NovelToon NovelToon
Adakalanya Dunia Lain Telah Damai

Adakalanya Dunia Lain Telah Damai

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Nikahmuda / Spiritual / Sistem / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:904
Nilai: 5
Nama Author: Syah raman

Setelah sang pahlawan mengalahkan Raja Iblis, dunia kembali damai. Tapi justru... para petualang, penyihir, guild, bahkan monster jadi nganggur.

Aku punya teman wanita, yang mana dia adalah wanita yang paling aku taksir sejak lama, tiba-tiba saja aku keceplosan untuk melamarnya, dan setelah itu...

Yang penting saksikan saja petualangan diriku yang seru dan santai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah raman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pinggir Pantai Dunia Lain

      Langit yang biru telah nampak di depanku membuka cakrawala yang begitu luas.

Monster lumba-lumba melompat-lompat bersamaan menyambut matahari akan segera tenggelam.

Istriku nampak bahagia, dia tersenyum melihat pemandangan laut yang begitu luas. Bahkan aku sendiri ikut merasa bahagia.

Aku menggenggam jemari-jemarinya sambil menyandarkan kepalanya ke punggungku. "Tidak ada seorang pun di sini, tidak usah malu."

Istriku ini bukanlah orang yang suka menampakkan sifat manjanya di depan banyak orang, tapi kalau cuma dia yang hanya berduaan denganku, maka dia sama seperti orang yang haus akan belaian.

Aku segera mencium bibirnya dan memeluknya. "Aku akan segera mengangkat, bersiaplah."

Kemudian aku mengangkat tubuhnya, meski agak sedikit berat, aku mengerahkan tenagaku hingga aku berputar-putar ke arah kanan.

"Sayang, ini pusing."

"Ahaha, maaf. Kali ini kita cari penginapan saja."

"Ah, aku tahu apa yang ingin kau lakukan padaku."

Kami berdua tertawa sambil berpegangan tangan, lalu nyatanya kami akan mencari tempat penginapan yang sepi.

...

Aku sudah melakukan senggama dengannya, kini saatnya kami berdua jalan-jalan malam sambil menikmati hidangan pantai yang lezat.

Cumi bakar adalah pilihan yang tepat untuk aku dan istriku yang saat ini sedang menikmati pesta pinggir pantai.

"Ini tahun baru yang luar biasa,'' kata istriku.

Memang tahun ini adalah sejarah pesta pernikahanku dengannya, dan aku melamarnya di waktu yang tepat.

Aku mengangguk, kemudian menunjukkan bahwa aku setuju dengan pendapatnya. "Lagi pula ini akan jadi sejarah kita."

Tangannya begitu mulus, ketika aku menyentuh jari-jemarinya sambil duduk berhadapan dengannya.

"Apa kamu mendambakan seorang anak?"

"Pasti,'' itu jawabku.

Mungkin dia juga merasakan hal yang sama. Lagi pula kami sudah sering melakukan persenggamaan.

"Baiklah, aku berharap semoga bisa hamil dengan cepat."

"Ya, aku berharap itu."

Tiba-tiba saja ada seorang wanita yang seumuran denganku, dan dia adalah pelayan di sini, kemungkinan Ani istriku sedang ditatap olehnya.

Memang ternyata istriku seperti mengenal wanita dengan rambut yang dikepang ini.

"Kak Ani, lama tidak bertemu."

"Oh hai," istriku menyalami wanita ini.

"Kakak terlihat tidak berubah, masih terasa awet muda... apa anda akan jadi manusia abadi?"

"Hentikan itu,'' lelucon wanita itu membuat Ani tertawa.

Sepertinya mereka telah akrab sejak lama, bahkan mungkin mereka pernah satu tim.

"Dewa kan sudah mematikan aliran di setiap tubuh manusia."

"Tunggu, kalian teman?" Daripada aku hanya jadi pendengar saja.

Wanita muda dengan pekerjaannya sebagai pelayan ini menatapku dengan tatapan mata yang menyipit. "Senior Arul, apa anda melupakan saya?"

"Tunggu-tunggu." Ada sedikit bayangan yang tersirat di benakku, seseorang yang dulunya bertubuh mungil bagaikan anak gadis yang pertumbuhannya agak sedikit terhambat.

"Anda benar-benar sudah pikun ya?"

"Sayang, ini Sari, bukankah kita pernah menyelamatkannya?" Istriku seakan mengingatkan dengan sebuah perjalanan panjang yang bertubi-tubi, awal di mana kami memulai karir sebagai petualang.

...

[Kilas balik belasan tahun yang lalu]

Aku mendengar sebuah serangan yang membuat batu gua terkikis, bahkan aku sempat mengira gua ini akan meledak.

Tetapi teriakan seorang gadis pemberani telah datang mengenai telingaku.

Ani memukul pundakku. "Arul, lihat ke dalam."

Dia berlari begitu saja, tidak takut dengan apa yang terjadi di dalam, dan aku tidak bisa membiarkannya sendirian menyusuri gua penuh monster ini, aku juga mengikuti Ani apa pun risikonya.

Ternyata ada seorang gadis yang bertarung melawan seekor naga bersayap, tingginya sekitar lima meter.

"Berani sekali dia!" Aku sempat terhenti karena melihatnya bertarung, bahkan Ani juga begitu.

Memang anak gadis dengan pakaian jubah penyihir ini telah bisa melakukan serangan berkali-kali pada naga itu, mungkin dia mengira kemampuan naga itu cukup payah.

"Dia tidak tahu letak kelemahan lawannya." Ujar Ani menatapku.

"Sekarang mari bantu dia."

"Baiklah." Aku segera berlari ke sudut gua yang mungkin memiliki permukaan sedikit datar.

