NovelToon NovelToon
Lihat Aku, Mas Dion!

Lihat Aku, Mas Dion!

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia / Harem
Popularitas:47.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Dion terpaksa menikahi wanita yang tidak cintainya karena perjodohan yang diatur orang tuanya. Namun kehidupan pernikahannya hancur berantakan dan membuatnya menjadi duda.

Selepas bercerai Dion menemukan wanita yang dicintai dan hendak diajaknya menikah. Namun lagi-lagi dia harus melepaskan wanita yang dicintainya dan menuruti keinginan orang tua menikahi wanita pilihan mereka. Demi menyelamatkan perusahaannya dari kebangkrutan, akhirnya Dion bersedia.

Pernikahan keduanya pun tidak bisa berlangsung lama. Sang istri pergi untuk selamanya setelah memberikan putri cantik untuknya.

Enam tahun menduda, Dion bertemu kembali dengan Raras, wanita yang gagal dinikahinya dulu. Ketika hendak merajut kembali jalinan kasih yang terputus, muncul Kirana di antara mereka. Kirana adalah gadis yang diinginkan Mama Dion menjadi istri ketiga anaknya.

Kepada siapa Dion melabuhkan hatinya? Apakah dia akan mengikuti kata hati menikahi Raras atau kembali mengikuti keinginan orang tua dan menikahi Kirana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tawaran Tak Terduga

“Apa kamu sudah dengar kabar dari Pak Cipto?”

“Belum. Ada apa, Pa?”

“Perusahaannya terkena kasus korupsi. Semua aset yang dimilikinya dibekukan oleh PPATK, termasuk investasi yang diberikan pada kita. Uang yang diberikan untuk pembangunan sampai sejauh ini harus dikembalikan.”

“Apa?”

Dion seperti tersambar geledek mendengar ucapan Pahlevi. Pembangunan Blue Living Mal sudah berjalan sebanyak 90%. Jika dana investasi yang mereka dapatkan ikut harus dikembalikan ditambah dana untuk menyelesaikan proyek, maka dana yang dibutuhkan cukup banyak. Mereka harus memilih salah satu, menjual Blue Mart atau mengalihkan Blue Living pada pihak lain.

“Bukankah dana itu sudah menjadi hak dari kita? Kenapa masih harus terkena pembekuan?”

“KPK melacak semua aset yang dimiliki Pak Cipto. Semua aset bergerak dan tak bergerak, baik yang dimiliki langsung olehnya maupun dalam bentuk investasi dibekukan oleh PPATK. Nilai korupsi yang dilakukan olehnya sangat besar dan melibatkan banyak pejabat penting. Kita tidak punya pilihan kecuali melepaskan dana itu. Kalau tidak, perusahaan kita juga akan terkena imbasnya.”

Dion hanya bisa meremat rambutnya dengan kasar. Baru saja perusahaan keluar dari krisis dan kondisinya sedikit membaik. Pria itu berharap dengan selesainya proyek Blue Living dapat mengembalikan kejayaan PT. Blue Harmony. Namun ternyata kini mereka terganjal persoalan yang tidak diduga sama sekali.

“Papa dengar ada yang mengincar lahan dan bangunan Blue Living. Kalau mereka mendengar soal ini, pasti mereka akan berusaha mendapatkannya dengan harga murah,” lanjut Pahlevi.

“Apa dana yang kita miliki tidak cukup untuk menyelesaikan proyek?”

“Dana cadangan yang kita miliki tidak cukup untuk mengembalikan investasi yang diberikan Pak Cipto. Kalau ditambah untuk melanjutkan proyek, mungkin kita akan kehilangan Blue Mart, baik yang di Jakarta maupun Bandung.”

“Jangan sampai kita kehilangan Blue Mart lagi. Aku akan mencari solusinya, Pa.”

“Papa juga akan menemui beberapa kolega Papa. Siapa tahu ada yang berminat menjadi investor.”

Suasana sesaat menjadi hening di antara keduanya. Masalah yang menimpa rekan kerja mereka tak ayal berimbas juga pada mereka. Dion secepatnya harus mencari investor baru. Jangan sampai proyek terhenti di tengah jalan dan diambil pihak lain.

