Kedamaian yang seharusnya bertahan kini mulai redup. Entitas asing yang disebut Absolute Being kini menjajah bumi dan ingin menguasai nya, manusia biasa tak punya kekuatan untuk melawan. Namun terdapat manusia yang menjadi puncak yaitu High Human. High Human adalah manusia yang diberkahi oleh kekuatan konstelasi kuno dan memakai otoritas mereka untuk melawan Absolute Being. Mampukah manusia mengembalikan kedamaian? ataukah manusia dikalahkan?. Tidak ada yang tahu jawaban nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyukasho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4: Bau Kematian
Setelah berurusan dengan Aria, Sho pergi ke daerah pasar yang ramai untuk membeli bekal perjalanan nya menuju Ibukota. Sho membeli lumayan banyak makanan untuk perbekalan nya dalam perjalanan karena dari desa Zeen menuju Ibukota Vixen perlu waktu sekitar 2 hari kalau jalan kaki. Usai membeli perbekalan Sho, memiliki ide untuk menyewa kereta kuda yang dapat mengantar nya menuju Ibukota, akan tetapi ide itu tak terwujud ketika Sho membuka dompet milik nya. "Ah... 25 koin perak mungkin bisa menyewa kereta kuda, tapi aku akan langsung jatuh miskin..." Ucap Sho kepada dirinya sendiri sembari menertawakan pahitnya kondisi finansial yang dialami nya.
Sho akhirnya pun memutuskan untuk jalan kaki saja meski perlu waktu 2 hari. Sho pun keluar dari desa Zeen melalui gerbang belakang, saat Sho melihat sekitarnya, terlihat begitu banyak karavan dan kereta kuda. Sho juga melihat Aria yang menaiki salah satu kereta kuda, Sho hanya melihat nya dari kejauhan karena Sho tidak ingin berurusan dengan nya.
"Sho... Aku mencium bau kematian menyelimuti kereta kuda yang dinaiki Inkarnasi Apollo itu." Bisik Persephone kedalam kepala Sho, suara nya masih terdengar dengan nada kesal.
Akhirnya Persephone kembali berinteraksi dengan Sho, meskipun dia masih terdengar kesal. "Jadi apa yang harus aku lakukan, haruskah aku mengikuti kereta kuda yang dinaiki oleh nya?" Tanya Sho kepada Persephone, nada bicara Sho terdengar sangat penasaran akan bau kematian yang menyelimuti kereta kuda tersebut.
"Keputusan ada di tangan mu Sho..." Jawab Persephone dengan nada yang lembut.
Persephone tidak terdengar kesal lagi, mungkin kekesalan nya sudah mereda, tapi siapa yang tahu. "Baiklah, aku akan mengikuti insting ku." Ucap Sho kepada Persephone sembari berjalan menuju kereta kuda yang di naiki Aria.
"Kemana kereta kuda ini pergi? jika kereta nya tidak penuh apakah aku boleh menumpang kedalam kereta kuda ini?" Tanya Sho kepada kusir.
"Kereta kuda ini menuju kearah Ibukota, dan harga 25 koin perak" Jawab sang kusir kepada Sho.
Show terdiam untuk sementara karena 25 koin perak adalah semua uang nya yang tersisa "Baiklah kalau begitu." Jawab Sho dengan nada sedikit pasrah sembari menyerahkan satu kantong berisi 25 koin perak kepada sang kusir.
Sang kusir menerima kantong berisi koin perak yang diberikan Sho kepada nya, dia pun membuka kantong tersebut lalu memeriksa apakah itu pas. Usai pengecekan yang tak butuh waktu lama sang kusir pun berbicara kepada Sho dan menyuruh nya untuk naik "Baiklah, kau boleh naik."
Sho pun segera naik keatas kereta kuda dan masuk kedalam nya, terlihat Aria memandang nya dengan tatapan curiga "Wah sangat kebetulan ya, kita mempunyai tujuan yang sama bahkan naik kereta kuda yang sama. Padahal saat guild kau menghindar dariku." Ucap Aria dengan nada yang kesal dan curiga.
Sho yang kesal mendengar omongan Aria pun mulai membentak Aria "Diam lah!." bentak Sho kepada Aria.
"Oh dan sekarang kau membentak ku? dasar pria aneh." Ucap Aria sembari memutar mata nya.
Tanpa mereka sadari, sedari tadi aura mereka berdua bertabrakan, seakan-akan menolak satu sama lain, mungkin ini karena hubungan Persephone dan Apollo yang buruk?.
Setelah 1 jam perjalanan yang hening dan membosankan akhirnya Aria memecah keheningan dengan mencoba untuk mengobrol dengan Sho "Namamu Sho kan? darimana kau berasal?" Tanya Aria kepada Sho, sorot mata seakan-akan nya menganalisis Sho dari atas hingga bawah.
