NovelToon NovelToon
Dewa Ninja Lima Element

Dewa Ninja Lima Element

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Igun 51p17

menceritakan kisah seorang pemuda yang menjadi renkarnasi seorang lima dewa element.

pemuda itu di asuh oleh seorang tabib tua serta di latih cara bertarung yang hebat. bukan hanya sekedar jurus biasa. melainkan jurus yang di ajarkan adalah jurus dari ninja.

penasaran dengan kisahnya?, ayo kita ikuti perjalanan pemuda tersebut.!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Igun 51p17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 4

Ki Laksamana menggengam sebuah belati kecil du tangannya, ketika melihat para pendekar golongan hitam yang semakin dekat ke arahnya.

Hingga saat jarak benar benar sudah dekat, tiba tiba Ki Laksmana langsung menghilang dari tempatnya berdiri. Setelah itu muncul kembali di dekat salah satu pendekar golongan hitam melalui jarum yang ia lemparkan sebelumnya.

Pada saat itu ia langsung mengayunkan belati yang ada di tangannya. Mengoyak salah satu leher dari pendekar golongan hitam.

"Aku sudah lama tidak bertarung. Namun, kalian sudah memaksaku untuk melakukannya" kata Ki Laksmana dengan sorot mata yang tajam

Crashhh..

Leher pendekar golongan hitam langsung koyak, setelah tersayat oleh belati kecil milik Ki Laksmana yang tiba tiba muncul tanpa di duga.

Cairan segar berwarna merah mengalir deras dari leher pendekar tersebut. Tidak ada jeritan sama sekali yang keluar dari mulutny. karena belati Ki Laksmana langsung memotong pita suara dari pendekar golongan hitam itu.

Tidak berhenti sampai di situ. KI Laksmana terus melakukan aksinya membunuh para pendekar golongan hitan yang ada di ruangan tersebut. Dengan cara yang sama yang di lakukannya sebelumnya.

"Kalian semua akan mati di sini, terimalah kematian kalian" kata Ki Laksmana.

Ki Laksmana kembali bergerak dengan kecepatan yang sulit ditangkap mata, menghilang dan muncul berganti dalam sekejap.

Setiap kali dia muncul, seorang pendekar golongan hitam akan ambruk ke lantai dengan leher yang sudah terkoyak, cairan segar berwarna merah memancar deras ke lantai dingin.

Senjata mereka jatuh ke bawah membuat suara sedikit berisik ketika menyentuh lantai. Bersmaan dengan itu, helaan napas terakhir bergema sesaat di hidung mereka, sebelum hening kembali menyelimuti ruangan.

Tak butuh waktu lama baginya untuk membantai semua pendekar golongan hitam. jasad jasad bergelimpangan seperti mayat mayat tanpa nyawa yang tergenang cairan merah pekat, mengeluarkan bau anyir yang menusuk hidung.

Ki Laksmana berdiri di tengah genangan cairan merah itu, napasnya pelan namun matanya tajam menatap tubuh tubuh yang sedang terkapar di sekelilingnya.

Di belakang punggungnya, bayi kecil yang ia gendong sedang beristirahat tanpa menyadari kekacauan di sekitarnya. KI laksmana menggeleng pelan, seakan menolak kenyataan yang terpaksa harus ia lakukan.

Dari seorang tabib yang berniat menyelamatkan, kini berubah menjadi sosok pembantai dalam situasi terdesak, terjebak oleh pilihan yang tidak pernah diinginkan hatinya.

Ki Laksaman menoleh ke arah kiri. Melihat sebuah jendela yang sedikit terbuka. Pada saar itu, ia berniat meninggalkan istana yang sudah hancur tersebut.

"Aku akan pergi dari sini. Dan merawat sosok bayi ini. tanda dari lima element yang ada di tubuhnya bukan tanda biasa. Ini adalah sebuah tanda yang sudah di takdirkan oleh sang penguasa. Aku akan mendidiknya menjadi sosok yang hebat dan akan berguna di masa depan" gumam Ki Laksmana sembari menghentakkan kakinya dengan kuat di lantai yang di genangi oleh cairan merah yang kental.

Wushhh..

Ki Laksmana lewati jendela ruangan. Hingga pada saat ini ia sudah berada di luar. Setelah itu, ia kembali melompat meninggalkan istana yang di penuhi oleh para pendekar golongan hitam yang sedang berjaga jaga di bawah.

Sosok tabib itu, melesat memasuki hutan. Menerobos gelapnya malam yang kelam penuh dengan kematian.

