Asisten CEO Ditubuh Menantu Lemah

Sherina mendatangi rumah sakit setelah menunggu selama 2 minggu lebih namun putranya tak kunjung menghubunginya untuk dijemput.

Padahal, dia sendiri tahu bahwa putranya tidak akan punya tempat tujuan dan putranya yang bodoh juga tak punya sepeser pun uang untuk menyewa tempat tinggal.

Saat tiba di rumah sakit, Sherina tidak sendirian, dia diantar oleh perempuan bernama Dinda, janda kaya raya yang hendak ia jodohkan dengan putranya.

"Ibu mertua tenang saja, aku memiliki beberapa kenalan di rumah sakit ini, jadi tidak akan sulit untuk mengetahui keberadaan Rizki," kata Dinda saat mereka keluar dari bangsal tempat Rizki dirawat, namun Rizki sudah tidak ada lagi di bangsal itu.

Sherina khawatir, "aku hanya cemas Dia mungkin diusir pihak rumah sakit sebelum perawatannya selesai, Dia tidak punya sepeserpun uang untuk melakukan pembayaran di rumah sakit," kata Sherina sambil menghela nafas.

"Ibu jangan khawatir, kita pasti akan menemukannya," kata Dinda menenangkan sang calon ibu mertua sambil melangkah ke pusat pelayanan informasi di rumah sakit.

"Halo, Ada yang bisa saya bantu?" tanya petugas di sana dengan begitu ramahnya Setelah memperhatikan dua perempuan yang datang berpenampilan baik dan terlihat seperti orang kaya.

"Putraku Rizki Aruna, Apakah dia sudah keluar dari rumah sakit? Kenapa sudah tidak ada di kamar tempat ia dirawat?" Tanya Sherina khawatir.

Sang petugas segera memeriksa daftar pasien di komputer kerjanya, dan setelah tidak menemukan pasien dengan nama Rizki Aruna dirawat di rumah sakit, maka perempuan itu mencari dikategori lainnya dan menemukan bahwa Rizki telah keluar dari rumah sakit.

Setelah beberapa saat, petugas kemudian menatap 2 perempuan di depannya sambil berkata, "pasien atas nama Rizki Aruna sudah keluar dari rumah sakit satu minggu yang lalu, tapi hari ini adalah jadwal kontrolnya. Kemungkinan beliau sedang mengantri di bagian poli," ucap sang petugas rumah sakit.

"Ayo kita ke sana Bu," kata Dinda dengan penuh semangat untuk bertemu dengan pria tampan yang akan segera menjadi ayah dari anak-anaknya.

Sherina menggangguk, "ayo,"; ucap Sherina bergegas pergi bersama Linda ke bagian poli.

saat mereka tiba di ruang antri poli, Saat itu pula Sherina menghentikan langkahnya saat melihat ibu tirinya berada di depan pintu masuk.

"Ada apa Bu?" Tanya Dinda merasa bingung ketika sang ibu mertua menghentikan langkah.

"Apa yang kau laku,,,," Nyonya besar Aruna menghampiri 2 perempuan itu diikuti dua orang pelayan yang datang bersamanya.

Tapi nyonya besar Aruna menghentikan ucapannya saat ia memperhatikan pakaian dan barang-barang yang dikenakan oleh anak tirinya.

Semuanya barang-barang bagus yang mustahil untuk dibeli Sherina dan keluarganya. Padahal sebelumnya dia berpikir akhirnya anak dari istri pertama suaminya telah meninggal setelah kebakaran, tapi ternyata kehidupan mereka malah semakin membaik setelah meninggalkan kediaman keluarga Aruna?

Ha ha!

Sungguh luar biasa!

Anak dari istri pertama ini benar-benar beruntung!

Nyonya Aruna lalu melihat perempuan di samping Sherina dan jelas mengenali janda kaya raya itu sehingga dia langsung tersenyum mengejek, "pantas saja kau terlihat lebih baik, apa karena kau sudah menjual Putra kesayanganmu padanya?" Singgung Nyonya Aruna.

"Kau! Jangan bicara sembarangan! Kau bahkan tidak layak untuk berada di posisimu saat ini, hanya tempat yang kau curi dengan penuh rencana licik dari ibuku! Ibuku akan segera memberimu karma! Tunggu saja!" Tugas Sherina dengan gertakan giginya.

"Ck,,,, ck,,, masih sama seperti dulu, tidak tahu diri," komentar Nyonya Aruna mengalihkan pandangannya pada Linda, "hati-hati dengannya, kau mungkin akan dicekik di malam hari. Orang dengan penyakit jiwa jauh lebih berbahaya dari seorang pembunuh sungguhan," kata Nyonya Aruna sebelum melangkah pergi dengan senyuman dingin di wajahnya.

"Tunggu saja, kau akan ku hancurkan!" Teriak Sherina dengan keras menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Nyonya Aruna hanya terus berjalan pergi, mengabaikan teriakan di belakangnya, namun matanya menjadi penuh emosi yang dingin, dan tangan terkepal kuat memikirkan sesuatu.

"Ibu baik-baik saja?" Linda bertanya dengan lembut saat melihat Sherina tampak sangat tertekan setelah bertemu ibu tirinya.

"Orang gila itu! Kau harus membantuku membalaskan dendamku dan dendam ibuku padanya!" Ucap Sherina sambil menatap Linda.

"Tentu saja, setelah aku menikah dengan Rizki, Aku akan membantu ibu menghancurkan keluarga itu. Sekarang ayo kita cari Rizki terlebih dahulu," kata Linda dijawab anggukan Sherina.

Kedua perempuan itu segera mencari keberadaan Rizki, Tetapi setelah cukup lama berkeliling, mereka tidak menemukan Rizki di manapun hingga memutuskan untuk bertanya pada petugas rumah sakit.

Namun meski sudah bertanya pada petugas Rumah Sakit, mereka tidak menemukan jawaban yang memuaskan.

"Bagaimana ini Bu? Dia tidak datang untuk kontrol, apa jangan-jangan terjadi sesuatu padanya?" Ucap Linda penuh rasa khawatir, jangan-jangan calon suaminya malah meninggal sebelum menikah dengannya?

Kalau begini ceritanya, untuk apa dia masih berbaik hati memperlakukan Sherina dan suami Sherina dengan sangat baik?

"Kita harus segera mencarinya," kata Sherina yang cemas putranya kenapa-kenapa dan akhirnya batal menikah dengan Linda.

Kalau itu terjadi, maka statusnya tidak jadi membaik, bahkan menjadi semakin buruk karena Linda pasti akan membatalkan perjanjian mereka dan mencabut semua fasilitas yang sudah diberikan padanya.

"Coba kita ke mobil dulu, lalu kita pikirkan baik-baik," kata Linda merangkul sang calon ibu mertua meninggalkan rumah sakit.

Mereka sama sekali tidak menduga bahwa saat ini Rizki sedang menikmati kehidupan barunya yang sangat nyaman di sebuah apartemen mewah milik sang istri.