa gitu?? mahar apa gitu..??" tanya sang Mama

"Mama akan Carikan sebisa Mama... Mama siap juga untuk ikut minta maaf"

"pokok nya akan Mama lakukan semua semaksimal mungkin"

"Ma, Abi boleh duduk dulu gak..?? Abi masih di depan pintu loh, belum masuk ke dalam rumah" balas Abidzar

"Iih habis Mama penasaran.." jawab sang Mama.

Merekapun duduk bertiga di ruangan keluarga, Abidzar pun menceritakan semua nya.

"serius Ruqayyah gak membahas mengenai permintaan kamu itu..??" tanya sang Mama

"gak Ma, dia menutup itu semua, tak ingin ada pembahasan mengenai itu, cukup untuk kita saja.. kan Mama udah pernah dengar, ini aib Abi.." balas Abidzar

"Papa bangga dengan Ruqayyah.." balas Papa

"besok Papa akan pesan private rooms,.di restoran kemarin,.kamu langsung kesana aja ya sama Bunda dan Ruqayyah" titah Papa

"iya Pa,.Abi juga udah bilang ke Ayya, ya udah Abi ngantuk...Abi juga tadi mandi di Masjid.." balas Abidzar

🍂

Siang yang mendebarkan, Abidzar dan Ruqayyah dalam perjalanan menjemput Bunda untuk menuju lokasi yang sudah di tentukan oleh Papa Prasetya.

Sesampainya di depan rumah Ruqayyah sudah ada Bunda yang menunggu, Bunda pun langsung membuka pintu belakang.

"Maaf Bun agak telat, macet tadi" ujar Abidzar

"paham kok,.kan jam makan siang,.banyak yang keluar makan siang, dan juga jemput anak pulang sekolah" balas Bunda

"nanti Bunda mau bicara hanya dengan orang tua kamu ya nak Abi...".ujar Bunda

Dan itu membuat Abidzar dan Ruqayyah saling menoleh sesaat.

"baik Bun..." jawab Abidzar, walaupun dia sedang ketar ketir mendengar permintaan Bunda.

Beberapa menit pun berlalu, mereka sudah memasuki sebuah restoran, sudah jelas Bunda cukup kaget, Private rooms lah yang orang tua Abidzar pesan.

Manusiawi jika Bunda merasa kecil,. sekalipun sebenarnya cukup kepada Allah lah kita merasa kecil karna hanya Allah yang maha besar , Allahuakbar.

Bunda menarik napas lalu membuangnya perlahan, senyum terukir di sudut bibir Bunda.

Tak perlu berkecil hati,.karna Bunda tahu bagaimana Ruqayyah, dia adalah anak perempuan yang begitu shaleha, mungkin dari segi materi tak akan mampu di bandingkan, materi mereka hanya seujung kuku keluarga Abidzar, tapi apa yang ada pada diri Ruqayyah tak akan mampu di nilai dengan materi..

Bunda pun langsung di sambut ramah dan hangat oleh Mama Salma. sedangkan Abidzar dan Ruqayyah menunggu sekaligus makan siang di luar dengan harap-harap cemas.

Entah apa yang mereka diskusikan, hanya mereka bertiga yang tahu.

Abidzar memberanikan diri meraih tangan Ruqayyah.

"Semua akan baik-baik saja..lebih baik makan dulu ya" ujar Abidzar berusaha menenangkan

"aamiin..." balas Ruqayyah lalu merekapun makan siang

Cukup lama para orang tua didalam, bahkan makan siang mereka sudah berlalu. tiba-tiba Handphone Abidzar berdering, dari sang Papa

"Kalian bisa masuk" ujar Papa Prasetya dari balik telfon, lalu langsung Papa putus sambung telfonnya

"Siapa??" tanya Ruqayyah

"Kita di suruh masuk..." jawab Abidzar, merekapun beranjak dari duduk mereka dan langsung bergegas masuk .

Saat mereka sudah masuk, mereka pun langsung duduk,. Ruqayyah di samping Bunda dan Abidzar di samping Mama.

