NovelToon NovelToon
Alea Si Gadis Tersisihkan

Alea Si Gadis Tersisihkan

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kaya Raya / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Favreaa

"Kamu harus menikah dengan Seno!"

Alea tetap diam dengan wajah datarnya, ia tidak merespon ucapan pria paruh baya di depannya.

"Kenapa kamu hanya diam Alea Adeeva?"

hardiknya keras.

Alea mendongak. "Lalu aku harus apa selain diam, apa aku punya hak untuk menolak?"

***

Terlahir akibat kesalahan, membuat Alea Adeeva tersisihkan di tengah-tengah keluarga ayah kandungnya, keberadaannya seperti makhluk tak kasat mata dan hanya tampak ketika ia dibutuhkan!

----

Jangan lupa buat mampir di karya author yang kedua yaaa, judulnyaa "Pertemuan Dua Hati yang Terluka"

Happy Reading All !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Favreaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4

Sella menutup pintu kamarnya cepat begitu berhasil masuk, ia lantas mengetik pesan di ponselnya yang akan ia kirimkan pada Bianca.

"Saya punya kabar baik untuk untuk Non Bianca!" tulisnya pada pesan tersebut.

Sella terus memandangi ponselnya menunggu balasan dari Bianca.

"Katakan!"

"Alea berencana pergi dari rumah ini setelah lulus kuliah nanti. Dia sengaja diam saja saat keluarga Wicaksana menindasnya, ...," terang Sella panjang lebar persis seperti obrolannya dengan Bi Ningsih di meja makan.

Sella menutup mulutnya dengan mata terbelalak, kemudian berjingkrak kegirangan seraya berteriak dengan suara tertahan.

"Terima kasih, Non Bianca memang yang terbaik!" pujinya pada pesan terakhir yang ia kirimkan.

Sekali lagi ia melihat notifikasi uang masuk yang dikirimkan Bianca, jumlahnya cukup banyak, mendekati gajinya sebulan bekerja.

"Aku harus ke salon weekend nanti, mempercantik diri dan merawat tubuh," monolognya pada diri sendiri dengan sorot mata penuh ambisi.

Sedangkan di sebuah kamar yang memiliki ruangan cukup luas serta dinding berwarna biru muda. Terdapat tiga buah lemari pakaian juga rak-rak berbahan kayu terletak di ujung ruangan yang juga biasa di jadikan sebagai ruang ganti, serta ranjang yang berdampingan dengan meja rias, juga sebuah sekat berbahan kayu sebagai pembatas antara ruang ganti dan tempat tidur.

Seorang gadis yang tengah duduk manis di atas ranjang seraya memainkan ponsel, terkekeh membaca pesan yang baru saja ia terima.

"Dasar gadis yang bodoh! Aku akan membuatmu mengemis dan berdarah-darah untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan!" Bianca mencela sembari menyeringai.

"Kalaupun dia mampu bertahan hingga akhir. Aku hanya perlu meminta mama untuk membuat semua perusahaan mem-blacklist namanya, agar dia sadar setinggi apapun pendidikannya, takdirnya hanya akan tetap menjadi pembantu di rumah ini." Bianca terpingkal dengan semua asumsinya sendiri.

Ia tertawa terbahak-bahak membayangkan Alea yang terlunta-lunta di luar sana, karena tidak satupun perusahaan atau tempat apapun yang mau menerimanya bekerja. Alea akan merasa frustasi dan akhirnya kembali ke kediaman Wicaksana, mengemis untuk tetap diizinkan tinggal. Pada saat itu ia akan menjadikan Alea pelayan pribadinya.

"Kebodohannya benar-benar menghiburku!" ucap Bianca selanjutnya ketika tawanya reda.

Malam ini, bayangan penderitaan Alea akan menjadi pengantar tidur Bianca yang nyenyak.

***

Seperti biasa, kegiatan Alea pagi ini disibukkan dengan segudang pekerjaan rumah. Ia harus membagi tugas dengan Sella untuk membersihkan seluruh ruangan sedangkan Bi Ningsih bertugas memasak di dapur. Alea sengaja bangun pagi-pagi sekali dan lekas menyelesaikan pekerjaan rumah bagiannya, ia ingin cepat pergi ke kampus untuk berjumpa seseorang dan membicarakan mengenai pesan yang tadi malam ia terima.

"Tumben!" sindir Sella yang melihat dahi Alea sudah basah dengan keringat serta kedua tangannya yang sedang menenteng alat pel.

"Aku ada kuliah pagi, Mbak," ujar Alea.

Sella berkacak pinggang. "Jangan bohong ya kamu, Alea. Jadwal kuliahmu terpampang jelas di sana," tunjuk Sella pada selebaran kertas yang tertempel di dinding.

Raya sengaja meminta Alea memasang jadwal kuliahnya, agar semua orang bisa melihat sehingga ia tidak bisa mengelabuhi orang rumah dengan alasan kuliah supaya terbebas dari pekerjaan rumah.

