NovelToon NovelToon
PORTAL AJAIB DI MESIN CUCIKU

PORTAL AJAIB DI MESIN CUCIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Ruang Ajaib / Cinta Beda Dunia / Cinta pada Pandangan Pertama / Time Travel
Popularitas:449
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

#ruang ajaib

Cinta antara dunia tidak terpisahkan.

Ketika Xiao Kim tersedot melalui mesin cucinya ke era Dinasti kuno, ia bertemu dengan Jenderal Xian yang terluka, 'Dewa Perang' yang kejam.

Dengan berbekal sebotol antibiotik dan cermin yang menunjukkan masa depan, yang tidak sengaja dia bawa ditangannya saat itu, gadis laundry ini menjadi mata rahasia sang jenderal.

Namun, intrik di istana jauh lebih mematikan daripada medan perang. Mampukah seorang gadis dari masa depan melawan ambisi permaisuri dan bangsawan untuk mengamankan kekasihnya dan seluruh kekaisaran, sebelum Mesin Cuci Ajaib itu menariknya kembali untuk selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Penyelamatan Putra Mahkota.

"XIAN! LINDUNGI SELURUH PANGERAN MAHKOTA HAO!” teriak

Kim, suaranya tercekat. Ia sudah tidak mampu menahan ketakutan yang brutal. Derap langkah kuda dan jeritan pertempuran telah menjadi semakin dekat di kejauhan. Gadis Laundry itu berdiri sendirian di celah tebing, memegangi cermin saku ajaibnya, ia telah mengambil keputusan yang mustahil: melarikan diri kembali ke dimensi kotor Dinasti kuno, meninggalkan ancaman total bagi keselamatannya sendiri.

Jenderal Xian melompat dari celah tebing, matanya membara oleh api Dewa Perang. Pedangnya yang berat dan agung terhunus. Zirah sutra tipis yang ia kenakan (sebagai penyamaran kavaleri ringan) terkoyak. Ia telah menerima komando dari pandangan gadget Kim. Xian bergerak sangat cepat. Kavaleri Letnan He sudah tiba, He mengikuti perintah Kim, membawa lima belas prajurit terbaik mereka, siap berperang. Pembunuhan harus dihentikan sekarang juga.

Di lorong lembah yang lembap, sekitar tiga ratus meter di hadapan mereka,

Pangeran Mahkota Hao terperangkap. Hao sedang menikmati seluruh aroma perburuan. Pangeran Mahkota Hao kini sendirian. Pasukannya sudah tercerai berai. Empat pengawalnya sudah dibunuh, terserak dalam genangan darah, sebuah tanda pasti bahwa sergapan telah direncanakan oleh seorang master taktik.

"Letnan He! Anda wajib mengamankan sayap kanan! Jaga formasi. Jangan biarkan seorang pun lenyap! Mereka akan mencoba untuk melarikan diri, seluruh pembunuh bayaran ini!" Jenderal Xian memerintah, nadanya dingin dan sangat efektif. Ia mengabaikan semua emosinya. Ia sudah tidak memiliki waktu.

Kim merangkak kaku ke celah tebing, memastikan dirinya tidak terlihat. Kim sudah mengambil Jemala komunikasinya yang kini memancarkan visual: Bayangan lima pembunuh bayaran berkuda bergerak melingkari Pangeran Mahkota Hao, menyamar sebagai penjaga kavaleri yang telah datang untuk mengklaim kemenangan. Mereka mengenakan panah kotor di tubuhnya. Yong Lan berada di sayap paling luar.

Kim segera berbisik kepada Xian melalui gadget kecil yang ia telah letakkan di kerah baju Xian. "Xian. Tuan wajib menargetkan kuda putih. Kuda itu menampakkan utusan dari

Raja Bong Hua. Mereka memiliki anak panah yang diracun Tingkat B! Engkau harus bergerak dari sayap kiri, tepat di celah bebatuan kotor. Saya sudah melihatnya, Jenderal!"

Jenderal Xian, secepat ia menerima perintah dari telinganya yang dingin. Ia segera mengamankan posisi itu. Xian menunggangi kuda kavaleri tipisnya, tanpa zirah besar. Xian melompat dari atas tebing, kudanya menghasilkan suara dengungan dan batu berjatuhan. Kejutan total yang mutlak sempurna bagi Bong Hua. Lima pembunuh bayaran yang sudah berjarak sepuluh meter dari Hao. Mereka kaget total.

"ANDA ADALAH PENGKHIANAT DINASTI YANG TERKUTUK!" Jenderal Xian meraung, pedangnya menyayat udara dingin. Zirahnya kini terlihat mutlak elegan, penuh kekuasaan yang berapi-api. Xian melompat dari kudanya, menancapkan pedangnya ke dua prajurit pertama. Darah segar membanjiri lorong.