Di tengah keheningan, terdengar deringan ponsel Pahlevi. Mata pria itu berbinar melihat nama sang pemanggil adalah salah satu koleganya. Dia memberi isyarat pada Dion untuk keluar dari ruangan. Dengan langkah gontai, Dion meninggalkan ruang kerja sang Ayah.

Sesampainya di ruangan, Dion duduk termenung di belakang meja kerjanya. Di tengah kebingungannya mencari investor pengganti, bagian keuangan menghubunginya. PT. Utama Karya menanyakan kekurangan biaya penyelesaian Blue Living yang sedianya akan diberikan dalam Minggu ini.

“Nanti saya sendiri yang akan mendatangi mereka.”

“Baik, Pak.”

Begitu panggilan berakhir, Dion menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi seraya memijit pelipisnya. Masalah yang datang tiba-tiba ini seketika membuat kepalanya pusing. Dion masih memejamkan matanya. Pria itu tidak mendengar ketukan di pintu. Karena tidak ada jawaban dari dalam, Raras berinisiatif langsung masuk ke dalam. Wanita itu terpaku melihat Dion di kursi kerjanya. Dengan langkah pelan dia mendekat.

“Apa ada masalah?”

Suara lembut Raras membangunkan Dion dari lamunannya. Seketika mata Dion terbuka dan hal pertama yang dilihatnya adalah wajah cantik Raras. Pria itu melemparkan senyuman yang sedikit dipaksakan.

“Apa ada sesuatu?” tanya Raras lagi.

“Tidak ada.”

“Jangan bohong. Kamu tidak pandai berbohong, Dion.”

“Ya kamu benar. Memang ada yang kupikirkan saat ini. pembangunan Blue Living terancam batal. Investor kita terkena kasus korupsi. Semua aset Pak Cipto dibekukan PPATK, termasuk modal yang sudah masuk ke kita.”

“Apa?”

Kini giliran Raras yang terkejut. Wanita itu benar berapa banyak usaha yang Dion curahkan untuk proyek ini. kalau sampai proyek terhenti di tengah jalan, maka akan menjadi kerugian untuk perusahaan. Posisi Dion sebagai Wakil Direktur Utama juga akan terguncang. Dia tahu kalau ada beberapa dewan komisaris yang mengincar posisi pria itu. Dion dinilai belum cukup mampu memegang jabatan penting itu. Proyek Blue Living menjadi pembuktian Dion kala itu hingga akhirnya dewan komisaris menyetujui pria itu menduduki jabatannya sekarang.

“Lalu apa rencana mu?”

“Entahlah. Yang jelas aku akan berusaha sekuat tenaga untuk tetap melanjutkan proyek ini. Kamu tahu benar apa yang sudah ku korbankan sejauh ini.”

“Aku akan membantu mu. Katakan saja kalau kamu membutuhkan bantuan ku, apapun itu.”

“Terima kasih, Raras. Dengan kamu selalu berdiri di samping ku, itu sudah cukup.”

***

Di saat Dion masih kebingungan mencari investor baru, Pahlevi meninggalkan kantor untuk bertemu dengan koleganya. Kakak tingkatnya semasa kuliahnya itu mengajaknya makan siang. Pahlevi akan memanfaatkan pertemuan mereka untuk meminta bantuan temannya itu. Dalam waktu sepuluh menit, Pahlevi sudah tiba di restoran yang dijadikan tempat pertemuan.

“Reservasi atas nama Bapak Fendi,” ujar Pahlevi pada salah satu pelayan.

“Silakan ikut saya, Pak.”

Pahlevi mengikuti langkah pelayan tersebut menuju lantai dua. Pahlevi sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Fendi. Terakhir mereka bertemu sekitar tiga tahun lalu. Ketika itu Fendi juga yang membantunya menyelamatkan Blue Mart. Berkat masukannya, Pahlevi berhasil mempertahankan perusahaannya walau harus kehilangan beberapa bisnis retailnya.

