NovelToon NovelToon
Di Persimpangan Rasa

Di Persimpangan Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Idola sekolah
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Candylight_

Alana tak percaya pada cinta—bukan sejak patah hati, tapi bahkan sebelum sempat jatuh cinta. Baginya, cinta hanya ilusi yang perlahan memudar, seperti yang ia lihat pada kedua orang tuanya.

Namun semuanya berubah saat Jendral datang. Murid baru yang membawa rasa yang tak pernah ia harapkan. Masalahnya, Naresh—sahabat yang selalu ada—juga menyimpan rasa yang lebih dari sekadar persahabatan.

Kini, Alana berdiri di persimpangan. Antara masa lalu yang ingin ia tolak, dan masa depan yang tak bisa ia hindari.

Karena cinta, tak pernah sesederhana memilih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Candylight_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 — Jarak di Antara Kita

Alana melihat ke luar kelas, menatap ke arah tempat Jendral dan Nisya berada. Sebuah decihan lolos tanpa sengaja dari bibirnya saat melihat tangan Jendral menyentuh kepala Nisya. Interaksi mereka di sana terlihat seperti sepasang kekasih.

"Kenapa?" tanya Naresh, mengikuti arah pandangan Alana. Ia tahu, tatapan itu bukan tatapan cemburu—ada sesuatu yang lebih serius dari itu.

"Jangan dilihatin terus kalau itu malah bikin lo ke-trigger. Mendingan lo makan," ujar Naresh, menyodorkan onigiri kecil ke depan mulut Alana dengan sumpitnya.

Naresh tahu, Alana tidak terganggu karena Jendral atau Nisya. Ia hanya takut, pemandangan itu membuka kembali luka lama tentang papahnya yang sering mengkhianati keluarganya.

"Al..." Panggil Naresh lembut, melihat Alana yang masih belum melepaskan pandangannya dari dua orang yang berdiri di depan kelas.

"Apa cowok emang suka deketin cewek lebih dari satu sekaligus?" tanya Alana tanpa sadar, suaranya pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Naresh.

Pandangannya akhirnya teralih dari Jendral dan Nisya, berfokus sepenuhnya pada Naresh. Onigiri yang Naresh sodorkan ke dekat mulutnya sama sekali tidak ia makan, karena ada hal serius yang mengganggu pikirannya sekarang.

Naresh menghela napas sejenak sebelum menjawab. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia letakkan onigiri dan sumpitnya kembali ke atas kotak bekal.

"Gue enggak, gue cuma deket sama lo," jawabnya, suaranya tenang, tetapi penuh keyakinan. Selama ini, ia tidak pernah dekat dengan perempuan lain selain Alana. Di hatinya, hanya ada Alana seorang. Tidak pernah ada perempuan lain yang menempati ruang di hatinya.

"Gue tahu, lo ngerasa terganggu karena Jendral yang tadi pagi deketin lo, sekarang malah kelihatan deket sama cewek lain. Tapi percayalah, nggak semua cowok kayak gitu, oke?" terangnya, tidak ingin Alana terhanyut dalam pikiran yang seharusnya tidak dipikirkan.

Tatapan Alana pada Naresh berubah, mungkin karena Naresh tahu Jendral berusaha mendekatinya tadi pagi.

"Tadi pagi gue lihat dia nyamperin lo dan minta anter ke ruang kepala sekolah," ucap Naresh, menjawab pertanyaan yang ada dalam benak Alana.

"Tapi gue nolak." Alana menimpali, seolah tidak ingin Naresh melewati momen saat dirinya menolak diminta bantuan menunjukkan ruang kepala sekolah.

Naresh tersenyum. Ia tahu dan menyaksikan sendiri bahwa Alana menolak mengantarkan Jendral dan teman-temannya ke ruang kepala sekolah. Ia selalu tahu tentang Alana, lebih dari yang Alana ketahui tentang dirinya sendiri.

"Lo tahu, kan? Gue nggak mungkin pergi ninggalin lo gitu aja di saat lo diganggu oleh orang," ucap Naresh, secara tidak langsung memberitahu Alana tentang apa yang dirinya lihat tadi pagi. Ia tidak mungkin beranjak dari tempatnya sebelum memastikan Alana tidak terganggu oleh siapa pun, termasuk oleh murid baru di sekolah mereka.

"Bagus deh kalau lo tahu." Alana merasa lega, meski tidak terlalu menunjukkannya di depan Naresh. Lalu, ia membuka mulut, memberi isyarat agar Naresh menyuapinya.

Naresh, yang sudah terbiasa dengan sikap manja Alana terhadapnya, dengan senang hati menyuapi Alana. Baginya, Alana adalah perempuan yang harus dijaga dan dimanja—karena tidak ada yang bisa melakukan itu selain dirinya.

***

"Mereka beneran cuma sahabat, kan?" tanya Jendral sewot, melihat Alana disuapi oleh lelaki bernama Naresh. Belum juga ia berhasil mendekati Alana, sekarang malah muncul saingan yang sepertinya berat untuk dilawan.