Kim melihat Jemalanya bergetar. Visualnya buram oleh kecepatan pertarungan. Kemenangan Dewa Perang harus mutlak. Xian telah mengambil risiko fatal: melompat ke hadapan seluruh anak panah. Pangeran Mahkota Hao. Hao menoleh. Matanya dipenuhi syok. Ia tidak menduga bahwa

Dewa Perang akan menyelamatkannya di detik terakhir.

"Sergapan!" teriak pembunuh bayaran yang tersisa. Kavaleri He sudah tiba, bergerak seperti air, melingkari empat pembunuh bayaran terakhir. Pertarungan kini sudah menjadi pertarungan massal.

Kim hanya memejamkan mata. Kim tidak memiliki waktu untuk membantu seluruh tentara itu. Dia hanya perlu mencari seluruh keberadaan Putri Yong Lan. Kim mengambil Jemala saku ajaibnya, menggeser sensor. Cermin itu memancarkan kilauan terakhir, penuh kengerian.

"Saya sudah melihat Yong Lan. Ia bergerak mundur. Dia menyamar sebagai korban kotor! Xian! Anda tidak boleh lengah! Yong Lan akan membunuhmu dari sayap lain. Yong Lan memegang seluruh kuncinya!" Kim berbisik di Jemala komunikasi. Kim panik, seluruh tubuhnya dingin.

Jenderal Xian, menangkis seluruh pedang kotor Bong Hua, pedangnya berteriak, seluruh auranya dipenuhi api amarah. Ia telah melumpuhkan dua pembunuh bayaran lain. Darah mereka tumpah ke wajah Xian. Xian mendengar bisikan Kim di Jemala. Xian segera mengalihkan pandangannya, menuju Yong Lan. Yong Lan berdiri, berlumuran kotoran kuda palsu, dengan jubah yang robek, berjarak ratusan meter dari Xian.

Putri Yong Lan, diapit oleh tiga pelayan yang gemetar, terlihat sedang 'bersembunyi' di balik pepohonan tebal, berakting sangat ketakutan, menanti kehancuran mutlak Hao. Yong Lan mengambil seluruh kendali untuk memenangi sandiwara politik kotor itu.

Kim tersentak! Yong Lan sangat brilian dalam berbohong! Yong Lan tersenyum penuh kemenangan, dia menoleh ke prajurit terakhir Bong Hua yang tersisa, memberi isyarat tangan. Itu adalah sandi, bukan sandiwara! Sinyal Yong Lan menginstruksikan agar prajurit itu melenyapkan diri sendiri dengan cepat. Agar seluruh alibi pembunuhan itu terlihat seperti kecelakaan di antara peperangan, bukan makar yang disiapkan Hwang.

"Xian! Yong Lan memberikan sandi terakhir! Hentikan seluruh pertarunganmu!" Kim berteriak. Jenderal Xian sudah mengetahui sandiwara ini. Xian menangkis pedang. Ia mengambil busurnya yang agung. Xian tidak akan mengalah.

Xian menembakkan busur. Panahnya melesat cepat ke lengan Yong Lan yang kaku. Bukan membunuh. Tetapi menghentikan pergerakan tangannya. Yong Lan menjerit kencang. Ia jatuh ke lantai, memegang bahunya yang terkena panah, ekspresinya dipenuhi kejutan mutlak, ia tidak percaya bahwa Dewa Perang akan menembak Putri bangsawan di tengah perburuan!

Kim kini melompat ke hadapan. Ia berhasil mendapatkan Jemala saku ajaib itu. Jemala itu merekam semua adegan itu. Pertarungan sudah tuntas! Hao selamat! Xian menoleh ke seluruh pembunuh bayaran yang tersisa. Mereka telah lenyap dari lorong kotor itu.

"Yong Lan! Engkau sudah gagal total! Seluruh prajurit saya menyaksikan pengkhianatanmu! Engkau bekerja untuk Hwang! Bukan untuk Dinasti! Anda wajib ditangkap!” Kim berteriak, ia mengabaikan semua etiket kuno. Ia melompat di sisi Xian yang kaku.

Jenderal Xian mendekat ke Yong Lan yang meraung. Yong Lan tidak terluka fatal, hanya luka kecil yang disengaja. Ia mencoba melarikan diri, tetapi Letnan He sudah tiba. He menodongkan pedangnya. Yong Lan ambruk. Pelayan yang ada, tidak berani melarikan diri. Mereka telah melihat kebrutalan Xian yang mutlak sempurna.