Sejak itu dia belum bertemu dengan Fendi lagi. Pria itu bertolak ke Amsterdam untuk mengurus bisnis barunya di sana. Fendi memiliki tiga orang anak. Anak pertamanya perempuan, sementara anak kedua dan ketiganya berjenis kelamin laki-laki. Setahunya semua anak Fendi membantu pria itu mengelola dan mengembangkan perusahaan. Argatama Group sekarang sudah berkembang menjadi perusahaan besar yang memiliki anak perusahaan di beberapa negara.

Saat akan memasuki private room, telinga Pahlevi menangkap suara yang begitu familiar di telinganya. Pria itu berhenti kemudian membalikkan tubuhnya. Ternyata Marina juga ikut datang ke restoran. Wanita itu juga mendapat telepon dari Sinta, istri dari Fendi yang mengajaknya makan bersama.

“Mama sedang apa di sini?”

“Mbak Sinta yang mengajak ku makan siang. Papa ngapain di sini?”

“Papa juga diundang Mas Fendi.”

“Ya sudah, ayo masuk. Jangan sampai mereka menunggu terlalu lama.”

Sambil memeluk lengan suaminya, Marina memasuki private room. Ternyata Fendi dan Sinta sudah menunggu mereka. Keduanya berdiri untuk menyambut kedatangan Pahlevi dan Marina. Mata keduanya kemudian tertuju pada seorang wanita yang juga berada di ruangan.

“Ini Leti?” tanya Marina.

“Iya,” jawab Sinta.

Wanita bernama Letisha itu berdiri kemudian menyalami Marina dan Fendi bergantian. Baru saja mereka masuk, pelayan sudah datang untuk menyajikan makanan yang sudah dipesan sebelumnya. Tanpa menunggu lama, Fendi mempersilakan tamu undangannya untuk menyantap hidangan.

“Aku dengar Dion sudah bercerai dari Amelia,” ujar Sinta membuka pembicaraan.

“Iya, Mbak. Jodohnya Dion dan Amelia ternyata tidak panjang.”

Perihal penyebab perceraian Dion dan Amelia memang ditutup rapat-rapat oleh kedua keluarga. Marina tidak mau anaknya mendapat gunjingan. Jangan sampai Dion dinilai sebagai pria lemah karena istrinya ketahuan berselingkuh.

“Penyebab perceraiannya apa?”

Untuk sejenak Marina dan Fendi saling berpandangan. Awalnya mereka enggan mengatakan. Namun karena yang menanyakannya adalah teman baik mereka, akhirnya Marina dengan jujur menceritakan apa yang terjadi pada pernikahan anaknya.

“Kasihan Dion. Bisa-bisanya Amel melakukan itu. Dasar perempuan tidak tahu diuntung.”

“Aku juga kesal, Mbak. Oh iya, kalau Leti sudah menikah?”

Mata Marina memandang pada anak sulung Sinta yang sedari tadi hanya diam menyimak pembicaraan sambil menikmati makanannya. Mendengar namanya disebut, Letisha mengarahkan pandangannya pada Marina.

“Belum, Tante,” jawabnya pelan.

“Tante doakan kamu secepatnya mendapat jodoh yang baik.”

“Aamiin.”

“Levi, aku dengar kamu sedang membangun mal baru. Blue Living kalau tidak salah.”

“Iya, Mas. Tapi sepertinya proyeknya harus tertunda dulu.”

“Kenapa?”

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Itulah yang Pahlevi rasakan saat ini. Dia tidak perlu mencari cara membuka pembicaraan untuk meminta bantuan Fendi. Ternyata pria itu sendiri yang memulai pembicaraan. Tanpa ragu Pahlevi menceritakan permasalahan yang melandanya. Fendi hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja.

“Apa Mas punya saran untuk ku?”

“Kita makan saja dulu.”

Mereka pun meneruskan makannya sampai selesai. Fendi memberikan isyarat pada istrinya lewat tatapan mata. Mengerti apa yang diinginkan suaminya, Sinta berdiri dari duduknya. Dia mengajak Marina dan Letisha keluar dari private room tersebut dengan alasan berbelanja. Sepeninggal ketiga wanita itu, suasana menjadi hening sejenak.