Anak gadis berpakaian penyihir itu terpental sangat jauh hingga akan mengenai batu yang tajam.

Ani mengantisipasi itu dengan sihir pelambat dimensinya.

Rekanku ini adalah pemanah yang bisa mengenai titik lemah dari sang monster, tetapi naga ini cukup lincah untuk bergerak.

Aku yang dari tadi berlari menyamping dari naga itu, segera menebasnya dari leher belakangnya.

Permukaan kulit naga cukup keras, sehingga aku tidak bisa memutus sarap kendali hewan ini.

Naga bersayap melakukan perlawanan dengan cara mementalkan diriku dengan angin dari sayapnya.

Bahkan aku terpental habis-habisan mengenai dinding gua, beruntungnya pakaian pelindung yang terbuat dari besi ini, mampu menetralisir benturan yang cukup kuat.

Rasa kesal mulai menyelimuti hatiku, sehingga pedang besar ini aku tancapkan ke tanah.

Si penyihir mencoba bangun lagi.

"Apa yang kau lakukan?!" Gadis ini tidak menghiraukan teriakanku.

Serangan kedua tidak akan mampu membodohi naga itu, bahkan dia akan bertambah semakin kuat.

Ratusan bola api tidak berhasil melukai naga bersayap ini.

Yang ada pembalasan naga itu telah tersampaikan dengan element angin yang mampu membelah lapisan tanah.

Ani berusaha untuk menimbulkan sebuah busur panah yang sangat panas, itu adalah panah hitam api neraka.

Naga akan menerkam sang gadis dengan cakar panjangnya.

Aku masih sempat menahan cakar naga dengan tamengku, tapi karena kalah berat... maka aku sedikit mundur tanpa sengaja.

"Sialan!" Aku mulai merasa kesal.

Kepala naga kemudian terkena sebuah petir yang berasal dari anak panah yang menembus kepalanya.

Nyatanya serangan dari Ani mencapai puncak yang tidak terduga, mampu memusnahkan naga bersayap menjadi abu.

"Berhasil." Ani segera menghilangkan busur panah ke alam penyimpanannya.

Gadis penyihir ini kemudian menangis... "Terima kasih!"

[Setelah mengingat kejadian itu, aku membiarkan Ani mengenal gadis itu lebih lanjut... Aku kemudian hanya menceritakan pada teman-temanku tentang kejadian hari itu pada sebuah tempat makan yang sederhana... mereka menertawakanku yang hampir mati hanya karena menyelamatkan seorang gadis yang cukup nekat, hanya untuk melawan seekor naga di dalam sebuah gua yang cukup dalam]

...

"Oh iya kak Ani, kenapa anda kencan dengan Kak Arul? Padahal dia pernah menembakku."

Seketika keheningan terjadi, Ani segera menarik tangannya dari genggamanku.

"Tu-tunggu... sejak kapan?!"

"Kau pernah meremas payudaraku."

"Oh, tidak ada."

Ani menghentak meja kayu hingga beberapa piring hampir pecah.

"Tidak-tidak-tidak! Mana ada!"

"Bajingan!"

Aku yakin semua orang di kedai ini melihat kami.

Sari tertawa dengan penuh rasa senang. ''Aku hanya bercanda... Maaf ya kak Ani, selamat menikmati bulan madu kalian."

Gadis itu setelah memfitnahku, dia lari ke dapur dengan rasa senang, sehingga ini menjadi lelucon yang sungguh tidak terduga bagi semua orang.

"Jika itu benar, aku yakin kau harus memberi aku uang yang lebih banyak dan banyak setiap harinya."

"Sayang, aku setia... jangan hiraukan gadis itu."

Daripada aku menghiraukan perasaan ini, aku segera menuju pinggir laut yang telah dimulainya festival kembang api.

Langsung saja aku dan istriku berjalan menuju pinggir laut, rasanya semua pasangan bergandengan tangan... aku tidak akan kalah dengan mereka.

Ada beberapa pedagang yang melewati pesisir pantai, aku merasa mereka juga para nelayan yang mencari makan.

Asap yang sangat familiar di mataku; 'bukankah itu pil kultivasi?'

Ani segera lepas dari pangkuanku. "Kau melihat sesuatu yang sama denganku?"

"Iya, ini harus kita selidiki."

1
Blueberry Solenne
Oh jadi manusia di negara tersebut awalnya punya kekuatan naga, apa termasuk bisa nyemburin api juga thor?
Syah Raman: iya, dinegeri ini terbagi 3 sumber kekuatan, yaitu Qi, Chakra & Mana.
total 1 replies
checangel_
Berawal dari berpacaran to /Facepalm/
Fitur AI
apa dah yang penting,jangan bikin terheran heran /Smile//Shy/
Fitur AI
musim kawin dah kayak hewan wkwkwk /Chuckle/.tapi kadang ada pertanyaan bagi kita ketika menjomblo selama 6 tahun gitu .
Syah Raman: 🤣iya sih, kamu benar... pasti itu aneh
total 1 replies
Syah Raman
dilamar
Syah Raman
jendela
checangel_
Yap, karena untuk berada di jalan kebenaran penuh dengan air mata dan juang yang tiada batas 🤧
M.FAJRI
halo kak semangat ya😇😇😇
M.FAJRI: sip kak 🤗🤗🤗
total 2 replies
Syah Raman
terpengaruh
Syah Raman
panorama
Syah Raman
titik
Syah Raman
sarannya
Syah Raman
juniorku
Syah Raman
kendali
Syah Raman
terdengarnya ada dua kali
Syah Raman
ini perbaiki
Syah Raman
jangan raja Sugiono
Syah Raman
banyak
Syah Raman
memasak
Syah Raman
anda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!