Serra gadis 24 tahun harus menerima takdirnya menikah dengan seorang pria yang bernama Damar. Tetapi tidak pernah di anggap sebagai istri. Tinggal bersama mertua dan juga adik ipar yang ternyata selama pernikahan Serra hanya dimanfaatkan untuk menjadi pelayan di rumah itu.
Hatinya semakin hancur mengetahui perselingkuhan suaminya dengan sepupu sang suami yang juga tinggal di rumah yang sama dengannya. Segala usaha telah dia lakukan agar keluarga suaminya bisa berpihak kepadanya. Tetapi di saat membongkar hubungan itu dan justru dia yang disalahkan.
Serra merasa sudah cukup dengan semua penderitaan yang dia dapatkan selama pernikahan, Akhirnya memutuskan untuk membalas secara impas semuanya dengan menggunakan Askara paman dari suaminya yang bersedia membantunya memberi pelajaran kepada orang-orang yang hanya memanfaatkannya.
Jangan lupa untuk terus baca dari bab 1 sampai akhir agar mengetahui ceritanya.
follow ainuncefeniss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15 Cukup Kaget
Setelah semua orang sudah pergi yang akhirnya Serra sejak tadi berada di dalam kamar.
"Tumben sekali tadi tidak ada yang menggangguku? Mama biasanya langsung mencariku jika ada yang kurang. Apa jangan-jangan sebenarnya aku dipanggil dan karena ketiduran aku tidak menyadari hal itu," batin Serra menghela nafas yang melanjutkan langkahnya.
Serra menuruni anak tangga dan berpapasan dengan Askara. Serra hanya menundukkan kepala saat melewati pria itu tanpa menegurnya. Askara menghentikan langkahnya dengan kepalanya menoleh yang melihat ke arah Serra menuruni anak tangga dan bahkan keluar dari rumah sampai sudah tidak terlihat lagi.
"Mau kemana dia?" tanya Askara yang tiba-tiba saja penasaran.
*****
Serra yang ternyata menemui keluarganya yang tinggal di rumah sederhana. Serra masih memiliki seorang ibu dan juga kedua adiknya yang masih sekolah.
"Jadi maksud Ibu. Mama Niken sudah 2 bulan tidak mengirim uang?" tanya Serra memastikan sekali lagi ketika mendengar keluhan dari ibunya itu.
"Ibu juga tidak tahu apa alasannya. Rara dan Roni juga belum membayar uang sekolah mereka. Mama mengharapkan upah jahit yang kamu tahu sendiri juga tidak banyak orang menjahit," jawab Narti.
"Kenapa Ibu tidak menghubungi Serra. Barangkali Mama kelupaan mengirimnya dan Serra bisa bantu untuk mengatakan," ucap Serra.
"Ibu tidak ingin merepotkan kamu Serra dan siapa tahu saja keluarga suami kamu juga mengalami kesulitan ekonomi," jawab Narti.
"Tapi bagaimanapun ini adalah kewajiban mereka dan ini sudah janji mereka. Ibu jangan hanya diam saja, seharusnya memberitahu Serra agar Sera bisa bertindak. Kalau begini Serra tidak tahu apa yang terjadi di rumah ini," ucap Serra yang mengkhawatirkan keluarganya.
"Apapun itu Serra membicarakan semua ini dengan keluarga Mas Damar," ucap Serra.
"Jadi Mama sudah beberapa bulan tidak mengirim uang ke rumah. Padahal Rara dan Roni memerlukan biaya untuk sekolah mereka dan belum lagi pengobatan Ibu. Jika aku mendapatkan uang bulanan dari Mas Damar aku juga tidak akan mengharapkan keluarga mereka. Tetapi Mama mengatakan dia yang mengatur semua keuangan dan akan memenuhi kebutuhan keluargaku," batin Serra yang menjadi kepikiran.
****
Akhirnya Serra kembali kerumah mertuanya, di depan rumah sudah ada beberapa mobil yang terparkir.
"Apa ada tamu?" tanyanya kebingungan.
Serra yang akhirnya memasuki rumah. Ternyata tamu yang datang adalah teman-teman dari Netty dan ketika Netty melihat kedatangan Serra yang membuat Netty langsung bergerak menghampiri kakak iparnya itu.
"Kak bagaimana sih," ucapnya dengan bisik-bisik yang membuat Serra mengerutkan dahi.
"Bagaimana apanya?" tanya Serra.
"Kakak bagaimana? Bukankah Netty sudah mengatakan kepada kakak untuk menyiapkan makan siang karena teman-teman Netty datang mengerjakan tugas ke rumah ini dan sekalian makan siang. Tetapi sekarang apa. Tidak ada apa-apa di rumah ini dan Netty sampai malu," ucap Netty
"Kakak tadi kurang enak badan juga langsung ke rumah orang tua Kakak. Jadi tidak sempat mengerjakannya dan lagi pula teman-teman kamu sudah makan," ucap Serra yang melihat teman-teman Netty memang sedang menikmati makanan yang mungkin saja mereka pesan secara online dan walau ruang tamu terlihat begitu berantakan.
