NovelToon NovelToon
ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Transmigrasi
Popularitas:636
Nilai: 5
Nama Author: Ilhamkn

Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir

Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.

Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.

Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.

Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.

"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.

Dan semuanya dimulai dari sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4: Bahasa Asing

Caelum melihat kilas kenangan sewaktu dia baru pertama kali belajar sihir, kenangan itu berputar dengan sangat cepat bagaikan cuplikan film yang di putar dengan sangat cepat, kenangan saat dia akhirnya menguasai sihir, percobaan penelitian pertamanya yang gagal, hingga percobaan yang luar biasa dan membuat dia dikenal sebagai penyihir jenius di bumi.

Kenangan-kenangan perlahan mulai kabur dan menghilang, hanya menyisakan kegelapan. Sebuah suara halus disertai siluet sosok bercahaya perlahan mendekat dan memeluk Caelum, seketika dia tersadar, hal pertama yang dia rasakan adalah seluruh badannya terasa kaku dan penglihatannya sedikit rabun.

"Apakah aku akhirnya sadar dan ini kenangan dunia asing itu hanyalah sebuah mimpi?"

Saat penglihatannya semakin jelas Caelum melihat sebuah ruangan asing, meja yang terbuat dari kayu, kasur dengan ranjang kayu, langit-langit yang dihiasi dengan mural dan lampu gantung yang terlihat seperti barang antik.

"Ini bukan rumah sakit, atau ruang perawatan organisasi" Setelah memenangkan pikirannya Caelum kembali memperhatikan tangan dan badannya yang kini hanya menggunakan sebuah pakaian polos dari kain yang dia tidak kenali, terdapat perban yang melilit tangannya, meskipun tertutup oleh sejenis perban, Caelum tau kalau ukuran tangan itu adalah milik seorang remaja.

"Jadi semua itu bukan mimpi", kenangan terakhirnya adalah dia yang mencoba melindungi seorang gadis elf yang baru dia temui di hutan.

Setelah mengecek seluruh ruangan, Caelum dapat memperkirakan secara kasar kalau tempat ini adalah sejenis tempat perawatan, karena terdapat beberapa ranjang serupa di sebelahnya.

Setelah beberapa saat, dia melihat seorang elf lain dengan rambut berwarna coklat dan tampak seperti manusia dewasa memasuki ruangan dengan membawa nampan berisi mangkuk dan gelas.

Elf tersebut melihat Caelum yang telah sadar, kemudian meliriknya dan menyimpan nampan itu di meja yang berada di samping kasur tempat dia berbaring.

Elf itu menatap Caelum sebelum berbicara menggunakan bahasa yang mirip dengan yang di ucapkan Lira, seketika seberkas cahaya keemasan keluar dari telapak tangannya dan menyelimuti tubuh Caelum, sensasi hangat yang dihasilkan oleh cahaya itu seakan mengembalikan vitalitas dan menghilangkan rasa kaku yang dia rasakan sebelumnya.

Setelah melihat Caelum yang dapat menggerakkan tubuhnya dengan lebih baik, elf tersebut berjalan keluar ruangan.

"Sepertinya dia baru saja membacakan mantra penyembuh atau sejenisnya".

Berhubung Caelum merasa cukup lapar, dia mengambil mangkuk yang disimpan di samping tempat tidurnya, di dalam mangkuk nampak makanan seperti sup namun terdapat beberapa sayuran yang belum pernah dilihat oleh Caelum sebelumnya, kuah supnya nampak lebih kental dengan beberapa potongan sayur dan sesuatu yang mirip dengan daging.

Caelum menyendok sup itu dan perlahan memasukkannya kedalam mulutnya, rasa manis dan asam langsung terasa di lidahnya, ada juga sensasi dari rasa yang cukup unik yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, meskipun demikian Caelum dengan lahap memasukan sesendok demi sesendok sup itu kadalam mulutnya, setelah selesai makan, terdengar suara beberapa langkah kaki yang berjalan ke ruangannya.

Dua orang elf masuk kedalam ruangan tersebut, salah satunya adalah Lira dan yang lain adalah seorang elf yang cukup dewasa dengan rambut putih dan badan yang ramping serta memancarkan kesan elegan dan mendominasi mentap Caelum dengan santai.

"(apakah kau yakin kalau dia bukan mata-mata Lira)".