"Aku dari Rivera." Jawab Sho kepada Aria, meskipun Sho tidak memanjang wajah Aria karena Sho sedang asyik menyaksikan pemandangan diluar kereta kuda, padahal yang terlihat hanyalah hamparan padang rumput luat.
"Wah desa yang menjadi medan pertempuran itu ya? aku takjub kau tidak mati, omong omong namaku Aria, Aria Pixis." Balas Aria kepada Sho.
Sho memalingkan wajah nya dari jendela, lalu menatap kearah Aria "Darimana kau berasal?" Tanya Sho kepada Aria.
"Aku berasal dari Rivera juga, tapi aku tinggal di daerah hutan" Jawab Aria dengan nada yang santai.
Mendengar hal ini membuat Sho curiga karena Sho menghafal hampir seluruh nama perempuan di Rivera dan tak ada satupun nama Aria yang dia ingat. Alasan Sho bisa mengingat seluruh nama perempuan yang berada di Rivera karena dia membuka toko bunga, dan sekitar delapan puluh persen pengunjung nya adalah perempuan. "Kalau begitu kenapa aku tidak pernah melihat mu berkunjung di toko bunga ku."
"Ohh! Kau pemilik toko bunga itu? alasan aku tak pernah berkunjung kesana karena adik perempuan ku yang pergi kesana hampir setiap hari, jadi aku tak punya kewajiban untuk pergi ke toko mu." Jawab Aria kepada Sho, mata nya berbinar-binar dan terlihat antusias.
"Apakah adik perempuan mu bernama Rika?, kalau benar sekarang dia ada dimana?" Tanya Sho kepada Aria, nada bicara Sho terdengar seperti khawatir.
Seketika suasana menjadi hening kembali, tak ada jawaban dari Aria seakan-akan dia sengaja menghiraukan pertanyaan Sho. yang bisa terdengar hanyalah langkah kuda dari depan. "Sho... bau kematian tercium begitu pekat dan terasa sangat dekat." Bisik Persephone kedalam kepala Sho.
Keheningan pun pecah, mendengar apa yang dikatakan oleh Persephone Sho langsung bereaksi dan menggenggam tangan milik Aria begitu erat, lalu menarik nya keluar dari kereta kuda bersama dengannya hingga mereka berdua terguling di rerumputan. "Hei! apa yang kau lakukan idiot!" Teriak Aria kepada Sho, nada nya terdengar sangat marah.
Usai Aria bertanya seketika kereta kuda yang tadinya mereka tumpangi kini meledak terkena bola api yang datang dari langit. "Aku baru saja menyelamatkan mu! dan kau malah berteriak kepadaku." Ucap Sho kepada Aria.
Kereta kuda nya terbakar habis bersama kuda nya, sang kusir pun juga ikut terbakar. Sosok Absolute Being datang dari langit dan mendarat tepat kehadapan Sho dan Aria, Absolute Being tersebut memiliki armor hitam yang mengkilap, serta perawakan yang menyeramkan, tapi aneh nya dia sendirian. Dalam informasi yang tertera, Absolute Being selalu berada didalam kelompok dan menyerang secara bersamaan, tapi yang satu ini dia sendirian.
Sho mencabut kalung yang berada di lehernya, cahaya berwarna hijau menyelimuti tangan Sho, seketika kalung tersebut berubah kembali menjadi Bident. "Tidak Ada pilihan lain. Ayo bekerja sama" Ucap Sho kepada Aria.
"Ohh? jadi itu yang ingin kau tunjukkan pada malam itu" Balas Aria kepada Sho.
Aria membuat busur berwujud bintang dari kekosongan lalu melompat mundur untuk menjaga jarak "Apollo jawab panggilan ku!" Teriak Aria sembari mengangkat tangan nya setinggi mungkin seakan akan dia mengumpulkan energi matahari, kemudian panah besar berwujud bintang muncul ditangan Aria
"Aku akan membantumu!" Ucap Aria kepada Sho sembari bersiap untuk menembak kapan saja.
"Baiklah! Aku percaya kepadamu!" Balas Sho sembari menyerang kearah Absolute Being Tersebut.
Sho menebas Bident nya, namun tak ada satupun serangan Sho yang kena. Melihat hal ini membuat Sho teringat akan sesuatu, yaitu api hijau, Sho mengumpulkan energi alam dan melapisinya kedalam Bident yang dia pegang "Persephone, berkahi aku!" Bisik Sho sembari mengumpulkan energi alam.