"Jadwal kuliah bisa berubah sewaktu-waktu, Mbak, tergantung dosen!" jelas Alea tenang.

Sella memicing dan menatap Alea curiga.

"Kamu jangan coba-coba bohong, ketahuan Nyonya habislah kamu!"

"Sudah, Sel. Biarkan dia pergi, pekerjaan rumah bagiannya sudah selesai 'kan?" tanya Raya yang tiba-tiba menyela pembicaraan mereka.

Sella memindai Alea dengan wajah sinis. "Sepertinya sudah, Bu!"

Raya lalu meninggalkan mereka berdua, ia lebih senang jika tidak melihat keberadaan Alea di rumah. Sebisa mungkin ia selalu menghindari interaksi dengan Alea karena setiap melihatnya penghianatan Arka 20 tahun lalu kembali terngiang dan membuat perasaannya kembali terluka.

Sella juga meninggalkan Alea dan mulai bekerja. "Semangat, Non!" ucap Bi Ningsih seraya mengangkat kedua tangannya dengan gerakan memukul yang pelan.

Alea menghembuskan nafas panjang lalu mengulum senyum. "Terima kasih, Bi!"

Bi Ningsih mengangguk. "Sana, cepat bersiap. Bibi buatkan sarapan yang cepat!"

Alea tersenyum dan mengangguk lalu pergi meninggalkan Bi Ningsih setelah lebih dulu menyimpan alat pel yang tadi ia gunakan. Alea bersyukur masih ada Bi Ningsih yang peduli padanya, selamanya ia tidak akan melupakan kebaikan Bi Ningsih.

"Mana Alea, Sel. Saya belum melihatnya sepagi ini!" Arka bertanya pada Sella yang sedang menata sarapan.

"Dia sudah pergi ke kampus, Pak," jawabnya genit serta nada bicara yang ia buat manja.

Arka mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Ia lalu menarik salah satu kursi dan mendudukinya, ia letakkan kedua sikunya ke atas meja sembari menatap Sella intens dengan tangan menopang dagu.

"Bapak kenapa ngeliatin saya kayak gitu?" tanya Sella malu-malu.

"Setelah saya perhatikan, kamu cantik sekali, Sel. Wajahmu sensual mirip Ariel Tatum, lekuk tubuhmu juga sangat indah dan .... seksi!" puji Arka dengan tatapan mendamba.

"Bapak bohong, ah!" ujar Sella sedikit mendesah di ujung kalimat.

"Saya bersumpah demi adik kecil saya yang sudah bangun!" ujar Arka yang masih menggoda Sella. Ia mengedipkan sebelah matanya yang lagi-lagi dibalas senyum malu-malu oleh Sella.

"Bapak bisa aja, daerah saya jadi basah karena ucapan Bapak," balas Sella dengan jawaban yang sangat ambigu.

Wajah Arka berbinar seolah mendapat lampu hijau.

"Mas!" seru Raya dari belakang.

Adam gelagapan dan segera merubah ekspresinya menjadi datar, begitu juga dengan Sella yang segera merubah tingkahnya menjadi biasa-biasa saja.

"Kamu sejak kapan di sini?" tanya Raya dengan mata memicing curiga.

"Baru aja, Mas berniat bertanya tentang keberadaan Alea. Biasanya pagi-pagi begini dia sudah berlalu-lalang tapi sekarang aku tidak melihatnya," terang Arka bohong, niatnya turun lebih dulu memanglah menggoda janda seksi yang baru beberapa bulan menjadi asisten rumah tangga di kediaman Wicaksana.

Ekspresi wajah Raya berubah, yang semula penuh kecurigaan kini menjadi muram. "Kenapa kamu mencarinya, Mas?"

"Aku hanya khawatir Raya, semalam Mama tidak mengizinkan ia makan. Bagaimana kalau dia jatuh sakit?" ungkap Arka dengan wajah memelas.

Sella lekas melipir ke dapur menyingkir dari pasangan suami istri yang tengah berdebat tersebut, jika membahas Alea bukan tidak mungkin perdebatan keduanya akan berakhir dengan pertengkaran.

Raya menatap Arka nyalang. "Kamu jangan memulai lagi, Mas. Berhenti mencari tahu apapun yang terjadi pada anak itu, kamu hanya perlu memfokuskan perhatianmu pada Bianca!"

"Tapi Alea juga anakku, Raya. Tolong mengerti!" pinta Arka dengan wajah memelas.

Raya mendengus sebal. "Dia anakmu, bukan anakku. Jangan memintaku mengerti, karena setiap melihatnya selalu mengingatkanku atas penghianatanmu bersama ibunya!"

Arka menghela napas panjang seolah sangat merasa bersalah. "Baiklah. Mas minta maaf, Sayang. Mas janji tidak akan mengulanginya lagi."

