NovelToon NovelToon
BAHAGIA?

BAHAGIA?

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Anak Yatim Piatu / Mengubah Takdir
Popularitas:799
Nilai: 5
Nama Author: Nemonia

berfokus pada kisah Satya, seorang anak dari mantan seorang narapidana dari novel berjudul "Dendamnya seorang pewaris" atau bisa di cek di profil saya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nemonia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Sudut bibir Yoga terangkat. Ini lah salah satu yang membuatnya nyaman berada di sana. Di saat situasi sedang serius bahkan genting sekalipun, Fajri dan Bams masih bisa membuatnya menyunggingkan senyum. Selain itu, Fajri dan Yoga juga bisa diajak kerja sama dan selalu waspada ingin melindunginya. Saat pria pertama yang hendak membunuhnya ingin menghabisinya diam-diam, keduanya sudah seperti seorang bodyguard yang menyelamatkannya.

"Tidak ada. Aku hanya berpikir bagaimana jika kita bebas. Setelah itu kita akan memiliki kehidupan masing-masing. Apakah setelah itu kita masih bisa seperti ini?" jawab Yoga. Bisa dibilang, apa yang dikatakannya sesuai isi hati. Tapi juga tidak. Tak mungkin ia mengatakan apa yang tengah ia pikirkan pada kedua temannya tersebut.

Bams merangkul Yoga. "Apa maksudmu? Meski kau lebih tua dariku, kau tetap kuanggap temanku. Dan teman, di manapun berada akan tetap menjadi teman," ucapnya dan mendapat anggukan setuju oleh Fajri.

Sebuah gumaman samar lolos dari mulut Yoga. Entah apa, bahkan Bams dan Fajri pun tak menyadarinya.

***

Satya menatap ponselnya dalam diam. la tak tahu kenapa, tapi akhir-akhir ini merasa terganggu oleh beberapa wanita. Alexa, Jessica dan Olivia. Ketiganya seakan-akan bekerjasama mendekatinya dan Satya tak begitu mengerti apa tujuan mereka sebenarnya. Kecuali, Olivia. Bahkan Satya seakan diteror, mendapat pesan agar menuruti keinginan untuk mempersatukan kedua orang tua mereka.

Sementara itu di luar, terlihat Shintia yang berdiri berhadapan dengan Alexa. Alexa datang dengan membawa buah tangan.

"Satya ada, Tante?" tanya Alexa dengan senyuman manis mengembang.

"Iya. Ayo silakan masuk, tante akan panggilkan Satya," ajak Shintia kemudian mempersilakan Alexa duduk dan ia pun melangkah memanggil Satya.

"Sat, kau di dalam?"

Tak menunggu waktu, Satya pun membuka pintu.

"Ada Alexa, dia mencarimu," ujar Shintia.

Satya menghela nafas. Namun, dengan terpaksa menemui Alexa di luar. la memang mengizinkan Alexa berteman, tapi jika terus mendekat secara berlebihan, ia tidak menyukainya.

Shintia tersenyum tipis. la cukup senang Satya memiliki teman wanita mengingat selama ini Satya tak pernah menceritakan seorang gadis.

Alexa bangkit dari duduknya dengan senyuman kian mengembang saat melihat Satya berjalan ke arahnya. "Sore, Sat," sapanya.

"Ada apa?" tanya Satya setelah duduk di sofa berhadapan dengan Alexa.

"Papa menyuruhku mengantar oleh-oleh. Beliau dari China kemarin," jawab Alexa.

"Kenapa kau kemarin datang ke kampus? Kuharap kau tidak melakukannya lagi," kata Satya.

"Ah, maaf. Kau merasa terganggu? Waktu itu aku hanya-"

"Sejujurnya cukup terganggu," sela Satya sebelum Alexa menyelesaikan ucapannya.

Raut wajah Alexa berubah, ia tertunduk lesu." Maaf. Lain kali ... aku tidak akan melakukannya lagi," cicitnya. Namun, kemudian ia mengangkat kepala menatap Satya dengan pandangan tak terbaca. " Lalu... bagaimana dengan teman wanitamu itu? Um kalau tidak salah, Jessica?"

Tepat di saat itu terdengar ketukan pintu dari luar. Satya bangkit dari duduknya dan membuka pintu.

"Hai." Olivia tersenyum saat Satya membuka pintu. Kemudian mengeluarkan sesuatu dari balik punggung. "Ibumu di rumah?" tanyanya.

Satya hanya diam, ia hendak mengusir Olivia tapi pada akhirnya membuka pintu lebih lebar.

Olivia segera masuk ke dalam rumah dan terkejut saat melihat Alexa. Begitu juga Alexa, ia dibuat bertanya-tanya, siapa Olivia.