"Gimana kalian sudah siap dengan semua keputusan kami??" tanya Papa Prasetya

"siap tidak siap kami harus siap kan Pa..??" balas Abidzar

"Abi, tinggal di jawab aja.." ujar sang Mama

"In Syaa Allah Ayya siap.." ujar Ruqayyah, Bunda merangkul pundak Ruqayyah.

"Papa, Mama dan juga Bunda Ratih sudah berbicara sebagaimana orang tua, jujur kami jelas kecewa, terutama Papa secara pribadi.." ujar Papa Prasetya

"Tapi mungkin ini sudah jalan Allah, sebaik apapun kita merencanakan, tapi tetap semua akan berjalan sesuai ketentuan-Nya" ujar Papa lagi

"Bunda Ratih sudah menyampaikan keinginannya, dan Papa serta Mama juga sudah menyetujui nya" tambah Papa lagi

"keinginan apa itu Pa..??" tanya Abidzar penasaran

"Begini nak Abi... Bunda ingin Akad nikah kalian di ulang.." ujar Bunda

Abidzar mengerutkan kening nya begitupun Ruqayyah

"Papa tahu kalian pasti bingung, Tidak ada yang salah dengan ijab Kabul kalian, semua sah, tapi bagaimana pun kalian melakukan nya tanpa kehadiran kami, ataupun saksi orang terdekat lainnya, jika tahu-tahu buat pengumuman kalian sudah menikah, nama baik Ruqayyah yang di pertaruhkan disini " Papa menjelaskan

"tadi Papa juga sudah konsultasi dengan salah satu ketua KUA, sebenarnya tidak ada ijab kabul kedua, karna bagaimana ijab kabul pertama itu sah, hanya saja disini ada tujuannya, yaitu menjaga nama baik Ruqayyah"

"Istilah nya ini hanya sebagai dokumentasi dan bisa di lihat oleh orang-orang sekitar, terutama orang di lingkungan Bunda Ratih dan Ruqayyah"

Abidzar paham maksud dari orang tua mereka.

"Seorang wanita yang tidak perawan dia akan jadi omongan, selalu wanita yang disudutkan, di pertanyakan, dihina, tapi saat seorang pria sudah tidak perjaka, siapa yang berani mempertanyakan nya?? istilahnya seperti itu" ujar Bunda

"laki-laki datang tiba-tiba membawa istri itu bukan hal aneh, tapi saat wanita tiba-tiba bawa suami, tidak tahu kapan menikah nya , maka omongan jelek yang lebih dulu keluar" tambah Bunda

"Abi paham, makasih Bun , Abi_"

"cukup kamu buktikan, Bunda tidak butuh janji , jika soal harta Bunda tahu kamu tidak kekurangan, bisa memberikan lebih, tapi ingat, Harta itu tak selamanya, Iman saja bisa naik turun, apalagi Harta.." potong Bunda

"Jangan pernah berhenti belajar dan berjuang menjadi imam yang baik buat anak Bunda, dia masih butuh di bimbing dan di lindungi, selamanya seperti itu.." Tamba Bunda

Abidzar beranjak dari duduk nya, bersimpuh di depan Bunda.

"Maafkan Abi, Abi belum bisa jadi imam yang baik, tapi Abi akan terus belajar.." ujar Abidzar sembari mencium tangan Bunda

"Bunda Ridho, mungkin ini adalah jalan juang anak Bunda, jodoh adalah cerminan diri kita, maka jika cermin itu masih menampilkan perbedaan, teruslah Belajar bersama, agar cermin itu benar-benar menghasilkan pantulan yang sama, dan tujuan kalian sama-sama menuju ke Jannah" balas Bunda

Ya, setiap orang punya jalan juang nya.

Ingat semua manusia tidak ada yang baik-baik saja, karna mereka semua sedang berjuang pada ujian mereka masing-masing.

"Akad nikah kalian ada di laksanakan dua hari lagi, di kediaman Bunda Ratih, dan papa sudah atur semua nya" ujar Papa

"jadi sabar dulu ya buat satu rumah... sekarang jadi pasangan black street dulu" goda Mama Salma,

🍂🍂🍂

Info UP bisa Follow IG kak Ajeng ya.. @cerita_ajengkirana

Sebaik-baiknya Bacaan itu adalah - Al'Quran