PS: percakapan yang menggunakan tanda " () " adalah percakapan dalam bahasa selain bahasa yang dipahami oleh Caelum.

"(Benar master, aku sudah mencoba mendeteksi menggunakan sihir dan aku tidak menemukan adanya core dalan tubuhnya)" jawab Lira

"(Tetap saja aneh sorang anak manusia dapat masuk sejauh ini kedalam hutan leluhur elf, untuk saat ini kita akan mengawasinya terlebih dahulu, ingat kita tidak mempercayainya sepenuhnya, ini hanyalah sekedar bentuk terimakasih karena niatnya untuk melindungimu)".

Elf yang nampak cukup tua itu kemudian berjalan keluar dari ruangan. Lira yang menunduk ke arah Elf itu setelah dia pergi kemudian menatap Caelum.

"(apakah kamu baik-baik saja?)"

Caelum tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh Lira, jadi dia hanya memenangkan Kepalanya sedikit.

Kali ini Lira mencoba berbicara dengan bahasa lain, namun hasilnya tetap sama, Caelum tidak menjawab seakan tidak mengerti dengan apa yang Lira coba katakan.

Lira kemudian mengeluarkan sebuah gulungan dari sakunya dan membukanya tepat di depan Caelum.

Setelah di perhatikan, itu mirip sebuah peta, Caelum yakin kalau itu adalah sebuah peta.

Lira menunjukkan peta tersebut dan kemudian menunjuk ke arah Caelum seakan memintanya untuk menunjuk dimana asalnya dari peta tersebut. Namun tidak ada satupun tempat dan bahkan nama dari tempat tersebut yang Caelum kenali, jadi dia hanya menggelengkan kepalanya.

"(mungkin dia lupa ingatan?)" gumam Lira kemudian dia keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Caelum.

Setelah beberapa waktu dia kembali membawa beberapa buku, dia membuka buku-buku tersebut dan menunjukkannya kepada Caelum, beberapa buku ditulis dengan model huruf dan simbol yang berbeda, Namun tidak ada satupun yang dia pahami jadi dia kembali menggelengkan kepalanya.

"(dari mana anak ini berasal, dia bahkan tidak paham satupun bahasa, baik bahasa Arkheim yang jelas merupakan bahasa yang paling umum di dunia)".

Kerena dia tidak bisa saling berkomunikasi, Caelum mengambil inisiatif untuk menunjuk sebuah buku yang nampak memiliki huruf yang lumayan mirip dengan alalfabet yang ada di bumi. sembari menunjuk ke tiap kata pada buku itu Caelum seakan bertanya pada Lira, melihat itu Lira mengerti kalau Caelum berusaha untuk memintanya mengajari dia membaca huruf-huruf itu.

Karena merasa berhutang budi, Lira kemudian mengangguk dan kemudian keluar lagi dari ruangan tersebut, setelah beberapa saat dia datang mebawa sebuah benda mirip pena dengan setumpuk kertas, kemudian Lira duduk di meja di samping Caelum sambil menulis huruf-huruf tersebut dalam sebuah susunan dan mengajari Caelum cara pelafalan tiap huruf.

Waktu tidak terasa saat mereka belajar, Lira cukup sabar untuk mengulangi pelafalan tiap huruf saat melihat Caelum salah atau lupa, namun yang mengejutkan Lira adalah hanya butuh waktu sekitar dua jam bagi Caelum untuk dapat menyebutkan dan menghafalkan semua huruf.

Bagi Caelum sendiri belajar simbol atau bahasa asing bukanlah hal yang sulit, karena saat berada di bumi dia sering kali berinteraksi dengan rune-rune aneh dan bahasa asing selama melakukan penelitian sihir dan berkat bawaan sifat tekunnya hal ini bukan lah hal yang menyulitkan baginya.

Setelah merasa kalau Caelum sudah lancara dalam menyebutkan huruf-huruf tersebut, Lira kembali menulis beberapa kata dalam kertas kosong.

Dan begitulah waktu mereka di habiskan sepanjang hari, yakni belajar. setiap kali Lira menuliskan beberapa kata baru untuk Caelum hafalkan dan tulis ulang, Caelum menatap ke arah luar jendela, banyak pikiran berkerabat dalam kepalanya, namun dia tahu hal yang utama saat ini adalah untuk bisa membaca dan karena itu dia bersyukur Lira mau dengan sabar mengajarinya.

Dan begitulah hari itu berlalu..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!