"Tapi tetap saja kakak tidak memenuhi kewajiban Kakak dan akibatnya aku yang malu dengan teman-temanku. Kalau kakak tidak bisa melakukannya dan seharusnya tidak berjanji apapun!" tegas Netty.
"Tapi Kakak tidak berjanji apapun kepada kamu. Kakak juga tidak memiliki kewajiban untuk melayani teman-teman kamu," jawab Serra yang membuat Netty mengerutkan dahi, untuk pertama kali dia mendapatkan jawaban menohok dari Serra.
"Kamu lanjutkan mengerjakan tugas bersama teman-teman kamu, kalian mengerjakan tugas dan bukan membuat rumah berantakan. Jadi suruh teman-teman kamu untuk membersihkan rumah sebelum mereka pulang," ucap Serra.
"Apa-apaan Kakak menyuruhku seenaknya, sudah tidak menjalankan tugasnya dan sekarang menyuruh teman-temanku untuk membersihkan rumah. Aku tidak akan melakukan hal itu dan aku akan mengadukan semua apa yang terjadi kepada Mama. Agar Kakak di marahi," ucap Netty memberi ancaman.
Serra tidak mengatakan apapun kepada adik iparnya itu dan langsung pergi yang membuat Netty tambah kesal.
"Issss, menyebalkan sekali. Apa dia pikir aku main-main dengan perkataanku dan tidak akan mengadukan kepada Mama. Lihat saja apa yang aku katakan kepada Mama," ucapnya dengan penuh dendam.
***
Tok-tok-tok.
Serra berdiri di depan pintu kamar Niken yang pintu itu terbuka.
"Masuklah," sahut Niken.
Serra memasuki kamar dengan kedua tangannya yang saling mengatup di bawah sana. Dia terlihat begitu gugup dan apalagi Niken melihatnya sangat tajam yang kedua tangan Niken di lipat di dadanya.
"Kau tahu berapa kesalahan yang kau lakukan hari ini hah?" tanya Niken.
Serra tidak menjawab dan hanya menunduk.
"Tidak bangun pagi dan membuat orang-orang harus ribut di meja makan di saat sarapan, membuat saya dimarahi oleh Papa, Netty juga sudah berpesan kepada kamu untuk membuat makan siang karena teman-temannya ingin datang ke rumah dan kamu tidak melakukan semua itu dan malah pergi entah ke mana?"
"Jangan mentang-mentang suami kamu di Luar Kota dan kamu bisa melakukan semua dengan sesuka hati kamu," ucap Niken yang langsung memarahi menantunya itu.
"Serra minta maaf. Tadi Serra kurang enak badan jadi hanya bisa menyiapkan apa yang ada," jawab Serra.
"Kurang enak badan tapi bisa keluyuran. Kamu jangan mulai berbohong di rumah ini. Kamu harus tahu apa tugas kamu dan kewajiban kamu di rumah ini dan jangan membuat orang-orang di rumah ini kelaparan karena ulah kamu!" tegas Netty.
"Saya memaafkan kamu kali ini. Awas ya kamu jika melakukan hal ini lagi," ucap Niken dengan menghela nafas yang tidak ditanggapi oleh Serra.
Terlihat dari wajahnya dia sebenarnya sangat capek dengan banyaknya pekerjaan di rumah yang mana dia harus sendiri memegangnya yang padahal bisa saja Niken menggunakan pelayan dan bukan dia.
"Sudah sana kamu!" titah Niken.
"Ada yang ingin saya bicarakan dengan Mama," ucap Serra.
"Apa lagi. Kamu ingin membahas dengan Damar dan Maya yang ke Luar Kota bersama!" tebak Niken.
"Jika membahas hal itu juga tidak ada gunanya. Mama juga tidak akan peduli dan hanya akan membiarkan saja," jawab Serra.
"Kamu berani sekali menjawab seperti itu," sahut Niken dengan kesal.
"Serra hanya ingin mempertanyakan tentang uang bulanan untuk keluarga Serra yang belum ditransfer selama beberapa bulan," ucap Serra yang langsung menyampaikan tujuannya.
"Kamu pikir saya mesin ATM yang harus mentransfer uang terus kekeluarga kamu hah," sahut Niken.
"Serra tidak menganggap itu sebagai kewajiban Mama. Tetapi bukankah uang yang ditransfer ke keluarga Serra adalah uang Serra, uang sebagai istri yang memang seharusnya ada dan bukankah waktu itu Mama yang mengatakan bahwa Mama yang mengatur semuanya,"
"Serra tidak perlu memegang uang dan langsung saja diberikan kepada keluarga Serra. Lalu kenapa beberapa bulan ini ternyata keluarga Sera tidak menerima uang sepeserpun dan sebelumnya mereka juga menerima tidak sesuai dengan jumlah nominal yang mama katakan di awal,"
"Mama hanya mentransfer sesuai dengan nominal yang mama katakan di saat bulan pertama saja saat Serra baru menikah dengan Mas Damar," ucap Serra yang menyampaikan semua keluhan yang dia ketahui.
Bersambung ....