"Duduklah," perintah Satya kemudian berjalan memanggil ibunya.

Tak ada yang membuka suara antara Olivia dan Alexa selama beberapa saat, sampai akhirnya Olivia lebih dulu memperkenalkan namanya.

"Hai, kau temannya Satya?" tanya Olivia dengan ramah. Mendapat sapaan seperti itu, Alexa pun membalas.

"Ya. Bagaimana denganmu? Ah, perkenalkan namaku Alexa." Alexa mengulurkan tangannya dan disambut hangat oleh Olivia.

"Aku calon adik tirinya," jawab Olivia dengan senyuman kian mengembang. la begitu percaya diri dan sumringah saat mengatakannya.

"Calon adik tiri?" ulang Alexa dan pembicaraan mereka pun terhenti saat Shintia di sana.

"Tante. Selamat sore, Tante," sapa Olivia seraya bangkit berdiri dan memberikan paper bag di tangan. "Ini, ada oleh-oleh untuk Tante."

Shintia memperhatikan Olivia dan menatap paperbag di tangan Olivia dengan pandangan tak terbaca. "Maaf, tapi apa tante mengenalmu?"

"Ah, sampai lupa." Olivia mengetuk kepala. " Perkenalkan namaku Olivia dan aku anaknya papa. Raska, Tante mengenalnya, kan?"

"Raska ... jadi, kau anaknya Raska?"

Olivia mengangguk dengan senyuman kian terukir manis di bibir. "Iya, Tante. Dan ini, ayah memintaku mengantarkan ini."

Shintia menoleh menatap Satya seakan meminta izin darinya. Kemudian diterimanya paperbag itu dan melihat apa yang ada di dalamnya. "I- ini ..."

"Ayah bilang tante bisa memakainya saat pergi ke acara reuni nanti," jelas Olivia karena oleh-oleh yang diberikannya adalah sebuah gaun.

"Tapi... sepertinya aku tidak pergi," ujar Shintia dengan mengembalikan paper bag itu pada Olivia.

"He? Kenapa, Tante? Nanti biar ayahku yang jemput."

"Tidakkah kau mendengarnya? Ibu bilang dia tidak datang, jadi jangan memaksa," potong Satya.

Oliva yang mendengarnya tak lagi memaksa. " Yah... baiklah, mau bagaimana lagi? Tapi, Tante simpan saja gaunnya. Nanti bisa dipakai di lain waktu, kan." Olivia menolak saat Shintia hendak mengembalikanya. "Jangan tolak, ya, Tante."

Shintia kembali menoleh pada Satya dan melihat Satya tak berhenti menatap Olivia dengan tatapan mata yang dingin, pada akhirnya ia menerimanya. "Terima kasih. Tapi, lain kali tidak perlu repot memberi lagi," ucapnya.

"Tidak apa-apa, Tante. Aku justru senang bisa memberi calon ibu- ah, maksudku, memberi tante sesuatu. Kalau Tante mau, kita bisa jalan-jalan, menghabiskan waktu bersama di lain waktu. Tante tidak keberatan, kan?"

Shintia tak tahu harus menjawab apa. Melihat manis dan sopannya Olivia membuatnya seolah tak tega mengatakan tidak. Tapi, mengatakan ya pun terasa berat karena ia tak ingin Olivia terlalu berharap.

"Ehm." Deheman Alexa membuyarkan perhatian ketiganya, Satya, Shintia dan Olivia. Sedari tadi dirinya seolah tak dianggap dan melihat drama penjilat yang terjadi antara Olivia dan ibunya Satya. la dapat melihat dengan jelas Olivia menaruh harapan besar sementara berbanding terbalik dengan Shintia.

"Bu, sebaiknya ibu bersiap. Kita jadi ke rumah nenek Novi, kan?" ucap Satya tiba-tiba.

Shintia yang mendengarnya, menatap Satya penuh tanya. Pasalnya tak ada pembicaraan atau rencana sebelumnya mengenai itu. Namun, melihat bagaimana tatapan mata Satya membuatnya hanya mengangguk.

"Tapi... bagaimana dengan Alexa dan Olivia?" tanya Shintia yang menatap Olivia yang sedari tadi tak pernah menghilangkan senyuman dari wajah setiap kali menatapnya.

Alexa segera bangkit dari duduknya. "Kalau begitu kami pulang saja, Tante," ucapnya yang kemudian menoleh Olivia. "Bukan begitu?"

Olivia terdiam sejenak, namun pada akhirnya mengangguk. "Laipula kami bisa ke sini lagi lain kali ," ucapnya.

Setelahnya keduanya pun berpamitan dan tinggallah Satya dan Shintia yang melihat dari jendela saat keduanya memasuki mobil masing-masing.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!