Sekuel dari "Anak Tersembunyi Sang Kapten"
Ikuti saya di WA 089520229628
FB Nasir Tupar
Setelah beberapa kali mendapat tugas di luar negara, Sakala akhirnya kembali pulang ke pangkuan ibu pertiwi.
Kemudian Sakala menjalin kasih dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai Bidan.
Hubungan keduanya telah direstui. Namun, saat acara pernikahan itu akan digelar, pihak perempuan tidak datang. Sakala kecewa, kenapa sang kekasih tidak datang, sementara ijab kabul yang seharusnya digelar, sudah lewat beberapa jam. Penghulu terpaksa harus segera pamit, karena akan menikahkan di tempat lain.
Apa sebenarnya yang menyebabkan kekasih Sakala tidak datang saat ijab kabul akan digelar? Dan kenapa kekasih Sakala sama sekali tidak memberi kabar? Apa sebenarnya yang terjadi?
Setelah kecewa, apakah Sakala akan kembali pada sang kekasih, atau menemukan tambatan hati lain?
Nantikan kisahnya di "Pengobat Luka Hati Sang Letnan".
Jangan lupa like, komen dan Vote juga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga Pula
"Papa, Mama," sentak Seira terkejut, dengan muka pias. Terbongkar sudah, dia tidak bisa mengelak lagi. Tubuh Seira bergetar, karena baru kali ini ia melihat kedua orang tuanya semarah itu.
Tatapannya tajam, dengan mata sedikit memerah dan melotot. Sepertinya perbuatannya ini memang pertama kali yang membuat mereka marah.
"Ma~mama, kenapa Mama tega berkata seperti itu, aku ini anak Mama dan Papa?" Seira mempertanyakan ucapan yang dilontarkan Disti tadi.
"Kamu masih bertanya, kenapa? Di simpan di mana otak kamu selama ini, Sei? Mama dan Papa tidak percaya kamu melakukan perbuatan bodoh yang rela mengorbankan masa depanmu yang cemerlang, hanya demi dendam tantemu itu. Sekarang karirmu hancur. Kamu juga Dista, kamu harus pertanggung jawabkan semua. Aku tidak terima kamu buat anakku hancur," geram Disti seraya menarik lengan Seira dan membawanya keluar.
Dista yang tidak diberikan kesempatan untuk bicara, melongo melihat kepergian Disti dan suaminya yang membawa paksa Seira pulang. Di depan pintu keluar, Disti bertemu Refan. Mereka sempat bertegur sapa sejenak.
"Aku minta maaf atas nama istriku, Mbak, Mas," ucap dr. Refan penuh sesal. Disti dan Anggara tidak menyahut, mereka hanya memperlihatkan raut wajah sedih, setelah itu mereka berpamitan dan pulang.
Tiba di kediaman Disti, kedatangan mereka disambut kedua kakak Seira. Mereka berdua masih tenaga kesehatan juga.
Kedua kakak Seira menatap Seira tidak percaya. Adik bungsu yang mereka percayai bisa menjaga dirinya dari hal yang tidak baik, nyatanya kini orang terdekatnya yang tega menjerumuskan Seira ke dalam lubang kehancuran.
"Sudah diberi kepercayaan sama Mama dan Papa, kamu justru seperti ini Sei, kamu menghancurkan kepercayaan mereka. Ingat saat kamu enam bulan lalu meminta ingin tinggal di apartemen dengan alasan ingin hidup mandiri, sebetulnya kami, Mama dan Papa kurang setuju. Tapi, karena kamu meyakinkan bisa menjaga diri dan sikap, maka Mama dan Papa mengijinkan dan memberi kepercayaan sama kamu."
"Tapi, kini semua kepercayaan mereka, kamu hancurkan dan kamu khianati begitu saja. Kamu tega kecewakan Mama dan Papa," lanjut Aditya kakak pertama Seira yang berprofesi sebagai dokter.
"Mbak pikir, diberi kepercayaan itu dipakai dengan baik. Tapi malah bekerja sama untuk bersekongkol membalaskan dendam Tante Dista. Rupanya semakin dewasa usia, tidak menjamin semakin bijak dan baik dalam berbuat. Sangat konyol," ketus Renata kakak keduanya Seira yang sama berprofesi sebagai Bidan seperti Seira.
Seira tidak bisa berkata apa-apa ketika dihadapkan dengan kedua kakaknya yang sangat menyayangkan perbuatan yang sudah terlanjur Seira lakukan.