Nisya ikut memperhatikan apa yang terjadi di kelas mereka. Pemandangan seperti itu sebenarnya sudah biasa, tetapi mungkin belum biasa bagi murid baru seperti Jendral. Apalagi, Nisya tahu bahwa Jendral menyukai Alana. Jendral belum terang-terangan mengatakannya, tetapi Nisya tahu itu.

"Bener, kok. Mereka cuma sahabatan," jawab Nisya.

"Ck!" Jendral berdecak. Ia tidak ingin percaya, tetapi lawan bicaranya ini sepertinya tidak mungkin berbohong. Wajah Nisya terlalu polos untuk seorang pembohong.

"Oke, anggap aja gue percaya," sambungnya. Saat ia akan mengajak Nisya ke kantin, tiba-tiba tiga murid perempuan menghampiri mereka—Kaluna dan gengnya.

"Hai, Jendral. Lo mau ke kantin? Kebetulan gue juga mau ke sana," ucap Kaluna pada Jendral. Diam-diam, matanya memberi isyarat pada Nisya untuk pergi, dan Nisya yang menyadarinya langsung mengangguk, lalu pergi meninggalkan mereka begitu saja.

"Eh? Lo mau ke mana?" teriak Jendral melihat Nisya terburu-buru pergi. Ia tidak memedulikan Kaluna yang sedang mengajaknya bicara.

"Biarin dia pergi, Jendral!" ucap Kaluna sambil menahan tangan Jendral yang berniat mengejar Nisya.

Namun, Jendral yang tidak suka tangannya disentuh sembarangan langsung menepis tangan Kaluna yang menyentuhnya.

"Lepasin tangan gue!" ucap Jendral penuh peringatan, menunjukkan bahwa dirinya tidak suka disentuh sembarangan, apalagi oleh perempuan seperti Kaluna.

Kaluna tersentak. Ia tidak biasa dengan penolakan seperti itu, yang terlalu terang-terangan dan tanpa basa-basi. Padahal, tadi ia menyaksikan tangan Jendral menyentuh kepala Nisya, tetapi kenapa dirinya ditolak begitu saja?

"Jangan sentuh-sentuh gue! Gue nggak suka disentuh sembarangan!" ucap Jendral memberi peringatan keras pada Kaluna.

Kaluna dan kedua temannya tentu terkejut dengan hal itu. Mereka tidak menyangka akan ada lelaki yang berani menolak seorang Kaluna, si cantik dengan gaya fashionable.

"Tenang dulu, Jendral. Kaluna cuma mau nganter lo ke kantin kok," Savana ikut bicara dan membela Kaluna, tidak terima ketuanya ditolak mentah-mentah seperti itu.

"Iya, bener. Lo belum tahu kantin, kan?" timpal Liora, tidak ingin tinggal diam.

"Gue bisa sendiri, gue nggak butuh bantuan kalian." Setelah mengatakan kalimat menohok itu, Jendral pergi begitu saja, meninggalkan Kaluna dan gengnya. Ia tidak peduli siapa Kaluna di sekolah mereka. Yang jelas, ia bukan lelaki yang bisa disentuh sembarangan.

Kaluna mengepalkan tangannya, merasa tidak terima dengan penolakan yang dilakukan Jendral. Terlebih, fakta bahwa si culun lebih bisa diterima oleh lelaki itu.

"Kita cari si culun sekarang juga. Cewek itu harus gue kasih pelajaran," ucapnya, lalu berjalan lebih dulu meninggalkan teman-temannya.

***

Di kantin, Jendral tiba dan langsung mencari keberadaan Nisya. Ia sebenarnya tahu letak kantin; meminta Alana ke kantin bersama tadi hanya modus karena ingin lebih dekat dengan Alana.

"Kemana tuh cewek? Kenapa tiba-tiba ngilang?" gumamnya saat tidak menemukan Nisya di seluruh sudut kantin.

"Jendral!"

Suara itu membuat perhatian Jendral yang sedang mencari Nisya teralihkan. Ia menoleh ke sumber suara dan melihat Dewa melambaikan tangan ke arahnya.

Dewa, Mahen, dan Aska sedang berkumpul di satu meja kantin, meja paling pojok. The Rogues memang suka sekali mojok di mana pun mereka berada.

"Lo nyari siapa? Sini!" kata Dewa lagi. Jendral akhirnya berjalan menghampiri meja teman-temannya.

"Kalian lihat Nisya, nggak?" tanya Jendral setelah tiba di depan meja teman-temannya.

"Nisya?" tanya Aska, menatap Dewa dan Mahen secara bergantian. Mereka tidak tahu siapa Nisya yang Jendral maksud.

1
Syaira Liana
makasih kaka, semoga baik baik terus 😍😍
Syaira Liana
ceritanya sangat seru
Syaira Liana
alana percaya yuk
Syaira Liana
jadi bingung pilih naresh apa jeje😭😭
Syaira Liana
alana kamu udah jatuh cinta😍😍 terimakasih kak
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Syaira Liana
lanjutt kaka, alana bakal baik2 aja kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!