Raya akhirnya mengangguk, wajah menyesal yang Arka tunjukkan membuatnya luluh dalam sekejap.

***

Alea yang tergesa-gesa hendak pergi ke kampus harus menunda niatnya akibat melihat wanita paruh baya sedang tergeletak di jalan raya dengan tubuh bersimbah darah.

Alea menerobos kerumunan yang tidak berani mendekat untuk menghampiri wanita paruh baya itu, ia meletakkan dua jarinya untuk memeriksa.

"Masih hidup," gumamnya. Ia memindai sekeliling.

"Pak kita harus cepat membawanya ke rumah sakit!" teriak Alea menghentikan keriuhan.

"Pakai mobil saya aja, Neng!" seorang pria paruh baya mendekat menawarkan bantuan.

Alea mengangguk, bersama beberapa orang pria yang mau membantu akhirnya Alea membawa wanita itu ke rumah sakit. Saking paniknya, Alea tak menyadari jika wanita tersebut sempat membuka matanya dan memperhatikan wajah Alea lama-kelamat sebelum akhirnya kembali jatuh tak sadarkan diri.

"Saya buru-buru, Sus. Saya akan melunasi tagihan rumah sakitnya. Ponselnya dalam keadaan terkunci jadi saya tidak bisa menghubungi keluarganya," ungkap Alea sembari menyerahkan tas milik korban.

"Baik, Bu. Kami akan memantau ponsel korban, menunggu jika ada pihak keluarga yang menghubungi."

"Terima kasih, Sus," ucap Alea yang lalu pergi meninggalkan rumah sakit.

Sepanjang perjalanan menuju kampus, Alea berulang kali menarik napasnya dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan. Tabungan yang susah payah ia kumpulkan terpakai untuk membayar biaya rumah sakit orang yang tidak ia kenal. "Sudahlah, aku berharap Tuhan menggantinya dengan yang lebih banyak."

"ALEAA!" teriak seorang gadis yang berlari ke arahnya ketika ia turun dari angkutan umum.

1
Heny
Knp setiap kejadian penganiayaan tdk direkam untuk barang bukti
Helen Gunawan
gemmas bangetttt crita baguss
Ardupi Labdhiworo Woro
alurnya bagus, ceritanya menarik walaupun banyak typo 😅
nissa
bukan nya lari dari rumah hadeh si alea
nissa
bagus alea
nissa
bagus
nissa
waduh cepat bener
nissa
tenang alea seno ganteng kok
nissa
bagus nikahkan saja agar alea terbebas
nissa
sok pd b as nget orang bukan bianca tapi alea
nissa
pintar juga akal si seno
nissa
siapa tuh
nissa
yang sabar ya alea, kasihan sekali kamu semoga ada pahlawan yang menolong mu
Desi Revani
Bener si alea kaga tau diri kan sok soan sekarang ngelawan nanti juga ngemis lagi tuh kekeluaga sampah kan pengen kasih sayang bapak tercinta
Desi Revani
Sumpah karakter nya pada tolol dihina hina si seno cuman bisa bisu kaya si alea bukanya tuh keluarga smaoah butuh duit si seno tapi si seno nya ajah diem ajah tuh di cacimaki di hina hina kan tolol uang dna kekuasaan bene rbenr ga berguna di tangan si seno dna si alea cuman bisa ngebacot dan gebacot tindkana kaga ada
Desi Revani
Sok soan ngebela ornag lain lu ajah ga sia ngelindungin diri sendiri alea tolol
Desi Revani
Kenapa fl nya ga diganti ajah si alea pasrah an di lecehin nanti juga pasrah haus kasih sayang makanya ngorban ni tubuh dan mental ancur bair ga jadi ngembel dan lunyamg lantung kepintarna nya cuman omong kosong kebernain nya jyg omong ksosmg pas dilawan balik diem ajah tuh si ale bisu kaya lumpuh ga bisa ngelwna tpai sok soan mancing amarah orang kan tolol
Desi Revani
Sumpah jijik banget sma asi alea sok kuat tapi pas berhasil mancing amarah mereka malah diem kaya patung bisu kaga punya mulut jadi pertanyaan si alea sok soan hgelawna buat apa buat di siksa terus kah yaudah bunuh diri aja mati susl ibu luh jijik alea malah jadi ebabn orang lain lu nyusahin
Desi Revani
Sok mantang ujung ujungnya kaga bisa ngelawan mati ajah sonoh sok soan nantang bapak smapha lu mampus di siska kan tol banget kepintarna jya cuman omong kosong mati alea mati
Desi Revani
Sumpah ale amati ajah lu cuman jadi patung saat di siska sok pinter tapi tolol nya malah ngerelain tubuh lu ancur mental lu rusk ga guna lu pinter tapi milih tubuh lu ancur mati ajah jijik sama karakter tolol kaya si alea
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!