Setelah terbongkarnya perbuatan Seira, Disti dan Anggara tidak mengijinkan Seira pulang ke apartemennya. Mereka menahan Seira di rumah, terlebih Disti takut imbas dari kejadian ini keselamatan Seira terancam.
***
Sakala melangkahkan kaki menuju kantornya. Hari ini, dia kembali ke kantor setelah seminggu berlalu. Langkah kaki yang tegap menuju ruangannya. Sakala sebetulnya malas, di muka pintu saja sudah disambut Bu Rita salah satu rekan satu ruangan.
"Pak Saka, kami turut prihatin dengan kejadian yang menimpa Anda. Yang sabar, ya," seru Bu Rita dengan wajah yang simpatik dan ikut merasakan kesedihan yang dirasakan Sakala.
"Terimakasih banyak, Bu." Sakala membalas seraya menghampiri mejanya dan mendudukinya. Ternyata rekan di kantor Sakala justru banyak yang memberinya semangat setelah ia gagal menikah, bukan mencibir seperti bayangannya.
Berbeda dengan Seira, setelah dirinya kini dikurung di rumah, sebuah kenyataan pahit justru harus ditelannya.
Sandi tiba-tiba memutuskan hubungan kasih. Hal ini membuat Seira benar-benar dilanda stres, dia heran kenapa Sandi memutuskan hubungan tiba-tiba.
Sebuah foto pernikahan dan bukti-bukti lain Sandi kirimkan pada Seira sebagai alasan kenapa Sandi memutuskan hubungan.
"Dari siapa Kak Sandi dapat kiriman foto ino? Kira-kira siapa yang sudah mengirimkannya?" batin Seira sedih.
"Kenapa Kak Sandi putuskan hubungan kita? Kak Sandi jangan percaya begitu saja cerita orang, itu semua tidak benar. Bisa saja foto-foto itu hanya rekayasa untuk memfitnah aku, supaya aku jelek di mata Kak Sandi?" Seira mengirimkan pesan WA untuk Sandi.
"Itu bukan fitnah, tapi itu fakta. Aku sudah tahu semua yang kamu lakukan di belakang aku selama ini. Kamu sengaja menjebak seorang pria aparat, untuk sebuah balas dendam, lalu kamu gagalkan pernikahan itu dengan ulahmu sendiri. Alangkah malunya aku apabila menikahi perempuan tidak punya hati seperti kamu." Balasan Sandi cukup menohok dan menyayat hati Seira.
Seira menangis di dalam kamar karena diputuskan Sandi. Rencana pernikahan yang sudah akan dirancang kini musnah sudah bersama terbongkarnya perbuatan tidak menyenangkannya terhadap Sakala.
"Kak Sandi, jangan putuskan aku, Kak. Aku mencintai kamu," jerit Seira menangis sejadi-jadinya di dalam kamar.
***
Di tempat berbeda, keluarga Sandi tengah berkumpul. Mereka seperti baru saja selesai membicarakan sesuatu hal yang penting, sebab semua anggota keluarga berada di sana, tidak terkecuali.
"Untung saja temanmu itu menanyakan nama kekasih kakakmu itu Sen, kalau tidak, kita pasti sudah tertipu oleh wajah polos Seira. Tenaga kesehatan tapi hatinya busuk. Mama benar-benar tidak menduga," ujar Bu Sahara, mamanya Sandi merasa lega.
"Ternyata Seira tidak sebaik dugaan kita. Dia baik covernya saja, sementara dalamnya ternyata menyimpan kebusukan. Dia menjalankan misi balas dendam demi tantenya. Benar-benar bodoh. Apa yang didapat dari balas dendam itu? Hanya mempermalukan dirinya sendiri," tukas suaminya Bu Sahara ikut geram. Keluarganya merasa beruntung, sebab kabar tentang Seira lebih dulu sampai sebelum Sandi keburu menikahi Seira.
Kini Bu Sahara dan suaminya akan mendatangi kediaman orang tua Seira, untuk memutuskan hubungan antara Seira dan Sandi. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Mungkin pepatah itu yang kini pantas disematkan untuk Seira yang celaka oleh ulah sendiri.
Mohon maaf up datenya telat.... 🙏🙏
Jangan lupa dukungannya ya.... 🥰🥰🥰
kalo bikin cerita ga pernah gagal....ga banyak konflik yg berat dan ga monoton jg ceritanya..... pokoknya author the best laaah❤️