“Sebenarnya tujuan ku meminta mu bertemu untuk meminta bantuan mu,” terdengar suara Fendi memecah kesunyian di antara mereka.

“Bantuan apa, Mas.”

“Leti.. usianya sekarang sudah 30 tahun. Aku dan Sinta sedang mencarikan jodoh yang baik untuknya. Sejak dikhianati tunangannya tiga tahun lalu, dia tidak menjalin hubungan dengan siapa pun. Adiknya, Jamil sudah menikah. Dan sekarang Kamal juga akan menikah. Aku mengkhawatirkan Leti. Dia itu perempuan, aku tidak tega melihatnya dia dilangkahi dua adiknya. Walau dia terlihat baik-baik saja, tapi aku tahu pasti perasaannya hancur.”

“Lalu aku bisa bantu apa, Mas?”

“Dion, aku tahu dia anak yang baik. Apa dia bersedia menikahi Leti? Memang usia Leti lebih tua dari Dion, tapi aku jamin kalau dia masih perawan. Dia tidak pernah melakukan hal yang melanggar norma agama dan sosial ketika menjalin hubungan dengan tunangannya dulu.”

Tentu saja Pahlevi terkejut mendengarnya. Tanpa Dion memberitahunya, pria itu tahu kalau sang anak sedang menjalin hubungan dengan Raras. Mengingat dulu mereka pernah memaksakan Dion menikah dengan Amelia, Pahlevi sudah berjanji tidak akan memaksakan pernikahan lagi pada anaknya.

“Kalau Dion bersedia menikahi Leti, aku bersedia mengucurkan dana untuk proyek Blue Living,” Fendi melanjutkan ucapannya dan sukses menarik kesadaran Pahlevi kembali ke tempatnya.

***

Nah gimana tuh?

1
ana17
seru
Endang 💖
bagus leti kamu harus tegas sama raras
Ila Lee
woi ingat raras nyonya Dion itu siapa lesti bukan.kamu pergi jauh di rumah tidak punya cermin tak malu /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
yumna
good ibu lethi
yumna
siapa kmu ras berani mau maen pect orang aja
Ila Lee
wah mas Dion demam mintak di manja ya sama lesti rawat suami MU lesti❤️❤️❤️
Ila Lee
pak Dion lagi jalang saman isteri nya biar raras terbakar cemburu🤣🤣🤣
anonim
Raras si muka tembok datang menjenguk Dion. Ketika mau masuk ke dalam rumah - Susi menghalangi langkahnya.
Marahlah Raras kepada Susi yang merasa dia yang memperkerjakan Susi.
Ketika Raras bilang mau memecat Susi, Letisha sudah berdiri di belakang Susi dan berkata - kamu tidak berhak memecat pegawai di rumah ini.
Malu dong harusnya Raras dengan Letisha berkata begitu.
anonim
Letisha menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri dengan merawat Dion yang suhu badannya tinggi - mengganti baju yang basah keringat - mengompres kening - memijit dengan lembut kepalanya - memanggilkan dokter keluarga - menyuapin dan memberikan obat untuk diminum. Komplit dah kerjaan perawat dadakan ini 😄
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
tuh dengerin 😘
Titiez Larasaty
sok berkuasa bange si raras baru jadi pacar udh ngancem2 gimana kl jd istri hadeeh/Facepalm/
tehNci
Emang siapa elu? Situ yg bayar gajinya Susi? Emang bisa mecat Susi gitu?
choowie
bagus leti... tunjukan taringmu
choowie
diiih yg bayar tetap Diin ya
choowie
cieeee
choowie
nah gitu dong jgn beri celah
choowie
nah ini bagus
choowie
bagus sus
choowie
leti telaten bgt ya
amma'na Nurul
lagakmu Raras sok jadi nyonya, main pecat ART di rumah Dion seenak jidatmu😏😏 ini betina satu kayak,y perlu di ruqiyah buat ngilangin sifat menjengkelkan yg sudah mendarah daging di hidup,y🤭😅 berasa sudah di atas angin..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!