Ki laksmana berniat ingin kembali ke kota Sagatani, di pinggiran kota tersebutlah ia tinggal. Dan menjadi tabib yang terkenal.

Saat setengah perjalanan. Tiba tiba Ki Laksmana kembali menghilang di tengah hutan tersebut. Lalu ia muncul dalam sebuah pondok yang ada di pinggiran kota sagatani.

Ki Laksmana menggunakan jurus perpindahan melalui benda yang sudah ia tandai. Sudah pasti jika tanda itu berada di dalam pondok tersebut. Sehingga ia dengan mudah melakukan jurus perpindahan tersebut. Jurus yang sama juga ia lakukan ketika ia menghabisi para pendekar golongan hitam tadi.

Ternyata dulunya Ki Laksmana adalah seorang pendekar kuat di masanya. Ia memiliki jurus jurus yang mengerikan dan tidak dapat di kalahkan. Seiring berjalannya waktu, Ki Laksmana memutuskan untuk menjadi seorang tabib yang lebih banyak membantu orang orang yang membutuhkan.

Ki Laksmana membuka ikatan kain yang membungkus bayi kecil di belakangnya. Setelah itu ia meletakkan bayi tersebut di atas tempat tidur.

Matanya menatap bayi itu dengan seksama. Ia memperhatikan pergerakan kekuatan tersembunyi yang ada di dalam bayi tersebut.

"Aku akan menekan kekuatan ini terlebih dahulu" gumam Ki Laksmana, sembari menempelkan tapak tangannya pada lima tanda di dada bayi tersebut.

Ki Laksmana mengalirkan tenaga dalam yang cukup besar pada tanda tersebut. Mencoba menekan kekuatan yang ada di dalamnya agar tidak menyakiti sosok bayi itu.

Perlahan namun pasti, kekuatan tersembunyi itu mulai sedikit tenang. Hingga lambat lain langsung menghilang dengan sendirinya.

"Akhirnya selesai" kata Ki Laksmana sembari menyeka keringat yang membasahi keningnya, setelah banyak menggunakan tenaga dalam untuk mengurung kekuatan tersembunyi itu.

"Saat ini, aku akan menyegel kekuatan anak ini, hingga waktunya sudah tiba aku akan melepaskannya kembali. Dan aku harap di saat itu anak ini sudah siap serta dapat mengendalikannya" gumam Ki Laksmana yang menatap bayi mungil itu penuh haru.

Mulai hari itu, Ki Laksmana merawat sosok bayi tersebut seperti merawat cucunya sendiri. Ia memberikan nama pada bayi itu dengan sebutan Bayu Wirata.

Saat Ki Laksmana mendapatkan panggilan ke berbagai tempat yang membutuhkan jasa pengobatannya. Maka Bayu Wirata juga akan ikut di bawa dalam gendongannya. Ia sama sekali tidak akan meninggalkan sosok kecil itu di pondoknya sendirian.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Dan bulan berganti dengan tahun. Pada saat ini, Bayu Wirata sudah tumbuh menjadi sosok anak berusia lima tahun.

Ia tumbuh layaknya anak pada umumnya. Di bawah didikan Ki Laksmana yang sudah ia anggap sebagai kakeknya sendiri. Bayu Wirata menjadi anak yang baik dan penurut dengan Ki Laksmana.

Di usianya yang baru menginjak lima tahun, Bayu Wirata sudah di bekali dengan kemampuan pengobatan dari Ki Laksmana. Hal itu terjadi karena Bayu Wirata yang selalu ikut kemana pun Kakeknya pergi dalam menangani para pasiennya.

Bahkan kadang kadang ia juga membantu kakeknya itu dalam meracik ramuan obat obatan. Serta mengumpulkan bahan bahan yang akan di buat menjadi obat tersebut.

Daya ingat yang kuat dan bakat yang hebat. Membuat Bayu Wirata sangat mudah dalam menghafal semua jenis tanaman obat obatan, beserta dengan cara meraciknya.

Ki Laksmana menatap cucunya dengan sorot mata penuh kekaguman yang tersembunyi di balik kerutan wajah tuanya. Ia menggangukkan kepalanya pelan, bibirnya mengerutkan senyum tipis.

“Anak ini memang sangat luar biasa” gumamnya lirih, seperti sedang berbicara pada dirinya sendiri. “Ramalan itu mungkin memang akan menjadi kenyataan. Kalau aku mengajarinya tenaga dalam, dia pasti bisa jauh lebih hebat lagi.” Lanjutnya.

Di suatu malam, di pondok kecil di pinggiran kota, mereka duduk berhadapan dalam cahaya lilin yang remang  temaram.

