NovelToon NovelToon
ANASTASIA

ANASTASIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Kelahiran kembali menjadi kuat / Time Travel / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: frj_nyt

Ongoing

Lady Anastasia Zylph, seorang gadis muda yang dulu polos dan mudah dipercaya, bangkit kembali dari kematian yang direncanakan oleh saudaranya sendiri. Dengan kekuatan magis kehidupan yang baru muncul, Anastasia memutuskan untuk meninggalkan keluarganya yang jahat dan memulai hidup sederhana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon frj_nyt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2.

Angin utara merayap seperti makhluk hidup, mengusap pipi Anastasia dengan sentuhan dingin namun bukan dingin yang mematikan. Udara menusuk itu justru membawa rasa damai yang aneh, seolah tubuhnya mengenali tempat ini lebih baik daripada tempat ia dilahirkan. Ia berdiri perlahan. Salju jatuh di rambut dan bahunya, namun tak membuat kulitnya membiru. Embusan napasnya berubah menjadi kabut putih tipis Di kejauhan, tidak ada suara kehidupan manusia.

Hanya suara serigala yang melolong dari balik hutan gelap, dan suara angin yang terus menerus menggulung seperti ombak. Anastasia membungkus tubuhnya dengan tangan, bukan karena kedinginan tetapi karena gentar. Ia belum sepenuhnya memahami apa yang terjadi padanya. Ia hanya tahu satu hal kalau Ia tidak mati. Jari-jarinya menyentuh perut, tempat pisau Theodora menembusnya. Tidak ada bekas luka. Tidak ada rasa sakit. Tidak ada darah. Seolah tubuhnya dilahirkan ulang.

“Ini… mustahil,” gumamnya. Ia terhuyung dua langkah, melihat sekitar. Hanya hamparan putih, langit kelabu, dan dunia yang sunyi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan bangsawan, pelayan, atau kereta kuda. Tidak ada apa pun yang mengingatkan pada keluarga Zylph. Yang ada hanya kebebasan, meski dibalut ketidakpastian. "Apakah… ini hanya mimpi?" Anastasia berbisik. Suaranya pecah, seakan ia takut mendengar jawabannya sendiri.

Namun dingin di wajahnya terasa terlalu nyata. Aroma salju dan tanah beku benar-benar ada. Udara pedih yang menusuk paru-parunya juga nyata. Tidak ada hal dalam mimpi yang sejelas ini. Ia teringat kembali suara yang membangunkannya suara seperti denyut bumi, suara yang memanggil namanya di celah antara hidup dan mati. "Bangun, Anastasia Zylph, Ini belum waktumu mati."

Ia mengerutkan kening.

Siapa yang berbicara? Apa yang membangunkannya kembali? Dan… kenapa? “Apakah ini… kekuatan sihirku?” Anastasia menatap telapak tangannya. Ia mengangkat tangan ke udara. Salju jatuh di atasnya. Seketika, cahaya samar muncul tapi lemah, seperti napas pertama bayi. Warna putih pucat, Hidup.

Anastasia terkejut, hampir menjatuhkan dirinya sendiri ke salju. “Tidak mungkin… aku… punya sihir kehidupan?” Ia menatap kedua tangannya lama sekali. Cahaya itu memudar perlahan, tetapi ia telah melihatnya. Sihir kehidupan, Sihir yang dipercaya sudah punah ratusan tahun. Sihir yang hanya dimiliki penyembuh kuno yang mampu menghidupkan kembali tubuh orang mati meski hanya tiga kali Dan kini, kekuatan itu berada di tangannya. “Kalau aku… benar-benar kembali ke usia 18…” ia menggigit bibir. “…maka dunia ini memberikan aku kesempatan kedua.”

Kesempatan untuk hidup, kesempatan untuk bebas, Kesempatan untuk menghancurkan Theodora. Pikiran itu membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Untuk pertama kalinya dalam hidup, ia merasakan sebuah harapan meski samar dan gelap.

Suara gemuruh tiba-tiba terdengar dari kejauhan. Seperti tanah pecah. Seperti banyak kaki menghantam salju sekaligus. Anastasia menoleh cepat. Hatinya berdebar. Naluri kecil dalam dirinya berbisik: Jangan bergerak. Tapi rasa ingin tahunya tidak bisa dipendam. Ia berjalan perlahan ke arah sumber suara. Setiap langkah membuat salju tenggelam di bawah kakinya, menghasilkan bunyi lembut

Krek… krek…

Begitu ia melewati gundukan salju besar, pandangannya berubah. Napasnya tercekat. “...eh.” Di bawah tebing salju kecil, terlihat pemandangan yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidup. Hamparan mayat, Puluhan, Ratusan, Prajurit dengan armor hitam dan merah. Kuda perang yang sudah membeku. Panah yang menusuk tubuh. Darah yang membeku menjadi kristal merah tua. Dunia di depannya seperti lukisan perang yang membeku oleh waktu.

Angin membawa aroma besi dan tanah beku. Bahkan aroma darah yang sudah lama kering masih tercium walaupun samar. Anastasia menutup mulutnya, berusaha menahan muntah. “Apa… yang terjadi di sini?” Ia melangkah pelan, melewati tubuh yang tertutup salju. Satu per satu wajah prajurit tampak. Ada yang matanya masih terbuka, kosong menatap langit kelabu.