Cahaya hijau melapisi Bident milik nya, Sho dengan cepat menebas secara berturut -turut kearah dada Absolute Being tersebut, api berwarna hijau tepat mengenai dada Absolute Being, disusul pula dengan panah cahaya yang Aria tembakkan. "Berhasil?" Tanya Sho kepada dirinya sendiri.
"Sho aku memiliki firasat yang buruk, kau harus mundur dari pertempuran karena kau tidak punya pengalaman bertarung yang cukup." Bisik Persephone kedalam kepala Sho, suaranya terdengar khawatir.
Api hijau Sho seketika padam, serangan yang dikerahkan oleh dirinya dan Aria tidak berpengaruh terhadap Absolute Being itu. Bahkan armor miliknya pun tidak tergores, dengan penuh amarah Absolute Being tersebut mengaum sangat keras, auman nya bahkan menimbulkan gelombang udara yang sangat kuat, tiba-tiba pedang besar berwarna hitam muncul di tangan nya. "Roaaaaarr!!" Absolute Being itu mengaum keras sembari menebas pedang nya kearah Sho.
Dengan reflek yang tajam, Sho memblokir tebasan Itu dengan Bident miliknya, namun Sho seketika terpental dan terjatuh ketanah, akan tetapi tanah melunak dengan sendiri nya demi meredam rasa sakit yang diterima Sho, akan tetapi Sho masih terluka karena kekuatan yang begitu besar. "Sho!" Teriak Aria dari kejauhan.
Absolute Being tersebut bergerak secepat kilat dan kini dia sudah berada di hadapan Sho pedang hitam nya diarahkan kearah leher nya, Sho tak bisa bergerak sedikit pun karena insting nya mengatakan bahwa jika dia bergerak sedikit saja mungkin leher nya akan terpenggal. Dari balik helm, suara parau menggema "Mengapa dewi kematian memilih anak tak berguna sepertimu?" Sho menatap sosok itu, ini pertama kalinya Sho ketakutan akan sesuatu, raut wajah Sho menandakan bahwa dia benar-benar takut.
"Jangan kau berani menyentuhnya! Dia milikku!" Suara Persephone terdengar nyaring, bahkan Aria juga mendengar nya, diwaktu yang sama akar-akar yang berada didalam tanah bergerak dan menjerat kedua kaki sang Absolute Being
Aria mengambil kesempatan menembakkan satu panah cahaya besar dan sangat terang kearah sang Absolute Being yang sedang terjerat, anak panah berwujud cahaya tersebut menusuk leher sang Absolute being lalu meledak dan menciptakan tabir asap yang tebal, setelah asap perlahan menghilang. Aria terkejut karena serangan nya hanya membuat retak armor bagian leher sang Absolute Being. "Bagaimana mungkin." Suara Aria bergetar, dia syok karena serangan terkuat nya hanya membuat armor milik Absolute Being retak.
"Dasar serangga pengganggu!!" Sang Absolute Being berteriak, dia menebas akar yang menjerat kaki nya dengan pedang hitam nya lalu bergerak menuju kearah Aria dengan sangat cepat, meninggalkan Sho yang masih terduduk di tanah.
Sang Absolute Being bergerak sangat cepat, dan kini dia berada dihadapan Aria hanya dalam hitungan detik, padahal Aria sudah mengambil jarak yang cukup jauh.
"Apa ini kekuatan yang dimiliki inkarnasi sang matahari!? benar-benar menyedihkan!!" Teriak Sang Absolute Being sembari menebas pedang nya kearah Aria, namun dengan reflek yang tajam, Aria berhasil memblokir serangan yang dashyat itu meskipun dia tetap terluka berat, Aria batuk darah karena serangan tadi benar-benar sangat kuat.
Sho berusaha untuk berdiri dan menolong Aria, ia merasakan rasa sakit menyelimuti tubuh nya. Cahaya hijau yang berada di Bident menyelimuti tubuh nya, api hijau muncul dan mengobati Sho secara perlahan. "Makhluk itu benar benar monster!" Gumam Sho kepada dirinya sendiri sembari bergegas menolong Aria
Sho berlari kearah Aria, Bident Sho berubah kembali menjadi kalung. "Sho, bawa gadis itu pergi menuju hutan, aku akan melindungi kalian berdua." Bisik Persephone kepada Sho, kali ini suara nya terdengar seperti Persephone sedang marah.
Sho berlari kearah Aria, lalu dengan sigap memegang menggendong nya. "Ayo lari! mustahil bagi kita mengalahkan monster seperti itu." Ucap Sho kepada Aria yang terluka.
Sho menumbuhkan akar dari tanah dan mengendalikan nya untuk menghambat pergerakan sang Absolute Being tersebut, meskipun hampir tidak mempan, setidaknya itu dapat menghambat meskipun hanya beberapa detik. "Apa kau pikir trik yang sama akan bekerja dua kali!?" Suara parau sang Absolute Being benar benar memekikkan telinga. Tak butuh waktu 2 detik akar yang menjeratnya sudah hancur
"Tetaplah berlari Sho, alam akan memandu mu." Ucap Persephone kedalam kepala Sho.
