Vexana adalah seorang Queen Mafia, agar terbebas dari para musuh dan jeratan hukum Vexana selalu melakukan operasi wajah. Sampai akhirnya dia tiba di titik akhir, kali ini adalah kesempatan terakhirnya melakukan operasi wajah, jika Vexana melakukannya lagi maka struktur wajahnya akan rusak.
Keluar dari rumah sakit Vexana dikejutkan oleh beberapa orang.
"Ibu Anne mari pulang, Pak Arga sudah menunggu Anda."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 - Ciuman Itu Panjang
Vexana menggeliat pelan, lalu membuka mata dan mendapati dirinya tetap utuh. Tak ada bayi di perut, tak ada drama di ranjang dan pagi datang tanpa gairrah.
"Dasar pria setengah robot," gumamnya kesal, sebab sudah menggunakan lingerie tapi Arga tak juga terpengaruh. Jangan-jangan bukan Donna yang mandul, tapi Arga yang tidak normal. Vexana sampai berpikir sejauh itu.
Setelahnya Vexana berguling keluar dari ranjang, mengenakan jubah sutra tipis, lalu melangkah keluar kamar. Langsung menuju dapur, ia mengambil alih segalanya. Para pelayan hanya bisa terdiam, bingung apakah mereka harus membantu atau pergi.
“Teh terlalu hambar untuk pagi hari, kopi hitam juga terlalu pahit. Kita butuh... perpaduan cinta dan susu," ucap Vexana sambil mencampur espresso dengan susu almond dan sejumput kayu manis.
“Catat resepnya,” titahnya pada pelayan. “Namanya kopi penakluk suami.”
Tak lama kemudian, suara langkah berat terdengar memasuki area dapur. Arga muncul dengan penampilannya yang sudah nampak rapi. Arga selalu terlihat sempurna dari semua sisi.
Dan tentu saja, Vexana menunggu di meja makan dengan senyum penuh keyakinan dan secangkir kopi spesial.
“Selamat pagi, Mas Arga,” sapa Vexana, sopan namun menggoda. “Tidurmu nyenyak semalam? Aku tidak.”
Arga duduk tanpa bicara, ia memandangi Vexana lama. Wanita ini benar-benar... lain.
Anne yang dulu tak pernah duduk lebih dulu, sekarang bahkan memimpin sesi sarapan.
Anne yang biasanya hanya menunduk, sekarang menatapnya penuh percaya diri.
Dan sekarang... bahkan menyajikan kopi dengan nama yang meragukan.
“Kopi apa ini?” tanya Arga, curiga.
“Kopi penakluk suami. Minumlah dengan khidmat. Konon katanya bisa membuatmu semakin menyayangi istri kedua,” ucap Vexana mengada-ada.
Arga meminum tanpa banyak bicara. Dan, sialnya, rasanya enak. Lembut, manis, dan hangat.
“Hmm.”
Vexana tersenyum. “Lihat? Lidahmu jujur, meski wajahmu seperti curiga FBI.”
“Kenapa kamu seperti ini?” tanya Arga tiba-tiba.
“Seperti apa?” Vexana menyesap kopinya.
“Seperti bukan kamu.”
Vexana diam sejenak, ini pertanyaan rumit. Tapi dia tidak boleh membuat kesalahan.
“Aku kan sudah bilang, aku gegar otak. Jika Mas kehilangan ingatan, siapa tahu Mas juga berubah. Mungkin lebih parah daripada aku," sahut Vexana.
Arga menatapnya lebih lama lagi.
“Anne, kamu ingat alasan kenapa kamu menikah denganku?”
“Karena paman menjualku demi perusahaan dan kamu butuh mesin pembuat anak,” jawab Vexana cepat, seperti sedang menjawab soal ujian.
Arga terdiam. Rasanya ingin menyanggah, tapi memang itulah faktanya.
“Tapi,” lanjut Vexana, “Aku bukan mesin, aku manusia. Dan karena itu, mulai hari ini perlakukan aku dengan baik."
Arga menarik napas dalam, bahkan sekarang Anne lebih banyak meminta. Dan seperti tanpa sadar, Arga malah mengangguk. “Baiklah. Tapi aku minta satu hal.”
“Apa?”
“Kamu tetap harus ke dokter sore ini. Aku sudah membuat janji temu dengan dokter Hamish."
Vexana diam sebentar, kemudian mengangguk kecil.
“Baik. Tapi aku minta kompensasi.”
“Seperti?”
“Ciuman."
Arga mengerjab, jelas-jelas tidak menyangka jawaban itu. Tapi Vexana mengatakannya dengan sungguh-sungguh.
"Mas selalu menunda tentang membuat anak, kata Mas masih terlalu aneh dengan perubahanku sekarang. Karena itu ayo lakukan pelan-pelan," ucap Vexana lagi, tatapannya lurus tak ingin mengalihkan pembicaraan.
Sementara Arga terdiam dengan pikiran yang melayang kemana-mana. Anne terlalu banyak bicara hingga membuatnya kesulitan untuk berpikir.
Hidupnya yang tenang seolah telah hilang entah kemana.
Bahkan setelahnya Anne bangkit dari duduknya dan mendekati Arga yang mematung. Tanpa permisi Anne duduk di pangkuan sang suami.
"Aku serius, aku juga ingin ini semua segera berakhir, Mas. Jadi cium aku," pinta Vexana, dia bahkan sedikit membuka bibirnya.
Dalam posisi ini Arga seperti tak berkutik, terpojok oleh kursi dan Anne di pangkuannya. Bahkan di detik berikutnya Anne maju lebih dulu, menjangkau bibir Arga hingga ciuman itu ada.
Siapa yang akan mengira bahwa sentuhan ini akan dilakukan oleh Anne untuk pertama kali, bukan Arga.
Vexana sudah mempersiapkan diri untuk di dorong dengan kuat, namun yang dia rasakan justru pinggangnya di dekap.
"Ugh," lenguh Vexana tanpa sadar. Ciuman itu panjang.
gass.....
semoga saja arga lebih tertarik dengan anna daripada anne.ya🙏🙏👍👍 spy anne bisa di tolong lagi dengan monica untk menjauhkan dari donna ya...🙏🙏😱😱😔😔