Ki Laksmana memanggil Bayu Wirata dengan suara hangat tapi tegas.

“Cucuku, kemarilah.!” Katanya kepada Bayu Wirata yang tidak jauh dari tempatnya dudum.

Bayu Wirata, dengan langkah kecil dan mata penasaran, mendekat dan duduk tepat di depan kakeknya. Ia menatap wajah Ki Lasmana yang penuh harap dan rasa percaya.

“Ada apa, Kek?” tanya Bayu dengan suara polos khas anak-anak, tanpa tahu bahwa malam ini adalah awal dari perjalanan yang akan mengubah hidupnya.

Ki Laksmana menatap lembut ke arah cucunya yang masih kecil, Bayu Wirata. Tangannya perlahan membelai kepala Bayu, seolah ingin menularkan ketenangan.

"Kakek ingin bicara sesuatu kepadamu, cucuku," suara Ki Laksmana terdengar hangat namun penuh makna.

Bayu Wirata hanya diam, matanya tetap menatap lurus ke depan, menunggu kata kata berikutnya yang keluar dari kakeknya.

"Kakek tahu, kamu punya bakat yang luar biasa. Kamu juga sudah sangat mahir meracik obat," ujarnya pelan sambil mengamati ekspresi Bayu Wirata.

"Tapi, kamu belum bisa menangani pasien yang terluka parah, seperti luka dalam atau orang yang terkena jurus mematikan dari lawan," lanjut Ki Laksmana dengan nada serius.

Bayu Wirata menelan ludah, merasa ada sesuatu yang belum ia kuasai. Ia mendengar dengan saksama, tapi hatinya masih bimbang bagaimana cara memperbaiki diri.

"Lalu, bagaimana agar aku bisa sehebat kakek?" suara Bayu Wirata akhirnya memecah keheningan.

Ki Laksmana tersenyum tipis mendengar pertanyaan dari cucunya.

"Kau harus belajar mempelajari dan mengolah tenaga dalam pada tubuhmu." jawab Ki Laksmana dengan nada serius.

"Apakah kau bersedia menjalani latihan ini, Bayu?" tanya Ki Laksmana penuh harap.

Bayu Wirata mengernyitkan dahinya. Di usianya yang masih muda tersebut. Ia baru mendengar kata seperti itu.

"Tenaga dalam" desis Bayu Wirata yang masih belum mengetahui apa itu tenaga dalam.

Bayu Wirata menatap kakeknya dengan mata penuh tanya.

"Apa itu tenaga dalam, Kek?" suaranya sedikit bergetar oleh rasa penasaran yang menyelimuti hatinya.

Ki Laksmana tersenyum lembut, bibirnya mengukir senyum hangat yang memberikan ketenangan bagi siapa saja yang melihatnya.

"Tenaga dalam adalah kekuatan tersembunyi yang bersemayam dalam tubuh seorang manusia," jawabnya pelan, suaranya penuh keyakinan.

"Kekuatan ini bisa kita bangkitkan lewat latihan keras dan mengonsumsi makanan makanan khusus. Tenaga dalam bukan hanya berguna untuk penyembuhan tingkat tinggi, tapi juga sangat penting saat dalam pertarungan. Bahkan, dengan tenaga dalam, kita bisa membangkitkan elemen yang ada dalam diri kita." Jawab Ki Laksmana yang menjelaskan secara rinci dan mudah di pahami oleh cucunya.

Bayu Wijaya menganggukan kepalanya pelan, dadanya berdebar debar. Hanya dengan satu kali dengar saja, ia sudah bisa menangkap makna dari penjelasan kakeknya itu. Ada sesuatu dalam dirinya yang mulai tergerak, sebuah rasa penasaran yang berubah menjadi semangat.

"Baiklah, Kek. Ajar aku cara mengolah tenaga dalam itu," katanya dengan suara mantap, tatapannya penuh tekad.

Ki Laksmana tersenyum lebar. Hal itulah yang ia inginkan. Kekuatan tersembunyi yang bersemayam dalam tubuh Bayu Wirata harus keluarkan secara perlahan sejak dini.

Pada hari itu juga, Ki Laksmana menjelaskan semua yang berhubungan dengan cara pengolahan tenaga dalam kepada Bayu Wirata.

Hal yang pertama ia ajarkan adalah cara mengolah pernapasan yang memusatkan seluruh energi pada lingkar tenaga dalam yang berada antara dada dan perut.

