Reina, seorang gadis cantik yang sangat mencintai seorang abdi negara dari usia belia hingga sekarang usianya 22 tahun. Reina tetap setia pada cintanya, setia pada sang kekasih yang berhasil menjinakan hatinya.
Akankah kesetian serta cinta yang begitu besar Reina berikan akan terbalas, akan berakhir indah setelah perpisahan mereka selama tiga tahun itu.
Kau bagaikan Sang Elang dan Aku hanya seekor Puyuh
Kau terbang melanglang buana di atas langit sedangkan aku hanya bisa menatap mu dari bawah langit
Siap memiliki,maka harus siap kehilangan!
Kenapa begitu?
Karena begitu cara mainnya
SEBELUM MEMBACA CERITA INI YUK AKU SARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA "DUREN SAWIT" DULU YA
KLIK AJA PROFILKU OKE, INI BUKAN SEQUEL TAPI INI CERITA BARU REINA DAN ILHAM
SELAMAT MEMBACA....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kengerian Di Tengah Keuwuan
"Kakak pulang dulu ya,"
Reina menganggukan kepalanya lesu, jari jarinya saling bertautan sembari memainkan kuku kuku cantiknya sendiri. Ilham yang melihat wajah Reina lesu dan tidak bersahabat hanya bisa menghela nafasnya pelan.
"Kenapa lagi hm?"
Tangan Ilham terulur untuk mengangkat dagu Reina agar wajah gadis itu bisa menatap padanya. Kedua netra hitam mereka bertemu, saling mengunci satu sama lain.
"Rein boleh ikut sama Kakak gak?"
Senyum kecil dibibir Ilham perlahan terbit saat mendengar ucapan gadisnya itu.jari telunjuk yang tadinya berada didagu Reina perlahan naik menuju pipi Reina. Dengen lembut Ilham mengelus lembut pipi tembem itu.
"Belum waktunya,"
"Terus kapan?"
"Dua sampai tiga bulan lagi, masih kuat menunggu?"
Mata Reina memicing pada Ilham yang tengah terasenyum jahil padanya, hanya dua sampai tiga bulan saja tidak akan membuat Reina tidak kuat menunggukan?selama tiga tahun lamanya saja Reina sanggup menunggu.
"Tiga bulan doang, tiga tahun aja Reina sanggup kok nunggu."
Senyum Ilham semakin lebar, telapak tangannya yang tadi mengelus pipi Rein kini perlahan bergerak kearah belakang kepala gadis cantik itu.
"Terimakasih sudah mau menunggu,"
Reina tersenyum manis pada Ilham, membalas senyuman kekasih hatinya itu. Kedua netra mereka kembali terkunci satu sama lain, perlahan namun pasti Ilham mempersempit jarak diantara mereka berdua dengan cara merengkuh pinggang kecil Reina dengan sebelah tangannya. Saat ini mereka berdua tengah berada dihalaman rumah, lebih tepatnya berada di dekat mobil Jeep hitam milik Ilham.
Tubuh mereka berdua terhalang body mobil jadi tidak bisa terlihat jelas bila dilihat dari dalam rumah. Jarak mereka berdua semakin dekat, Reina bahkan sudah meremas kaos abu abu yang dipakai oleh Ilham dari depan. Kedua matanya berkedip lucu saat Reina merasakan nafas berbau mint Ilham sudah berada diarea wajahnya, bahkan hidung mereka berdua sudah beradu saat ini.
Reina yang sudah benar benar gugup kini sudah menggigit bibir bawahnya tanpa sadar, sebenarnya dia ingin menggigit kukunya tapi itu tidak memungkinkan jadi akhirnya gadis itu mengigit bibir bawahnya.
"Jangan digigit bibirnya,"
Ilham mengusap lembut bibir Reina dengan ibu jarinya, nafas Reina saat ini benar benar berat. Reina bahkan sempat memejamkan kedua matanya saat Ilham mengusap lembut bibirnya. Saat Ilham menyentuh bibirnya dengan ibu jarinya saja bisa membuat darah Reina berdesir, apa lagi kalau disentuh oleh bagian lainnya.
Sedangkan Ilham, laki laki itu tengah menikmati wajah cantik yang tengah memejamkan kedua matanya. Hidung dan kening mereka sudah bersentuhan bahkan menempel satu sama lain.
Dengan perlahan namun semakin pasti, Ilham mendaratkan bibirnya diatas kening Reina dengan lembut dan dalam. Reina yang merasakan kecupan basah didahinya segera membuka kedua matanya. Reina mendesah lesu didalam hatinya, ternyata bayangan yang sedari tadi dia bayangkan tidak terjadi. Laki laki kanebo kering ini ternyata malah mencium dahinya dalam dalam.
Setelah mengecup dalam kening/dahi Reina, Ilham kembali menempelkan kedua dahi hingga hidung mereka kembali. Netra keduanya kembali saling mengunci satu sama lain.
"Sudah siap untuk jadi Nyonya Samudera beberapa bulan lagi?"
Reina menganggukan kepalanya pelan, senyum manisnya tidak pernah surut dari bibir tipisnya itu.Dan seperdetik kemudian Reina merasakan bibirnya dihantam sesuatu yang lembut dan basah. Kedua matanya mengerjab saat sadar kalau itu adalah bibir sexy Ilham yang tengah menari nari diatas bibirnya.
Lutut Reina seakan melemas, kalau saja dia tidak berpegangan pada kaos abu abu milik Ilham,sudah pasti tubuhnya akan jatuh menimpa papin blok halaman rumahnya.
Bibir keduanya saling mengecup, menyalurkan sesuatu yang sedari sudah tertunda.Namun saat mereka menikmati ciuman mereka, tiba tiba terdengar sebuah timah panas tanpa suara menyasar tepat ke body mobil Ilham.Kalau saja Ilham tidak berniat membuka kedua matanya dan segera menarik tubuh Reina lebih merapat kedalam dekapannya tanpa melepaskan tautan bibir mereka. Mungkin peluru itu sudah berhasil menembus kepala gadisnya itu.
SUSAH NYARI ADEGANNYA 😂😂😂JADI VISUALNYA AJA YA
JANGAN PROTES JANGAN LUPA LIKE VOTE DAN KOMEN