Sho membawa Aria ke kawasan hutan liar yang jarang dimasuki warga sekitar, bahkan petualang pun enggan memasuki nya. Ketika Sho memasuki hutan agak dalam udara seketika menjadi dingin, terdengar lolongan serigala yang tidak wajar.
Absolute Being tersebut berteriak marah dan mengejar Sho dan Aria, tapi sebelum sang Absolute Being menangkap Aria dan Sho, mereka berdua sudah memasuki kawasan hutan. Dedaunan di atas mereka berdesis dalam bahasa asing. Sebuah akar raksasa menjerat Absolute Being yang mengejar, tapi sayangnya itu hampir tidak berguna. "SEMUA INI SIA-SIA!" raungnya. Pedang hitam menyala, membelah akar jadi dua. Tapi hutan tak diam, rawa-rawa tiba-tiba muncul, menghisap kaki sang pengejar.
Disusul dengan perubahan hutan yang kini berubah menjadi labirin meskipun sang Absolute Being itu berhasil keluar dari rawa-rawa, dia kini kehilangan jejak Aria dan Sho. Usai berlari menuju hutan bagian dalam, Persephone tidak lagi merasakan bau kematian "Sho, kalian berdua sudah aman." Bisik Persephone kepada nya.
Sho pun akhirnya bisa bernafas dengan teratur lagi, dia membaringkan tubuh Aria diatas akar pohon lalu melunakkan nya agar permukaan akar nya tidak kasar supaya Aria nyaman, kemudian Sho mengubah kalung miliknya kedalam bentuk Bident kembali.
Sho mengumpulkan energi alam, cahaya hijau terang muncul dan perlahan berubah menjadi api yang berwarna hijau, Api itu menjalar liar, Sho melapisi tubuh Aria dengan api hijau tersebut guna untuk mengobati nya. "Tenanglah, ini akan terasa aneh, namun kau akan sembuh." Ucap Sho sembari menenangkan Aria yang kesakitan.
Luka-luka Aria disembuhkan, bahkan kaki nya yang patah juga langsung sembuh, akan tetapi akar-akar dan pohon yang menaungi Aria kini membusuk, seakan akan Sho memindahkan energi alam kedalam tubuh Aria melalui api hijau sebagai perantara.
"Apa!? Bagaimana mungkin pohon itu membusuk.." Sho terkejut karena selama ini dia tidak tahu kalau selama ini menyembuhkan luka-luka nya adalah energi alam, selama ini api hijau hanya digunakan sebagai perantara.
"Ingatlah Sho setiap penyembuhan yang kau lakukan pasti membutuhkan pengorbanan yang setara" Bisik Persephone kedalam kepala Sho.
"Kalau begitu bagaimana jika aku menyembuhkan pohon yang membusuk ini?" Tanya Sho kepada Persephone.
"Sayangnya itu mustahil karena energi kehidupan pohon itu telah berpindah kedalam tubuh inkarnasi Apollo." Jawab Persephone terhadap pertanyaan Sho.
Sho hanya bisa terdiam dan tertegun mendengar fakta mengerikan ini. Sho berusaha untuk fokus kembali dan mencoba untuk beresonansi dengan alam untuk merasakan keadaan sekitaran nya. Sho merasakan aura kematian dari kejauhan, itu adalah sosok Absolute Being yang mengejar Sho dan Aria.
"Hei... Terima kasih karena sudah menyembuhkan ku. Kau tidak sepenuhnya menyedihkan kurasa." Ucap Aria kepada Sho sembari mencoba untuk berdiri dan mengembalikan keseimbangan tubuhnya.
Untuk sekarang Sho dan Aria memang aman karena mereka berada di hutan bagian dalam, tapi tidak ada yang tahu seberapa lama mereka bisa merasakan rasa aman, karena sosok brutal seperti Absolute Being masih mengincar mereka berdua dan memporak-porandakan hutan demi membunuh mereka berdua.
Btw bagusss bangett, aku menunggu chapter berikutnyaa/Applaud//Applaud/
sayangg lioraa🫂🫂
peluk jauh untukmu sayanggg🫂🫂
Btw Aria cantik 08 berapa neng? /Smirk//Smirk/
Semangatt terus buat authornya yaaaa
Rasanya campur aduk kayak nasi uduk, aaaa aku ga bisa ngungkapin perasaan ku dengan kata' tapi yang pasti ini KERENNN BANGETTTTT
Oiyaa, semangat terus yaa buat authornyaa /Determined//Determined/