Cara melakukannya adalah dengan menarik dan menghembuskan napas secara teratur secara bergantian. sehingga mengisi energi pada lingkar tenaga dalam tersebut.

Semua orang memiliki lingkar tenaga dalam. Hanya saja ukuran dari masing masing lingkar tenaga dalam berbeda beda. Semakin sering mereka melatih dan mengolah tenaga dalam maka akan semakin besar lingkar tenaga dalam orang tersebut.

Selain itu, tingkat kependekaran seseorang juga di ukur dari seberapa besar tenaga dalam yang ia miliki.

Tingkat kependekaran dalam dunia persilatan di bagi menajadi beberapa bagian. Yang terdiri dari delapan tingkatan yaitu, tingkat perunggu, perak, emas, platinum, berlian, bumi, langit, dan yang terakhir adalah tingkat dewa. Hanya saja kependekaran tingkat dewa ini akan sangat sulit di gapai oleh bangsa manusia.

Di mulai dari pendekar tingat perunggu yang di miliki oleh para pemula yang baru belajar mengolah  tenaga dalam. Tingkatan ini di bagi menjadi tiga tahap. yaitu tahap awal, pertengahan dan akhir.

Selanjutnya. ada pendekar tingkat perak, yang di miliki oleh para pendekar yang mulai bisa berlatih sebuah jurus gerakan dalam pertarungan. Sama dengan sebelumnya pendekar ini juga di bagi dengan tiga tahap, yaitu tahap awal, pertengahan dan akhir.

Berikutnya pendekar tingkat emas yang kebanyakan di miliki oleh murid yang mulai bisa mengendalikan element yang mereka miliki. Tingkat kependekaran ini juga memiliki tahap yang sama dengan tingkatan sebelumnya.

Lalu, pendekar dengan tingkat platinum. Pendekar tingkat ini adalah pendekar yang di miliki oleh murid murid terbaik dari sebuah perguruan. Baik golongan hitam maupun golongan putih. Tingkatan ini juga memiliki tiga tahapan yang sama dengan tingkatan sebelumnya.

Setelah itu, ada pendekar tingkat berlian yang biasa di miliki oleh para guru pengajar dari sebuah perguruan. Tinggkatan ini juga memiliki tiga tahapan yang berbeda pula.

Kemudian ada pendekar tingkat bumi yang di miliki oleh ketua dari sebuah perguruan. Sama dengan tingkatan sebelumnya. Tingkatan pendekar ini juga memiliki tiga tahapan.

Seterusnya adalah pendekar tingkat langit yang di miliki sesepuh perguruan atau pun mereka yang sudah mulai mengundurlan diri dari dunia persilatan. Tingkatan ini memilik tiga tahapan yang sama dengan tingkatan sebelumnya.

dan yang terakhir adalah pendekar tingkat dewa. Akan tetapi, orang yang mencapai tingkat ini sangatlah mustahil di jumpai. Selain harus memikiki tenaga dalam yang besar. Pendekar dengan tingkatan ini juga wajib memiliki aura dewa yang harus di dapatkan melalui benda benda yang berhubungan dengan dewa. Jadi, akan sangat mustahil bagi seorang manusia biasa dapat menggapai tingkat kependekaran dewa ini.

Perlu di garis bawahi. Semakin tinggi tingkat kependekaran seseorang. maka akan semakin susah bagi mereka untuk meningkatkan tingkatan kependekaran mereka itu.

Setelah menjelaskan secara rinci cara mengolah tenaga dalam melaui tehnik pernapasan serta menjelaskan tingakatan kependekaran kepada Bayu Wirata.

Ki Laksmana langsung menjelaskan cara lain untuk melatih dan mengolah tenaga dalam. Yaitu melalui tehnik meditasi. Dengan memusatkan pikiran dan pokus pada satu tujuan.

Pada kesempatan kali ini, Ki Laksmana benar benar menjelaskan dengan sangat rinci dan hati hati, tujuannya agar Bayu Wirata muda memahami penjelasannya tersebut.

Beruntungnya Bayu Wirata adalah anak yang memiliki daya ingat kuat serta bakat yang hebat. Sehingga mudah bagi pemuda tersebut dalam memahami semua penjelasan yang di katakan oleh kakeknya.

1
nts 03
no komen yg jelas keren banget
nts 03
keren/Good//Good//Good//Good/
nts 03
keren
igun 51p17
berikan bintang lima kalian sebagai penyemangat saya dalam berkarya.
Baby MinMin <3
Baper abis. 😢❤️
Claudia - creepy
Hats off untuk authornya, karya original dan kreatif!
Zuzaki Noroga
Kece banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!