Xian menarik Yong Lan, seluruh tatapannya dipenuhi kebencian dingin. “Kau menuntut diriku untuk mati. Yong Lan. Anda bersekongkol dengan Bong Hua. Ayahmu, Perdana Menteri Yong. Dia telah merusak seluruh kehormatanku! Saya tidak akan mengampuni seluruh kejahatanmu. Kau wajib mengaku sekarang!" Xian menuntut. Ia melepaskan belati di tangan Yong Lan, sebuah pisau kecil yang ia sembunyikan di balik lapisan jubahnya. Pisau itu terlalu berharga. Ia adalah senjata terakhir Yong Lan.

Kim melangkah ke hadapan. Kim membungkuk penuh rasa hormat kepada

Pangeran Mahkota Hao. Hao yang masih terkejut total, menatap Kim dengan mata melebar. Hao melihat seluruh kebrutalan Gadis Laundry di hadapannya.

"Hamba telah menyelamatkan seluruh nyawa Anda, Pangeran Mahkota. Pembunuhan ini telah direncanakan oleh

Permaisuri Hwang dan Yong Lan. Yong Lan akan membunuh seluruh pasukan terbaikmu. Engkau wajib menyerahkan dirimu sepenuhnya pada Tuan Dewa Perang, yang memiliki bukti makar ini. Bubuk racunnya ada di gudang rahasia saya!” Kim berujar, nadanya memohon.

Pangeran Mahkota Hao mengangguk kaku. “Aku… Saya tidak pernah percaya. Anda telah menyelamatkanku, Nona. Saya memiliki utang mutlak padamu. Kami wajib segera kembali ke Istana Kekaisaran. Serangan balasan Yong niscaya sudah siap. Anda sudah melihatnya! Saya percaya pada Xian. Dan saya percaya pada dirimu.”

Kim menoleh. Yong Lan tersenyum tipis. Ia sudah merangkul seluruh rencananya. Ia akan membiarkan dirinya ditangkap. Yong Lan sudah menang: dia sudah menunjukkan kelemahan Xian di hadapan seluruh kavaleri. Xian adalah Dewa Perang yang cemburu buta.

“Kami akan menangkap Yong Lan, Tuan Dewa Perang Kerajaan! Kim. Tugas Anda: serahkan seluruh bubuk racun itu kepada Dr. Lee. Dan jangan berani kamu berbalik. Yong Lan niscaya akan menjadi pion terberat yang Yong punya,” Xian berkata, suaranya tegang dan penuh emosi. Xian sudah gagal mempertahankan semua. Xian merangkul Yong Lan, lalu Xian membawa Yong Lan ke dalam kereta kudanya, menuju sayap utara Istana.

Letnan He mengangguk kaku. Ia mengurus seluruh prajurit yang tersisa. Kim melangkah kaku, melihat Yong Lan lenyap. Ancaman terakhir. Yong Lan tidak mengakui semua kejahatan Hwang. Yong Lan adalah pelindung terakhir klan Yong. Kim harus kembali. Ia tidak berhasil mendapatkan pengakuan formal.

Di lorong yang sunyi. Pangeran Mahkota Hao berjalan ke hadapan Kim, pandangannya dingin. Ia menuntut sebuah janji yang baru. Utang budi ini terlalu agung. Kim telah melindunginya. Ia adalah penyelamat mutlak.

“Nona Kim. Jikalau daku menjadi Kaisar. Engkau adalah bangsawan pertama. Perpisahan politis itu tidak akan terjadi. Kami akan memberikan Anda legitimasi sosial mutlak di Dinasti ini. Tidak ada yang akan menolak seluruh titahku lagi! Engkau akan aman! Xian sudah kembali. Tetapi Anda wajib bersembunyi. Yong Lan akan mencarimu di sayap Istana yang paling sentral.”

Kim menelan ludah. Ia sudah siap untuk kembali pada Paviliun Cuci yang kotor. Yong Lan masih berjuang di sana. Ia melihat seluruh sayap kekaisaran. Mereka akan kembali ke Ibukota. Jemala sensor yang ia curi dari Yong Lan itu, kini memancarkan visual, di lorong Istana yang busuk. Yong Lan kembali merencanakan seluruh sandiwara kotornya. Ia tersenyum tipis, saat Xian tidak melihat. Kim sudah siap! Ia akan menyerahkan seluruh nyawanya kepada Dinasti ini!

Xian menunggangi kudanya, membawa Yong Lan ke lorong. Pangeran Mahkota Hao memanggil prajurit terakhir. Perpisahan Kim adalah sebuah kewajiban. Kim akan mengamankan Istana. Dia harus lari ke sayap yang paling tersembunyi. Yong Lan adalah bahaya. Sekarang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!