Ia gemetar. “A—Aku harus pergi dari sini… aku tidak boleh berada di tempat seperti ini…” Namun tubuhnya tidak mau bergerak. Ada sesuatu yang menariknya untuk terus melangkah. Sesuatu yang kuat, lebih kuat dari rasa takut. Seperti… panggilan. Jantungnya berdebar aneh. Tubuhnya terasa hangat. Cahaya putih dari telapak tangannya berdenyut samar seakan merespon sesuatu. “Apa… ada seseorang yang masih hidup?” Ia mempercepat langkahnya.

Salju berterbangan di sekitar pergelangan kakinya, mengungkapkan sesuatu di bawahnya. Sebuah tubuh, Lebih besar, Lebih tinggi. Armor hitam dengan ukiran perak yang hanya dimiliki oleh keluarga bangsawan tertinggi. Jubah panjang robek terkena pedang dan panah. Anastasia membeku. "T-Tidak mungkin…” Ia berlutut perlahan. Tangan gemetarnya menyapu salju yang menutupi wajah pria itu. Wajah itu… Wajah yang pernah ia lihat dalam lukisan kerajaan.

Wajah yang sering dibicarakan para bangsawan dalam bisik-bisik penuh ketakutan. Kulit pucat seperti patung marmer, Rahang tegas, Rambut hitam panjang tergerai di salju, Tubuhnya besar, tinggi, dengan luka hitam di sisi dadanya bekas kutukan sihir gelap. “Ini… Duke Aloric Silas…” Suara Anastasia hampir tidak terdengar.

Duke paling ditakuti. Penjaga Utara. Pria yang dikabarkan lebih dekat pada kematian daripada pada manusia. Ia… mati? Anastasia menatap wajahnya lama sekali. Ujung jarinya menyentuh pipinya yang dingin, keras, dan tidak bernyawa. “Dia… setampan rumor yang beredar ternyata…” bisiknya. Mata Anastasia sedikit membulat, kagum tanpa sadar. “Sayang sekali kalau benar-benar mati…” Ia menarik napas, lalu tersenyum tipis.

“Jika dia hidup… aku bisa menjadikannya tameng. Tapi sayang… tubuh sebesar ini tidak lagi bernafas.” Ia menghela napas panjang. Namun… Cahaya putih tiba-tiba muncul di telapak tangannya. Anastasia terkejut. “ehh—?!” Cahaya itu semakin kuat membungkus tangannya dan kemudian menyalur ke wajah Aloric. “Tidak… tidak! Aku tidak bermaksud—!” Tapi sudah terlambat.

Cahaya menembus armor Duke Silas. Lalu meresap ke dalam luka di dadanya yang gelap dan kering Seluruh salju di sekitar mereka berkilau seperti kristal. Angin berhenti, Dunia seakan diam, Detik berikutnya Mata hitam itu terbuka. Anastasia menahan napas. Tubuhnya membeku. Mata Aloric hitam pekat seperti malam tak berbulan, memancarkan aura dingin dan ancaman mematikan. Tatapan itu menusuk seperti tombak.

Pria itu menarik napas pertama sejak kematiannya napas yang dalam, berat, dan menggelegar. Ia menatap Anastasia seperti predator yang baru bangun dari tidur panjang. “…Siapa kau?” Suara itu rendah, Dalam, Menggetarkan tulang. Penuh kewaspadaan dan ancaman. Anastasia tergagap. “hehe A-Aku… aku tidak sengaja— aku hanya—”

Tubuh Aloric bergerak. Ia bangkit perlahan, tinggi menjulang seperti gunung. Armor hitamnya berdecit. Rambut hitamnya tergerai kasar. Darah kering di tubuhnya menghitam seperti tinta. Dengan satu gerakan cepat, tangannya memegang pergelangan tangan Anastasia. Cengkeramannya sangat kuat. Terlalu kuat. “Jawab,” suaranya dingin. “Apa yang kau lakukan padaku?” Anastasia menelan ludah, mencoba menjaga wajah tetap polos. “S-Saya… hanya menyentuh Anda…” Aloric menatap tangan Anastasia, melihat sisa cahaya putih yang belum hilang. Mata gelap itu menyipit.

“Kau… membangunkanku.” Anastasia menggeleng cepat. “Tidak! Aku tidak bermaksud—“ Namun Aloric tidak mendengarkan. Ia berdiri penuh. Tubuhnya menjulang dua kepala di atas Anastasia. Tatapannya tajam, dingin, mematikan… tapi juga naik turun menilai gadis itu. “Aku berutang nyawa.” Suaranya seperti salju yang runtuh dari tebing. “Dan aku tidak pernah membiarkan utangku tidak terbayar.” Anastasia terpaku

“eh Apa… maksud Anda…?” Aloric mengangkatnya dengan mudah seolah ia tidak berbobot lalu mengangkat tubuh Anastasia ke pelukannya. “Aku akan membawamu.”

“B-Bawa… kemana?!”

“Ke Utara.”

Tatapannya gelap. “Tempatmu sekarang adalah di bawah perlindunganku.” Anastasia ingin menolak, tapi kata itu membuat hatinya bergetar. Perlindungan. Utara, Duke Aloric Silas. Tanpa ia sadari… hidup barunya sedang dimulai. Dan dari semua tempat di dunia… ia telah memasuki wilayah paling berbahaya.

Namun matanya perlahan melembut. “Mungkin… ini awal kebebasanku,” bisiknya lirih. Aloric tidak mendengar. Atau mungkin… ia pura-pura tidak mendengar. Sambil menggendong Anastasia dengan satu tangan, Duke Silas melangkah melintasi medan perang. Angin menerjang tubuh mereka, namun Duke seolah tak merasakannya. Dan di kejauhan… Benteng hitam Utara mulai tampak. Menjulang, dingin, megah. Tempat yang akan mengubah takdir mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!